
3 Tahun Pandemi, Prabowo Habiskan Uang Triliunan Beli Senjata

Jakarta, CNBC Indonesia - Media asing menyoroti pembelian 12 jet tempur RI Mirage 2000-5 buatan Prancis yang sebelumnya digunakan Qatar. Hal ini setidaknya dimuatReutersdan dilansirChannel Newa Asia (CNA).
Pembelian disebut tetap dilakukan meski muncul kritik dari anggota DPR. Parlemen mengatakan pesawat tersebut sudah terlalu tua.
Pembelian jet tempur yang dilakukan Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto sendiri itu bernilai US$792 juta atau hampir Rp12 triliun. Pembelian dilakukan melalui agensi perdagangan Excalibur International, unit perusahaan pertahanan Ceko Czechoslovak Group (CSG) pada Januari.
Pesawat sendiri akan dikirim ke Indonesia dalam waktu 24 bulan dari tanggal pembelian tersebut. Menurut Juru Bicara Kementerian Pertahanan Edwin Adrian Sumantha, bukan tanpa alasan ini dilakukan.
"RI membutuhkan jet tempur yang dapat dikirimkan dengan cepat untuk menutupi penurunan kesiapan tempur armada TNI AU (Angkatan Udara)," tegasnya.
Indonesia sebelumnya telah lama berusaha untuk merombak armada udaranya yang sudah tua, termasuk jet tempur F-16 buatan AS dan Sukhoi Su-27 dan Su-30 Rusia.
Kemhan mengatakan rencana untuk mengganti jet F-5 Tiger dengan Su-35 telah terhambat oleh sanksi AS terhadap Rusia, menambahkan bahwa RI memiliki rencana lain untuk meningkatkan armadanya tetapi itu akan memakan waktu.
RI sebelumnya mengumumkan rencana untuk membeli 11 jet Su-35 dari Rusia pada tahun 2017. RI juga mendapatkan kesepakatan untuk memesan 42 jet tempur Rafale senilai US$8,1 miliar pada Februari.
Melansir dari data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, impor senjata militer Indonesia mencapai 75 ton dengan nilai US$69,42 juta pada 2022. Angka ini naik 7,06% dibandingkan pada tahun sebelumnya yang sebanyak 70 ton sebesar US$67,29 juta.
Berdasarkan data di atas, sejak tahun 2012 Indonesia tak pernah absen mengimpor senjata militer dari negara lain. Bisa kita lihat, impor paling tinggi terjadi pada 2016 dengan total volume mencapai 992 ton dengan nilai impor sebesar US$ 257,2 juta.
Kemudian setelah tingginya impor di tahun 2016, hingga tahun 2022 impor menunjukkan 'relaksasi'. Pada dasarnya, Melihat trennya, impor alutsista dengan HS 9301 tersebut berfluktuasi dalam satu dekade terakhir.
Impor senjata memang tidak hanya dilakukan oleh Kemhan tetapi juga kepolisian serta instansi lain yang diberi ijin. Namun, harus atas ijin Kemhan. Sebagian besar senjata yang diimpor juga digunakan Kemhan sesuai tugasnya menjaga pertahanan Indonesia
Permenhan Nomor 12/2020 disebutkan kegiatan ekspor, impor pembelian, penjualan, produksi, pemilikan, penggunaan, penguasaan, pemuatan, pembongkaran, pengangkutan, penghibahan, peminjaman, pemusnahan senjata api standar militer dan amunisinya diperlukan izin yang ditandatangani Menteri
Impor senjata yang diizinkan Menteri Prabowo (2020-2022) sudah menembus US$ 231,68 juta hanya dalam kurun waktu tiga tahun. Bila dirupiahkan angkanya menembus Rp 3,47 triliun.
Sebagai catatan, pada periode tersebut merupakan tahun pandemi. Pada awal pandemi yakni 2020, impor senjata bahkan menembus US$ 94,97 juta atau sekitar Rp atau Rp 1,4 triliun yang merupakan angka tertinggi dibandingkan tiga tahun sebelumnya.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(aum/aum)