Wah! Orang RI Makin Doyan Main Deposito Dolar

mae, CNBC Indonesia
26 June 2023 15:15
Pekerja pusat penukaran mata uang asing menghitung uang Dollar AS di gerai penukaran mata uang asing Dolarindo di Melawai, Jakarta, Senin (4/7/2022). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi dolar Amerika Serikat (AS). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Masyarakat Indonesia semakin gemar menaruh uang dalam simpanan berjangka atau deposito, terutama dalam denominasi valuta asing (valas).

Data Bank Indonesia (BI) menunjukkan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK), simpanan berjangka pada Mei tahun ini tercatat Rp 2.931,8 triliun. Nilai tersebut naik 8,2% (yoy) pada Mei 2023, melesat dibandingkan pada April yang tercatat 5,5%.

Simpanan berjangka atau deposito valas pada Mei tercatat Rp 305,1 triliun atau naik 15,1%. Jumlah tersebut naik drastis dibandingkan pada April yang tumbuh 10,3%.
Nominal deposito valas juga melonjak pada Mei. Dalam setahun ada peningkatan nominal deposito valas sebesar Rp 40,2 triliun dari Rp 264,9 triliun pada Mei 2022 menjadi Rp 305,1 triliun pada Mei tahun ini.
Dalam sebulan, deposito valas bertambah Rp 2,8 triliun.

Tabungan dalam denominasi valas tercatat Rp 176,7 triliun atau tumbuh 1,4% (yoy) pada Mei 2023. Pertumbuhan tersebut jauh lebih lambat dibandingkan April yang tercatat 7,5%.

Dilihat dari nominal, jumlah tersebut naik Rp 2,5 triliun dalam setahun tetapi turun Rp 12,4 triliun dalam setahun.
Dilihat dari atas maka ada pergeseran dalam DPK valas. Masyarakat Indonesia lebih memilih untuk menaruh deposito valas dan mengurangi tabungan valasnya.

Sebagai catatan, tabungan merupakan jenis simpanan yang bisa diambil kapan saja tetapi deposito memiliki masa simpan pada periode tertentu.

Peningkatan deposito valas bisa disebabkan oleh keinginan masyarakat untuk memiliki simpanan yang bisa digunakan dalam jangka panjang, seperti untuk persiapan haji.
Peningkatan deposito valas kemungkinan juga berkaitan dengan kebijakan term deposit Devisa Hasil Ekspor (DHE) Bank Indonesia.

Seperti diketahui, BI mulai melakukan operasi moneter term deposit DHE untuk menarik devisa yang disimpan eksportir di luar negeri, sejak Maret tahun ini.

Sementara itu, DPK dalam denominasi rupiah tercatat Rp 6.644,8 triliun pada Mei tahun ini. Jumlah tersebut naik 5,3% (yoy), naik tipis dibandingkan pada April yang tercatat 5,0%.

Tabungan dalam denominasi rupiah tercatat Rp 2.416 trliun atau naik 3% (yoy).
Deposito dalam denominasi rupiah tercatat Rp 2.626,7 triliun atau naik 7,5% (yoy) pada Mei 2023. Kenaikan tersebut lebih tinggi dibandingkann pada April yang tercatat 4,9% (yoy).

Data Uang Beredar juga menunjukkan pertumbuhan kredit mulai meningkat. Kredit tumbuh 9,4% (yoy) pada Mei tahun ini, dari 8,1% dibandingkan April 2023.

Pelemahan kredit terjadi di semua kelompok baik kredit investasi, kredit modal kerja, dan kredit konsumsi.

Kredit investasi tumbuh 11,6% (yoy) pada Mei 2023, naik dibandingkan pada April yang tercatat sebesar 9,1%. 
Kredit modal kerja tumbuh 8% (yoy) pada Mei 2023, naik dibandingkan pada April yang tercatat sebesar 7,1%.
Kredit konsumsi tumbuh 9,4% (yoy) pada Mei, tertinggi setidaknya sejak 2020.

Secara keseluruhan, uang beredar dalam arti luas (M2) pada Mei 2023 menembus Rp Rp 8.332,3 triliun atau tumbuh 6,1% (yoy). Pertumbuhan tersebut lebih tinggi dibandingkan April yang tercatat 5,6%.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(mae/mae)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation