
ROE & ROA Rendah, IPO ERAL Belum Layak Dilirik

- Dana IPO yang akan diraih ERAL berkisar Rp383,9 miliar hingga Rp425,4 miliar, dengan market cap setara Rp1,9 triliun hingga Rp2,1 triliun.
- Dalam mengelola modal dan aset terhadap laba, ERAL belum cukup baik dengan rendahnya angka ROE dan ROA Perseroan.
- PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) akan menguasai saham ERAL sebesar 79,99% setelah IPO.
Jakarta, CNBC Indonesia - Sektor perdagangan ritel akan kedatangan pendatang baru yakni PT Sinar Eka Selaras Tbk (ERAL) yang akan melakukan Initial Public Offering (IPO) dan segera melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).
ERAL merupakan entitas anak usaha dari PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA). Setelah IPO nanti ERAA akan menguasai saham ERAL sebesar 79,99%.
IPO dilaksanakan kendati kondisi kinerja keuangan perusahaan yang kurang optimal. Hal ini terlihat dalam pengelolaan modal dan aset terhadap laba bersih ERAL cukup buruk, dapat terlihat dari rendahnya angka ROE dan ROA Perseroan. Alasan tersebut pada akhirnya membuat IPO ERAL menjadi kurang menarik di mata para calon investor.
IPO ERAL ditawarkan dengan harga penawaran awal sebesar Rp370 hingga Rp410. Penawaran awal dilaksanakan pada 14 Juli hingga 26 Juli 2023, sedangkan penawaran umum pada 2 Agustus hingga 4 Agustus 2023. Dan akan melantai di BEI pada 8 Agustus 2023.
Saham yang ditawarkan sebanyak 10,37 juta lot. Dana IPO yang akan diraih berkisar Rp383,9 miliar hingga Rp425,4 miliar. Dengan market cap setara Rp1,9 triliun hingga Rp2,1 triliun. Dan penjamin emisi IPO ERAL yakni Mirae Asset Sekuritas Indonesia dan BNI Sekuritas.
Penggunaan dana IPO ERAL sebesar 50,75% digunakan untuk entitas anak usahanya. Sebelum membeli IPO ERAL sebaiknya para calon investor perlu melihat kinerja Perseroan hingga prospek bisnis.
Penggunaan Dana IPO
Kinerja Keuangan
Laba bersih ERAL mengalami pertumbuhan sejak 2020 ke tahun 2022. Hingga laporan keuangan per 31 Januari 2023 laba ERAL masih terus mengalami pertumbuhan menjadi Rp18,9 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp11,7 miliar. Kenaikan laba didorong dari peningkatan pendapatan secara periodik.
Berdasarkan penjualan tahun 2022, segmen aksesoris, IoT, dan lainnya masih menjadi kontribusi dominan sebesar 89,76% dengan total Rp3,2 Triliun. Sedangkan untuk segmen lainnya masih di bawah 10%.
Secara wilayah penjualan ERAL pada tahun 2022 masih di topang dari wilayah tengah yakni Jabodetabek, Kalimantan, Singapura dan Malaysia.
Rasio Keuangan
Harga IPO yang ditawarkan ERAL sudah masuk dalam harga wajarnya dengan PBV satu.
Margin ERAL masih berada di bawah rata-rata industrinya di 15%. Sehingga dalam menghasilkan margin belum cukup maksimal. Gross Profit Margin (GPM) didapat dari selisih penjualan dengan beban pokok penjualan.
Dalam menghasilkan laba bersih ERAL sudah berada di rata-rata industri di 5%. Namun angka ini belum cukup maksimal karena masih di bawah angka Net Profit Margin (NPM) ideal di 10%.
Return On Equity (ROE) ERAL berada di angka yang sangat kecil hanya 2,02% saja. Angka ini jauh dari ROE rata-rata industri di 18%. Sehingga dalam mengelola modal terhadap laba bersihnya kurang efisien.
Begitu juga dengan Return On Asset (ROA) ERAL berada di angka yang cukup kecil di 1,34%. Angka ini jauh dari ROA rata-rata industri di 8%. Sehingga dalam mengelola aset terhadap laba bersih masih kurang efisien.
Debt to Equity Ratio (DER) ERAL berada di angka yang sehat di 50,49%. Jika DER di bawah 100% menandakan total modalnya jauh lebih besar dibandingkan total hutangnya. Sehingga dalam membayar kewajiban terhadap modalnya cukup baik. Hingga per 31 Januari 2023 total modal yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp934,2 miliar, sedangkan total hutangnya sebesar Rp471,6 miliar.
Current Ratio (CR) ERAL berada di angka yang tinggi 276,02%. Hal ini menandakan likuiditas ERAL cukup tinggi, sehingga dalam membayar kewajiban lancar terhadap aset lancar cukup baik.
Kompetitor
Price Earning Ratio (PER) di industri ini dapat dikatakan murah jika berada di bawah PER 15. Sehingga ERAL dan MTDL masih dapat dikatakan murah secara PER. Meski dalam menghasilkan laba belum cukup maksimal dengan Net Profit Margin (NPM) di bawah 10%. Sama halnya dengan para kompetitornya yang rata-rata NPM nya masih berada di bawah 10%.
Bisnis
PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) akan menguasai saham PT Sinar Eka Selaras Tbk (ERAL) sebesar 79,99% setelah IPO. Bisnis ERAL bergerak di bidang perdagangan besar komputer dan perlengkapan komputer, alat olahraga, peralatan telekomunikasi dan pakaian.
Layak Beli Atau Tidak?
Harga IPO yang ditawarkan ERAL saat ini sudah berada di atas harga wajarnya dengan PBV lebih dari 1 kali harga buku, sehingga menjadi tidak menarik. Selain itu, dalam mengelola modal dan aset terhadap laba bersih, ERAL belum maksimal. Hal ini dapat dilihat dari kecilnya angka ROE dan ROA Perseroan. Sehingga para calon investor harus mempertimbangkan kembali untuk membeli IPO ERAL.
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(saw/saw)