
Biden - McCarthy "Ngopi Bareng" Lagi, Rupiah Bakal Liar!

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah menguat 0,23% melawan dolar Amerika Serikat (AS) awal pekan kemarin. Sementara pada perdagangan Selasa (23/5/2023) perhatian tertuju pada pertemuan Presiden AS Joe Biden dengan Ketua DPR AS Kevin McCarthy yang kembali mengadakan pertemuan.
Sikap keduanya mulai sama, optimistis akan tercapai kesepakatan tetapi masih ada yang harus diselesaikan.
"Kami masih memiliki beberapa ketidaksepahaman, tetapi saya pikir kami bisa mencapai apa yang kami inginkan," kata Biden saat bertemu McCarthy di Gedung Putih, sebagaimana dilansir CNBC International.
Di saat yang sama McCharhty juga menunjukkan sikap optimistis setelah akhir pekan lalu menyebut jauh dari kata sepakat.
"Saya pikir pada akhirnya kita akan menemukan titik temu, membuat perekonomian kita lebih kuat, mengatasi masalah utang, tetapi yang paling penting membuat pemerintah menekan inflasi, membuat kita mengurangi ketergantungan dengan China serta membuat alokasi sistem kerja," ujarnya.
Indeks dolar AS terpantau menguat tipis kurang dari 0,1% pagi ini merespon pertemuan tersebut, dan bisa membuat rupiah berfluktuasi.
Secara teknikal, pelemahan rupiah yang disimbolkan USD/IDR sebelumnya masih ditahan rerata pergerakan 50 hari (Moving Average 50/MA 50). Dengan demikian, rupiah masih berada di bawah MA 50, 100 dan 200.
Mata Uang Garuda juga masih berada jauh di bawah Rp 15.090/US$ yang bisa menjadi kunci pergerakan rupiah ke depannya.
Level tersebut merupakan Fibonacci Retracement 50% yang ditarik dari titik terendah 24 Januari 2020 di Rp 13.565/US$ dan tertinggi 23 Maret 2020 di Rp 16.620/US$.
Sementara itu indikator Stochastic pada grafik harian kini sudah masuk wilayah jenuh beli (overbought).
![]() Foto: Refinitiv |
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
Stochastic yang mulai masuk overbought membuka peluang penguatan rupiah.
Resisten terdekat berada di kisaran ke Rp 14.920/US$ - Rp 14.930/US$. Selama bertahan di bawah level tersebut, rupiah berpeluang menguat ke Rp 14.850/US$. Penembusan ke bawah level tersebut bisa membawa rupiah menguji Rp 14.800/US$.
Sementara jika resisten ditembus, rupiah berisiko melemah menuju psikologis Rp 15.000/US$.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(pap/pap)