Niat Mau Cuan Dividen, Awas Malah Jadi Boncos

Tri Putra, CNBC Indonesia
19 May 2023 16:29
Doc.ABM Investama
Foto: doc.ABM Investama

Jakarta, CNBC Indonesia - Investor memiliki kesempatan mendapatkan dividen dari sejumlah emiten seiring jadwal cum date yang berlangsung pada hari ini, Jumat (19/5/2023). Namun, investor tetap perlu berhati-hati dengan dividend trap.

Dividend trap terjadi ketika investor tergiur dividen yang lumayan sebelum cum date (tanggal terakhir investor berhak mendapatkan dividen), tetapi harga suatu saham turun signifikan, bahkan bisa sebesar dividend yield, ketika ex date.

Emiten batu bara PT ABM Investama Tbk (ABMM) menjadi salah satu yang memiliki jadwal cum dividen di pasar reguler dan negosiasi pada hari ini.

ABMM membagikan dividen USD75 juta atau setara dengan Rp1,1 triliun. Jumlah tersebut sekitar 28% dari laba bersih 2022.

Ini artinya, investor akan memperoleh dividen Rp400 per saham.

Apabila menggunakan harga penutupan Rabu (17/5), dividend yield (imbal hasil dividen) emiten yang sebagian sahamnya dimiliki investor kawakan Lo Kheng Hong tersebut menggiurkan, hingga 11,97%.

Namun, semenjak pengumuman dividen dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 10 Mei lalu, investor malah kurang bersemangat memborong saham ABMM. Ini terlihat dari penurunan harga saham hingga 4,57% dari tanggal tersebut hingga Rabu.

Selain ABMM, ada emiten konstruksi PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL) yang akan membagikan dividen Rp100/saham.

Dengan harga saham per Rabu (17/5) di angka Rp420/saham, dividend yield TOTL sangat besar, hingga 23,81%, termasuk elite club di bursa.

Hanya saja, sesaat pengumuman dividen dalam RUPST, pada 10 Mei, saham TOTL sudah melonjak hingga batas auto reject atas (ARA) 24,85%. Ini artinya, investor sudah beramai-ramai masuk ke TOTL jauh sebelum cum date.

Permintaan atau demand yang terlalu tinggi membuat risiko penurunan harga saham TOTL juga besar pasca cum date ke depan.

Emiten pengembang dan operator tol BUMN PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMPR) juga menyepakati pembagian dividen tahun buku 2022 sebesar Rp549,38 miliar yang setara Rp75,69 per saham. Jumlah ini merupakan 20% dari laba tahun buku 2022 yang tercatat sebesar Rp2,75 triliun.

Adapun pemerintah sebagai pemegang saham JSMR terbesar yakni 70%, akan memperoleh dividen sebesar Rp384,56 miliar. Sementara 30% sisanya akan diberikan kepada pemegang saham publik sebesar Rp 164,81 miliar.

Keputusan ini disepakati dalam Rapat Umum Pemegang Saham Umum Tahunan (RUPST) yang diadakan pada Rabu (10/5).

Director of Finance and Risk Management Pramitha Wulanjani menyampaikan pertimbangan pemberian dividen ini adalah performa Jasa Marga yang mulai pulih seiring dengan membaiknya kondisi pasca pandemi Covid-19.

"Jasa Marga memiliki kapasitas keuangan yang cukup untuk memberikan dividen kepada pemegang saham setelah selama dua tahun sebelumnya tidak ada pemberian dividen," tambahnya saat Konferensi Pers RUPST yang diselenggarakan Rabu (10/5/2023).

Hal ini juga tidak terlepas dari pendapatan perusahaan Rp13,8 triliun yang meningkat 17% secara tahunan. Rinciannya, sebear Rp12,4 triliun berasal dari pendapatan tol dan sebesar Rp1,4 triliun berasal dari pendapatan usaha lain.

Dengan mengacu pada harga saham pada Rabu (17/5) di posisi Rp3.510/saham, imbal hasil dividen JSMR sebesar 2,16%. Memang angka tersebut tidaklah besar, tetapi bagi investor yang mengoleksi saham tersebut sejak awal tahun bisa ikut menambah pundi keuntungan, selain dari capital gain.

Asal tahu saja, kendati secara jangka panjang saham JSMR downtrend, secara year to date (YtD) saham ini sedang merangkak naik, dengan persentase penguatan 17,79%.

Di samping nama-nama di atas, seejumlah emiten lain tercatat akan memiliki cum date pada hari ini, seperti MERK (Rp320/saham), HAIS (Rp13,25/saham), hingga WEGE (Rp2,42/saham).

Memburu dividen memang bisa menjadi cara mencari cuan buat investor. Apalagi, pasar saham sedang lesu akhir-akhir ini, terimbas sejumlah isu eksternal hingga fenomena sell in May and go away.

Namun, catatan saja, seiring dengan berjalannya waktu terutama menjelangcum datesebenarnya membeli saham-saham tersebut bisa meningkatkan risiko karena dari segi return akan tergerus dan ada potensi investor akan melepas kepemilikannya di saatex-date.

Karenanya, untuk memburu dividen suatu emiten, investor tidak perlu FOMO dan sebaiknya mempelajari baik soal risk/reward hingga jeroan emiten tersebut. Ini demi tidak masuk dalam jebakan dividen.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research, divisi penelitian CNBC Indonesia. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau aset sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

(trp/mae)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation