Bebaskan Dunia dari "Cengkeraman" China, AS Cs Susun Kekuatan

mae, CNBC Indonesia
24 May 2023 14:40
(L to R) European Council President Charles Michel, Italy's Prime Minister Giorgia Meloni, Canada's Prime Minister Justin Trudeau, France's President Emmanuel Macron, Japan's Prime Minister Fumio Kishida, US President Joe Biden, Germany's Chancellor Olaf Scholz, Britain's Prime Minister Rishi Sunak and European Commission President Ursula von der Leyen pose for a family photo as they pay a visit to Itsukushima Shrine on Miyajima island, near Hiroshima, during the G7 Summit Leaders' Meeting on May 19, 2023. (Photo by JAPAN POOL / JIJI PRESS / AFP) / Japan OUT
Foto: AFP/JAPAN POOL
  • Dominasi China di bidang perdagangan membuat kelompok G7 gerah dan mengeluarkan inisiatif untuk mengurangi dominasi Tiongkok
  • Dominasi China terhadap hubungan dagang dan investasi di kelompok G7 makin kuat
  • Kelompok G-7 menilai China kerap memberlakukan "coercion" atau paksaan terhadao mitra dagang mereka

Jakarta, CNBC Indonesia - Dominasi China di bidang perdagangan, investasi, hingga politik mulai membuat kelompok negara kaya G-7 gerah. Mereka pun merapatkan barisan untuk membendung "economic coercion" yang dilakukan Beijing.

"Economic coercion" yang dilakukan China menjadi pembahasan utama dari pertemuan kelompok G-7 - Amerika Serikat (AS), Jepang, Kanada, Italia, Prancis, Jerman, dan Inggris- di Jepang sejak pekan lalu.

Mereka melihat "economic coercion" China sudah terlalu kencang sehingga harus "dikendalikan".

Coercion secara harfiah bisa diartikan sebagai upaya mengendalikan pihak lain melalui kekuatan atau ancaman. Coercion bisa dilakukan melalui tekanan, pemaksaaan kekuatan, hingga pembatasan.


Kelompok G-7 mengatakan China sudah berkali-kali menggunakan kekuatannya untuk "menghukum" negara lain di sektor perdagangan karena ketidaksukaannya.

Tiongkok memberi 13 sanksi perdagangan yang berat kepada Korea Selatan karena membiarkan AS membangun sistem pertahanan rudal Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) pada 2016.

China menutup setidaknya 85 toko milik raksasa Korea Selatan Lotte serta menekan pasar penjualan Hyundai motor hingga berkurang 44%.

Australia juga mendapat sanksi berat dari China setelah menuding Beijing ada di balik penyebaran wabah Covid-19.  China melarang impor batu bara dari Australia sejak akhir 2020 dan baru membukanya kembali pada awal tahun ini.

China juga memutus ekspor Lithuania setelah negara kawasan Baltik tersebut mengizinkan dibukanya kedutaan Taiwan.

Pemimpin G-7 pada Sabtu pekan lala (20/5/2023) sepakat untuk mengambil inisiatif baru untuk melawan "economic coercion" China.

Inisiatif bernama Coordination Platform on Economic Coercion tersebut memang belum memberi gambaran jelas seperti apa kebijakan G-7 dalam menghadang China. Yang pasti, mereka akan berbagi informasi dan menggelar pertemuan regular untuk berkonsultasi.

"Dunia telah menghadapi meningkatnya insiden economic coercion yang mengganggu. Tindakan ini bermaksud untuk mengeksploitasi kerentaa ekonomi," tulis statement pemimpin G-7, dikutip dari Reuters.

China Mencengkeram Ekonomi AS dan Sekutunya


Namun, upaya G-7 untuk menghadang dominasi China diyakini akan Sulit. Profesor ekonomi Keio University Tokyo, Sayuri Shirai, menjelaskan langkah tersebut justru bisa membahayakan.

Pasalnya, China juga memiliki hubungan dagang yang erat dengan banyak negara, termasuk Kanada, Jepang, hingga AS.

Tiongkok juga menjadi penguasa ekspor dunia dengan share mencapai 14,7% sementara saingan terdekatnya AS hanya 8%. Negara Tirai Bambu juga memiliki pasar besar yang menjadi incaran banyak negara di dunia.

"PDB (Produk Domestik Bruto) China akan melewati AS dalam beberapa dekade ke depan. China juga memiliki pasar yang sangat besar. Memiliki akses ke pasar China jelas menjadi sangat penting bagi negara-negara maju," tutur Shirai, kepada Al Jazeera.

Jepang selama ini memang menjadi aliansi kuat AS tetapi Negeri Sakura juga harus berhati-hati mengingat besarnya investasi Jepang di China.

Dalam catatan Kepabeanan China, AS dan Jepang masuk dalam tiga besar mitra utama Tiongkok. AS adalah mitra dagang utama disusul dengan Korea Selatan dan Jepang.

Secara kawasan, ASEAN masih menjadi mitra terbesar perdagangan Tiongkok disusul dengan Uni Eropa.

Ekspor China ke AS menembus US$ 581,78 miliar atau sekitar Rp 8.661 triliun sementara impor tercatat US$ 177,64 miliar (sekitar Rp 2.644 triliun) pada 2022.

Dibandingkan pada 2018 atau dalam empat tahun, ekspor China ke AS melonjak 21,6% sementara impor Tiongkok dari AS hanya naik sekitar 15%.
Ekonomi AS juga dicengkeram besarnya kepemilikan Tiongkok terhadap surat utang pemerintah AS.

Tiongkok adalah pemegang terbesar surat utang pemerintah AS setelah Jepang.  Kepemilikan surat utang AS yang dipegang China menembus US$ 859,4 miliar per Januari 2023.

Cengkeraman China juga semakin nyata di Eropa. Jerman sebagai motor ekonomi Eropa juga tak bisa lepas dari cengkeraman China.

Ekspor Jerman ke China mencapai US$ 111,40 miliar pada 2022, meningkat 4,8% dari US$ 106,33 pada 2018.

Sebaliknya, ekspor China ke Jerman melonjak 50% menjadi dari US$ 77,55 pada 2018 menjadi US$ 116,23 miliar pada 2022.

Inggris, Jerman, dan Prancis kini menjadi tujuan utama investor China. Investasi China di Eropa meningkat menjadi 10,6 miliar euro pada 2021, naik dari 2020.

Data BBC yang merujuk pada Bloomberg menunjukkan pada 2019 saja, China setidaknya menguasai empat bandara dan enam pelabuhan di Eropa.

Investasi China di 30 negara Eropa 45% lebih besar dibandingkan AS.

Setidaknya 20 negara Eropa sudah bergabung dalam misi besar China dalam Belt and Road Initiative.

Kanselir Jerman Olaf Scholz bahkan membuat petinggi Eropa khawati karena membuat langkah tidak populer dengan mendorong pembelian saham Hamburg port terminal oleh China Ocean Shipping Co (COSCO).

Olaf bahkan tidak mendengarkan keberatan Negara Barat. Termasuk di dalamnya AS yang berharap pembelian dibatalkan. COSCO akhirnya diizinkan membeli saham tapi hanya 25%, dari 35% yang diusulkan.

AS sebenarnya sudah beberapa kali melawan dominasi China dengan memberlakukan kenaikan tarif impor atau melarang ekspor produk tertentu.

Terbaru, AS membuat Beijing meradang karena melarang ekspor chips ke China.

Jepang dan Belanda juga sudah mengikuti langkah AS dengan membatasi ekspor teknologi tinggi ke China. Keputusan ini muncul di tengah upaya AS untuk membentuk persatuan dengan sekutu dalam perang chip dengan Beijing.

China jelas tidak tinggal diam dengan inisiatif kelompok G-7 mengenai tudingan "economic coercion". 

Surat kabar pemerintah China, Global Times, menyebut pertemuanG-7 sebagai lokakarya anti-China. Julukan ini muncul sehari setelah Beijing memanggil utusan Jepang dan memarahi Inggris karena pernyataan pada pertemuan tersebut.

Deklarasi G7 yang dikeluarkan pada Sabtu (20/5/2023) lalu menekankan soal China dalam isu-isu termasuk Taiwan, senjata nuklir, pemaksaan ekonomi dan pelanggaran hak asasi manusia. Mereka juga menggarisbawahi ketegangan antara Beijing dan kelompok negara-negara kaya termasuk Amerika Serikat (AS).

"AS sedang berusaha keras untuk menjalin jaring anti-China di dunia Barat," kata Global Times dalam tajuk rencana berjudul 'G7 telah turun menjadi lokakarya anti-China' yang terbit pada Senin (22/5/2023), sebagaimana dikutip dari Reuters.



CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


(mae/mae)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation