
Meski Hampir "Bangkrut", Anggaran Militer AS Tetap Naik Terus

Oleh karena itu, anggaran yang digelontorkan juga jadi sangat tinggi, dalam skala global anggaran militer AS menjadi yang tertinggi dibandingkan negara lain, menurut laporan International Institute for Strategic Studies (IISS), posisi AS menjadi yang tertinggi setelah China dan Inggris pada 2021.
Sebagai negara yang terkenal ikut campur urusan negara lain, AS mengikuti konflik yang terjadi di belahan dunia. Pada 2016 - 2020 lalu produksi senjatanya sebanyak hampir setengah atau mencapai 47% dikirimkan ke Timur Tengah pada 2016 - 2020 lalu.
Konflik atau perang antara beberapa negara yang terjadi di Timur Tengah hingga yang terbaru antara Rusia-Ukraina menjadi momentum yang justru dimanfaatkan oleh AS dalam mendulang keuntungan.
Saat perang terjadi, peralatan perang hingga bantuan pasukan militer menjadi lebih dibutuhkan. Sebagai negara dengan anggaran militer terbesar, tentu AS memiliki personel militer yang terlatih dan peralatan canggih yang ditakuti dunia.
Tak diragukan memang kekuatan militer AS berada di peringkat 1 dari 138 negara-negara menurut Global Firepower pada 2020. Hingga saat ini, belum ada negara lain yang benar-benar bisa mengancam kekuatan militer AS dengan total personel aktif mencapai 1,39 juta tentara.
Perlu diketahui, AS memiliki sejumlah perusahaan pembuatan peralatan militer hingga kendaraan tempur seperti Lockheed Martin Corp, United Technologies Corp, dan General Dynamic.
Masing-masing dari perusahaan tersebut memiliki hasil produksi senjata yang berbeda, seperti Lockheed Martin Corp yang dikenal sebagai perusahaan pembuat pesawat tempur antara lain jet tempur F-16, F-22, dan F-35
Kemudian, ada United Technologies yang merancang dan menjual sistem canggih untuk helikopter militer, sistem autopilot, dan sistem senjata berpemandu laser. Ada pula General Dynamics yang dikenal sebagai perusahaan pembuatan senjata rudal, kapal perang, kapal selam, dan roket.
Anggaran yang besar juga senada dengan total belanja militer nya, tak tanggung-tanggung belanja nya mencapai US$ 877 miliar pada 2022, malah lebih tinggi dibandingkan anggarannya sebesar US$ 778 miliar.
Total belanja yang tinggi tersebut juga merupakan yang terbesar di dunia atau setara 39% dari belanja militer global dan hampir tiga kali lipat dari belanja militer China pada tahun yang sama.
Perang Rusia-Ukraina menjadi faktor belanja militer di 2022 melonjak signifikan, akumulasi bantuan militer AS ke Ukraina di sepanjang 2022 tercatat mencapai US$ 19,9 miliar. Ini merupakan bantuan militer terbesar yang diberikan suatu negara ke negara lainnya sejak Perang Dingin.
Alokasi belanja militer lainnya sekitar US$ 295 miliar dialokasikan untuk operasi dan perawatan militer, kemudian untuk pengadaan serta riset pengembangan sebesar US$ 264 miliar, dan untuk personel militer sebanyak US$ 167 miliar.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(tsn/tsn)