
Gencar Ekspansi Tembakau Tanpa Asap, Prospek HMSP Cerah

1. HMSP ekspansi produk tembakau tanpa asap IQOS dengan merek HEET dengan destinasi pasar Asia Pasifik.
2. HMSP mendukung pemberdayaan UMKM melalui anak usahanya yakni PT SRC Indonesia Sembilan (SRCIS) khususnya toko kelontong yang tergabung ke dalam Sampoerna Retail Community (SRC).
3. Kepemilikan saham HMSP oleh PT Philips Morris Indonesia sebesar 92,50% dan masyarakat hanya 7,50% saja.
Jakarta, CNBC Indonesia - PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) milik grup rokok terbesar dunia, Philip Morris International Inc, mulai melakukan ekspansi produk tembakau tanpa asap IQOS dengan merek HEET.
Dengan produk terbarunya HMSP ini digadang-gadang dapat menopang kinerja HMSP ke depan. HMSP baru saja selesai melewati periode kuartal II 2023, saat ini investor telah menanti hasil dari kuartal II 2023 HMSP.
Pada kinerja kuartal I 2023 HMSP mampu mencatatkan kenaikan kinerjanya. Pada laba bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk melesat 12,80% menjadi Rp2,1 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp1,9 triliun.
Kenaikan laba bersih didukung oleh peningkatan pendapatan pada kuartal I 2023 sebesar 3,08% menjadi Rp26,9 triliun dair periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp26,1 triliun.
Secara margin terdapat peningkatan pula pada kuartal I 2023 menjadi 18,01% dari sebelumnya 16,28%.
Sejak tahun 2010 HMSP masih rajin membagikan dividen hingga tahun buku 2022 yang dibayarkan pada tahun 2023. Pembagian dividen ini tentu sejalan dengan kinerja HMSP yang masih terus mencetak laba dari periode ke periode.
Kinerja Keuangan
HMSP mencatatkan kenaikan kinerja pada kuartal I 2023 dengan laba bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk melesat 12,80% menjadi Rp2,1 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp1,9 triliun.
Kenaikan laba bersih didukung oleh peningkatan pendapatan pada kuartal I 2023 sebesar 3,08% menjadi Rp26,9 triliun dair periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp26,1 triliun.
Secara margin terdapat peningkatan pula pada kuartal I 2023 menjadi 18,01% dari sebelumnya 16,28%. Hal ini berarti HMSP berhasil melakukan efisiensi pada beban pokok penjualannya di iringi dengan peningkatan pendapatan.
Penjualan HMSP masih ditopang penuh dari penjualan lokal. Untuk ekspor HMSP berada di asia pasifik.
Margin pada HMSP meningkat karena adanya efisiensi dari beban pokok pendapatan pada kuartal I 2023. Jika melihat rinciannya, salah satunya terdapat pemangkasan pada biaya upah lainnya menjadi Rp412,6 miliar dari sebelumnya Rp421,9 miliar.
Selain itu lebih sedikitnya persediaan barang jadi dan barang dagangan awal serta pemakaian persediaan barang jadi dan barang dagangan akhir yang lebih besar ikut menopang margin HMSP.
Untuk biaya bahan baku dan overhead pabrik meningkat. Begitu juga pita cukai yang meningkat pada kuartal I 2023 karena Kementerian Keuangan memutuskan untuk menaikan tarif cukai hasil tembakau (CHT) alias cukai rokok mulai 1 Januari 2023 dengan rata-rata 10%.
Cukai untuk golongan Sigaret Kretek Tangan (SKT) naik sekitar 4,8%, sementara Sigaret Putih Mesin (SPM) naik hingga 12% di tahun 2023.
Kemenkeu juga menaikkan Harga Jual Eceran Minimum (HJE) tahun 2023-20 24 sebesar 7,9% hingga 10% untuk kategori tingkat satu. HJE yang lebih tinggi akan menghasilkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang lebih tinggi.
Untuk produsen rokok di bawah tingkat 1, kenaikan HJE yang lebih tinggi mulai dari 10% sampai 20%. Kenaikan secara bertahap mengarah pada harga jual atau Average Selling Price (ASP) yang lebih tinggi dan mengurangi keterjangkauan produk rokok di bawah tingkat satu.
Rasio Keuangan
Price Earning Ratio (PER) sektor rokok bisa dikatakan murah jika di bawah PER 20 sehingga PER HMSP saat ini masih terbilang undervalued alias murah.
Gross Profit Margin (GPM) HMSP berada di angka yang cukup baik untuk sektor rokok di 18,01%. Angka ini adalah selisih pendapatan dengan beban pokok pendapatan.
Net Profit Margin (NPM) di atas 5% sehingga dalam menghasilkan laba bersih sudah cukup baik.
Return On Equity (ROE) cukup tinggi di 28,48%. Sehingga dalam mengelola modal terhadap laba bersih cukup efisien dan baik.
Return On Asset (ROA) cukup tinggi pula di 16,40%. Sehingga dalam mengelola aset terhadap laba bersih cukup efisien dan baik.
Debt to Equity Ratio (DER) HMSP cukup sehat di bawah 100%. Hal ini total modal HMSP jauh lebih besar dibandingkan total hutangnya. Total modal HMSP per 31 Maret 2023 sebesar Rp30,3 triliun sedangkan total hutang HMSP per 31 Maret 2023 sebesar Rp22,3 triliun. Sehingga dalam membayar kewajiban terhadap modalnya cukup baik.
Bisnis
PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) bergerak dalam bidang manufaktur dan perdagangan rokok dan investasi di perusahaan lain. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1913 di Surabaya, sebagai industri rumah tangga. Pada tahun 1930, industri rumah tangga ini resmi diorganisir dengan nama NVBM Handel Maatschapij Sampoerna.
Perusahaan ini sebelumnya dimiliki oleh keluarga Sampoerna, namun sejak Mei 2005 kepemilikan mayoritasnya berpindah tangan ke Philip Morris International, perusahaan rokok terbesar di dunia dari Amerika Serikat, mengakhiri tradisi keluarga yang melebihi 90 tahun.
Merek besar yang dimiliki HMSP : marlboro, dji sam soe, sampoerna, philip morris, panamas, L&M Mild dan tembakau bebas asap IQOS.
Selain memiliki merek besar, HM Sampoerna juga memiliki berbagai produk dari anak perusahaannya, berbagai segmen seperti rokok kretek, rokok low tar low nikotin, dan lain-lain, demi kebutuhan pasar dengan harga terjangkau. Sebagian besar merek mungkin hanya tersedia di wilayah tertentu. Merek tersebut seperti bokormas, drogo, braja, segara, terbit, roar, kama, katon, blake, bhumi, oepet, selera hijau dan lainnya.
Prospek Bisnis
HMSP mendukung pemberdayaan UMKM melalui anak usahanya yakni PT SRC Indonesia Sembilan (SRCIS) khususnya toko kelontong yang tergabung ke dalam Sampoerna Retail Community (SRC).
Melalui SRC, Perseroan membantu memberdayakan toko kelontong melalui pembinaan secara langsung, peningkatan kapasitas, pengembangan usaha, ekspansi pasar, dan digitalisasi.
Toko-toko kelontong SRC terdapat Pojok Lokal yang didedikasikan bagi UMKM di sekitar toko untuk membantu memasarkan produknya. Dengan demikian, kehadiran toko kelontong SRC juga dapat memberikan nilai tambah bagi lingkungan sekitarnya.
Untuk membantu toko kelontong mengembangkan usahanya, Perseroan menghadirkan ekosistem digital aplikasi AYO SRC.
Dukungan dari Perseroan untuk UMKM ini sudah dimulai sejak 2008 dan terus berkembang hingga saat ini. Hingga akhir 2022, Toko Kelontong SRC telah berkembang dengan signifikan di seluruh Indonesia yakni mencapai 225 ribu anggota.
HMSP ekspansi produk tembakau tanpa asap IQOS dengan merek HEET. HMSP telah merealisasikan investasi sebesar US$186 juta atau sekitar Rp2,79 triliun (kurs Rp14.990/US$1 per tanggal 27 Juni 2023) untuk penyelesaian pabrik produk tembakau tanpa asap IQOS dengan merek HEET.
HMSP melakukan ekspor perdana produk HEETS dengan destinasi pasar Asia Pasifik. Ekspor perdana produk tembakau inovatif bebas asap adalah ke Malaysia dan Filipina. Selanjutnya, HMSP merencanakan ekspor ke 40 negara lain.
Pabrik yang berlokasi di Karawang, Jawa Barat tersebut telah beroperasi sejak kuartal IV/2022 dan memproduksi khusus untuk pasar ekspor maupun domestik.
Perseroan mengatakan bahwa produk tembakau tanpa asap dikembangkan berdasarkan penelitian ilmiah dengan pendekatan pengurangan bahaya. Philip Morris International telah mengembangkan ragam produk tembakau inovatif bebas asap tanpa proses pembakaran sebagai upaya memperkenalkan alternatif bagi perokok dewasa.
Saat ini, produk bebas asap Philip Morris sudah tersedia di 70 pasar di seluruh dunia. IQOS sendiri telah diperkenalkan di Indonesia melalui skema uji pasar terbatas sejak 2019 dan tersedia di kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Surabaya, Denpasar, Bandung, Medan, Pekanbaru, Palembang, Makassar, Balikpapan, dan Samarinda.
Dalam peresmian fasilitas produksi dan pelepasan ekspor perdana HMSP, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa pengembangan industri pengolahan tembakau yang inovatif terus didorong pemerintah sekaligus diharapkan dapat meningkatkan investasi.
Industri Pengolahan Tembakau juga memiliki multiplier effect yang luas dan menjadi salah satu sektor penyerap tenaga kerja yang cukup tinggi.
Investasi yang dilakukan HMSP diharapkan dapat memberi dampak positif dalam mendorong inovasi, serta penciptaan nilai ekonomi pada banyak sektor antara lain sektor UMKM, ritel tradisional, dan kemitraan dengan petani.
Layak Koleksi atau tidak?
Peningkatan kinerja ditengah kenaikan tarif cukai pada kuartal I 2023 membuktikan bahwa produk HMSP masih tinggi peminat. Serta produk IQOS yang sedang dikembangkan oleh HMSP akan berdampak baik kepada Perseroan untuk bisnis ke depan. Sehingga dari sisi bisnis rokok HMSP masih cukup menarik. Selain itu kepemilikan saham HMSP oleh PT Philips Morris Indonesia sebesar 92,50% dan masyarakat hanya 7,50% saja.
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(saw/saw)