IPO Watch

Rugi Terus & Modal Tipis, CYBR Kok Nekat IPO?

Muhammad Reza Ilham Taufani, CNBC Indonesia
01 August 2023 16:10
Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (10/5/2023). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (10/5/2023). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT ITSEC Asia Tbk (CYBR) akan segera melantai di bursa (IPO) diperkirakan pada 8 Agustus 2023. ITSEC yang bergerak dibidang keamanan (security/SEC) informasi teknologi (IT) menawarkan sahamnya yang masih rugi dengan pendapatan yang tidak pasti dan saldo laba negatif.

Kinerja keuangan negatif juga terpantau pada laporan arus kas yang mengindikasikan CYBR perlu melakukan penambahan likuiditas. Alhasil, saldo laba CYBR menunjukkan defisit. Kendati demikian, ekuitas CYBR berhasil 'disulap' menjadi positif melalui konversi utang berelasi menjadi modal pada Januari 2023.

Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan sebenarnya kesulitan dalam membayar utang dan konversi ini berhasil mengubah posisi ekuitas dari negatif pada tahun 2022 menjadi positif pada Januari 2023. Namun, CYBR yang masih mencatat kerugian menyebabkan saldo laba masih negatif dan meningkat pada Januari 2023.

Kinerja ITSEC terus bertumbuh dari tahun ke tahun. Namun, secara margin laba kotor (GPM) menunjukan adanya tren penurunan setelah memuncak tahun 2021.

GPM tahun 2021 menyentuh 45% hal ini disebabkan oleh margin segmen penjualan Indonesia dan Singapore yang berada di nilai 47%. Segmen geografis ITSEC juga menunjukkan penjualan terbesar berurutan berasal dari Indonesia, Singapore, dan Australia.

Namun, perhitungan pertumbuhan menggunakan akun pendapatan dan laba kotor ini disebabkan oleh bottomline CYBR yang menunjukkan nilai negatif.

Periode 2020-2023, ITSEC belum pernah membukukan keuntungan laba usaha. Artinya, operasional perusahaan belum mampu menghasilkan keuntungan yang disebabkan oleh tingginya beban-beban operasional (COGS dan SG&A).

Salah satu faktor pertumbuhan signifikan dari CYBR berasal dari segmen usaha pengelolaan fraud. Namun, kinerja bulan pertama tahun 2023 CYBR hanya mencatat dua pendapatan segmen usaha.

Jika tidak mencatat ketiga akun lainnya, pendapatan kemungkinan akan tergerus 34%. Hal ini akan bisa membuat kerugian perseroan semakin parah.

Lantas Mengapa CYBR IPO?

Jumlah seluruh nilai Penawaran Umum sebanyak-banyaknya Rp110 miliar. Nilai tersebut tiga kali lipat lebih dari modal yang dimiliki oleh perseroan. Nilai tersebut relatif mahal, terutama untuk perusahaan yang masih mencatatkan kerugian dan saldo laba negatif.

Pertumbuhan pendapatan ITSEC tentunya menjadi daya tarik investor membeli IPO perusahaan ini. Namun, tidak ada artinya pertumbuhan top line, jika laba bersih dan arus kas perusahaan masih negatif.

Sebab, pendapatan perusahaan tahun 2022 yang mampu bertumbuh 58% secara tahunan (yoy) malah menyebabkan kerugian membengkak. Hal ini mengindikasikan bahwa pertumbuhan kinerja diikuti dengan nilai beban yang semakin tinggi pula.

Di tengah situasi tersebut, perseroan masih agresif meningkatkan pendapatan, bukan berfokus melakukan efisiensi terlihat dari rencana penggunaan dana berikut

  • Sekitar 87% akan digunakan sebagai modal kerja untuk mendukung perluasan tim cybersecurity, membangun tim baru, serta menyewa kantor di wilayah baru. Modal kerja juga digunakan sebagai dana pemasaran, pembiayaan proyek, serta sertifikasi dan akreditasi untuk mendorong pertumbuhan pendapatan di masa depan.
  • Sekitar 13% sebagai belanja modal untuk perluasan tim cybersecurity, renovasi kantor R&D, pengembangan laboratorium cybersecurity serta pembelian peralatan dan perlengkapan laboratorium.

Kedua poin tersebut menunjukkan bahwa perusahaan akan berfokus pada peningkatan pendapatan ke depan, sehingga tidak menjanjikan adanya potensi bottom line menjadi positif. Selain itu, penggunaan modal kerja untuk penambahan pendapatan berpotensi menyebabkan beban semakin besar dan kerugian semakin parah.

Valuasi saham IPO sering terbilang sangat mahal. Namun, IPO dari ITSEC sangatlah mahal jika menggunakan valuasi relatif. Hal ini terlihat dari perbandingan harga dan modal (PBV) yang berada di nilai 4,73-4,85 kali. Artinya, harga saham setelah IPO nanti 4 kali lebih tinggi dibanding dengan modalnya.

Hal ini menunjukkan nilai yang cukup tinggi. Bahkan, dana perolehan IPO CYBR mencapai sebanyak-banyaknya Rp 110,9 miliar. Padahal, ekuitas CYBR hanya Rp35,5 miliar. Artinya dana perolehan 3 kali lebih tinggi dibanding harga modal sebelum IPO.

Tidak hanya itu, modal CYBR baru saja menjadi positif pada Januari 2023 dibanding periode sebelumnya. Jika tidak terjadi konversi utang menjadi modal, perhitungan valuasi PBV CYBR menjadi tidak relevan akibat nilai yang negatif. 

Selain itu, secara kinerja yang masih rugi, saldo laba negatif, dan tidak adanya indikasi manajemen mencatatkan laba dalam waktu dekat menjadikan perusahaan ini memiliki valuasi yang sangat mahal.

Berdasarkan hal tersebut, pembelian IPO CYBR sangatlah berisiko, mengingat kinerja keuangan yang jauh dari memuaskan dan valuasi yang mahal.

(mza/mza)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation