IPO Watch

Net Profit Margin Rendah! IPO PPRI Layak Beli?

CNBC Indonesia Research, CNBC Indonesia
03 August 2023 13:10
Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (10/5/2023). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (10/5/2023). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
  • Gross Profit Margin dan Net Profit Margin Perseroan berada di angka yang rendah sehingga belum baik dalam memaksimalkan profit.
  • PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) menjadi pelanggan setia Perseroan.
  • Book Value PPRI berada di Rp87 dan Price Book Value 1,6.


Jakarta, CNBC Indonesia - Sektor barang baku akan kedatangan penghuni baru yakni PT Paperocks Indonesia Tbk (PPRI) yang akan melakukan Intial Public Offering (IPO) dan segera melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Harga penawaran umum berada di Rp140 per lembar saham. Penawaran umum dilaksanakan pada 2 hingga 4 Agustus 2023. Penjatahan efek dilakukan 4 Agustus 2023 dan pendistribusian saham akan dilaksanakan pada 7 Agustus 2023. Perseroan akan listing pada 8 Agustus 2023.

Jumlah saham yang ditawarkan sebanyak 2,75 juta lot atau dana IPO yang diraih berkisar Rp38,5 miliar. Market cap setara dengan Rp150,5 miliar.

Sebagai pemanis akan ada gratis waran dengan rasio waran 5:3, yang dimana setiap pembelian lima saham perdana PPRI akan mendapatkan gratis tiga waran.

Para calon investor harus memperhatikan berapa besar margin dan profit yang didapatkan Perseroan dari bisnis yang dijalankan. Kegiatan usaha yang dijalankan Perseroan saat ini adalah Perdagangan Besar Barang Dari Kertas Dan Karton. Sayangnya Gross Profit Margin dan Net Profit Margin yang diperoleh Perseroan sangatlah kecil sehingga belum maksimal dalam menghasilkan laba.

Dengan harga IPO yang ditawarkan sedikit lebih mahal, membuat para investor harus melihat secara detail untuk apa saja dana IPO yang akan di distribusikan, kinerja keuangan hingga prospek bisnis Perseroan.

Penggunaan Dana IPO

Seluruh dana yang diperoleh Perseroan dari hasil Penawaran Umum Perdana Saham, setelah dikurangi biaya-biaya emisi, akan digunakan seluruhnya untuk modal kerja Perseroan antara lain untuk membiayai persediaan seperti persediaan papercup, paperbowl, paperbag, dan paperwrap dan biaya operasional yaitu beban penjualan dan beban umum & administrasi Perseroan.

Begitu pula dana yang diperoleh Perseroan dari hasil pelaksanaan Waran Seri I seluruhnya juga akan digunakan oleh Perseroan untuk modal kerja Perseroan dalam rangka memenuhi kebutuhan operasional Perseroan yaitu persediaan dan biaya operasional antara lain beban penjualan dan beban umum & administrasi Perseroan.

Kinerja Keuangan

ppri1Foto: PPRI

Pada tahun 2022 Perseroan membukukan kerugian sebesar Rp282,5 juta, hal ini tentunya karena Covid-19 melanda. Kemudian Covid-19 mulai mereda di tahun 2021, hal ini berhasil membuat Perseroan membukukan laba sebesar Rp2,6 miliar. Peningkatan laba berangsur hingga tahun 2022 naik menjadi Rp2,9 miliar.

Peningkatan laba pada tahun 2021 dan 2022 di dorong dari peningkatan penjualan, meskipun pendapatan lain-lain menurun dibandingkan tahun 2020.

Pada laporan keuangan per 31 Mei 2023 laba Perseroan meningkat menjadi Rp1,58 miliar, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp1,2 miliar. Meningkatnya laba periode Mei 2023 didorong dari kenaikan penjualan dan pendapatan lain-lain. Selain itu turunnya beban penjualan dan pemasaran serta beban lain-lain mendorong pertumbuhan laba Perseroan.

Investor bisa melihat rincian apa saja penjualan Perseroan selama tahun 2020 hingga 2022.

ppri2Foto: PPRI

Kontribusi penjualan Perseroan didominasi oleh produk cups, bowl dan lids, kemudian disusul produk box, cartoon dan wrap serta produk tray dan bag.

Pada tahun 2020, terdapat penjualan kepada pelanggan pihak ketiga yang melebihi 10% dari jumlah penjualan yaitu PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) dan PT Fastfood Indonesia Tbk (FAST) dengan persentase masing-masing 27,06% dan 15,36%.

Kemudian pada tahun 2021, terdapat penjualan kepada pelanggan pihak ketiga yang melebihi 10% dari jumlah penjualan yaitu PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) dan PT Indomarco Prismatama dengan persentase masing-masing sebesar 19,92% dan 18,45%.

Dan pada tahun 2022, terdapat penjualan kepada pelanggan pihak ketiga yang melebihi 10% dari jumlah penjualan yaitu PT Indomarco Prismatama dengan persentase sebesar 20,27%.

Rasio Keuangan

Harga IPO yang ditawarkan PPRI lebih tinggi dibandingkan dengan harga kewajarannya, sehingga PBV nya berada di angka lebih dari satu.

Dalam menghasilkan margin, PPRI berada di angka yang rendah di 15,29%. Angka ini adalah selisih dari pendapatan dengan beban pokok pendapatannya.

Dalam menghasilkan laba bersih atau Net Profit Margin (NPM) Perseroan juga berada di angka yang rendah di 3,53%. Angka ini jauh dari NPM ideal di 10%, sehingga dalam memaksimalkan profit belum maksimal.

Return On Equity (ROE) Perseroan per 31 Mei 2023 atau selama lima bulan berada di atas rata-rata industri. Sehingga dalam mengelola modal terhadap laba bersih cukup baik.

Begitu juga dengan Return On Asset (ROA) Perseroan per 31 Mei 2023 atau selama lima bulan berada di atas rata-rata industri. Sehingga dalam mengelola aset terhadap laba bersih cukup baik.

Debt to Equity Ratio (DER) Perseroan berada di angka yang sehat di 33,34%. DER di bawah 100% menandakan total modalnya jauh lebih besar dibandingkan total hutangnya. Total modal Perseroan per 31 Mei 2023 sebesar Rp55,4 miliar, sedangkan total hutangnya per 31 Mei 2023 sebesar Rp18,5 miliar. Sehingga dalam membayar kewajiban terhadap modalnya cukup baik.

Current Ratio (CR) Perseroan cukup tinggi di 249,39%, sehingga likuiditas Perseroan sangat baik. Dalam membayar kewajiban lancar terhadap aset lancarnya cukup baik.

Kompetitor

Melihat dari para kompetitornya, beberapa emiten di industri packaging masih dominan undervalued alias murah dengan PBV di bawah satu. AKPI, EPAC, ESIP masih terpantau undervalued, sedangkan APLI dan PPRI sudah cukup mahal dengan PBV lebih dari satu.

Dalam menghasilkan margin APLI lebih tinggi dibandingkan kompetitornya meskipun harganya sudah overvalued. Begitu juga dalam menghasilkan profit APLI lebih baik dibandingkan para kompetitornya, NPM nya sudah berada di atas 10% hal ini menandakan cukup baik dalam memaksimalkan profit.

Bisnis

Kegiatan usaha yang dijalankan Perseroan saat ini adalah Perdagangan Besar Barang Dari Kertas Dan Karton. Perseroan adalah perusahaan yang melayani penjualan kemasan berbahan kertas di Indonesia yang didirikan pada tahun 2011. Perseroan berkegiatan usaha dalam bidang distribusi kemasan berbahan kertas yang aman digunakan untuk makanan dan minuman yang sering digunakan oleh restaurant dan café. Produk yang dijual oleh Perseroan sebagian besar dalam bentuk papercup, Perseroan juga menyediakan paper wrap, paper bowl, dan paper bag.

Beberapa produk yang di distribusikan oleh Perseroan dan juga pelanggan yang menggunakan jasa dari Perseroan:
- Cold Cup
- Hot Cup
- Ice Cream Cup
- Soup Cup
- Paper Bowl
- Paper Bag
- Paper Box
- Rice/Burger Wrap
- Lunch Box
- Plastic Cup

Beberapa pelanggan Perseroan dengan mayoritas pelanggan tetap membeli produk Perseroan lebih dari 10 tahun dan masih berlangsung sampai saat ini.

ppri3Foto: PPRI

Prospek Bisnis

pdbData : BPS

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, produk domestik bruto (PDB) atas dasar harga konstan (ADHK) dari industri makanan dan minuman (mamin) sebesar Rp206,19 triliun pada kuartal I 2023. Nilai tersebut tumbuh 5,33% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya (yoy) sebesar Rp195,75 triliun.

Pertumbuhan kinerja industri mamin menjadi yang terbesar keempat di antara subsektor industri pengolahan lainnya pada kuartal I 2023. Posisinya tepat di bawah industri barang logam, logam dasar, dan alat angkutan yang masing-masing naik sebesar 12,78% (yoy), 15,51% (yoy), dan 17,27% (yoy).

Menurut Kementerian Perindustrian (Kemenperin), industri mamin tumbuh seiring melandainya pandemi Covid-19 di tanah air. Terlebih, industri mamin termasuk subsektor yang konsisten berada di level ekspansi berdasarkan Indeks Kepercayaan Industri (IKI).

Dengan meningkatnya industri makanan dan minuman, hal ini akan berdampak pada sektor packaging.

Layak Koleksi Atau Tidak?

Margin yang rendah, maka dalam memaksimalkan keuntungan antara harga jual dengan biaya produksinya belum cukup maksimal. Begitu juga dengan Net Profit Margin (NPM) yang rendah, hal ini menandakan bahwa Perseroan belum mampu memaksimalkan profit.

Hal ini membuat harga IPO yang di tawarkan PPRI menjadi kurang menarik. Para calon investor harus membayar lebih mahal untuk sebuah emiten yang menghasilkan margin dan NPM rendah.


Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

(saw/saw)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation