Asian Development Bank (ADB) memperkirakan ekonomi kawasan Asia Tenggara akan mencapai 4,7% pada 2023. Pertumbuhan ini memang lebih rendah dibandingkan 2022 (5,6%) tetapi tetap lebih kencang dibandingkan kawasan lain.
Kawasan Asia Timur diperkirakan tumbuh 4,6% sementara Pasifik sekitar 3,3%.
Sementara itu, Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan kawasan Eropa tumbuh 0,8% dan Timur Tengah sebesar 2,9%.
Pertumbuhan kawasan Asia Tenggara akan ditopang oleh pulihnya konsumsi domestik, inflasi yang relatif rendah, kebijakan suku bunga yang tidak seketat sebelumnya, serta re-opening China.
Negara di kawasan Asia tenggara termasuk 10 anggota ASEAN (Association of Southeast Asia Nations) pun akan diuntungkan oleh posisi mereka di pusat Indo Pasifik.
Persaingan China versus Amerika Serikat (AS) dan sekutunya akan menguntungkan karena bisa membuat kawasan ASEAN jadi tujuan investasi mereka.
Sementara itu, reopening China akan menguntungkan dari sisi perdagangan dan pariwisata.
Thailand, Malaysia, dan Filipina menjadi negara yang diuntungkan oleh sektor wisata.
Indonesia dan Malaysia akan diuntungkan dari sektor perdagangan sementara Vietnam dari sektor investasi.
Indonesia memegang Keketuaan ASEAN pada tahun ini. Ini adalah kali keempat bagi Indonesia memegang Keketuaan ASEAN.
Keketuaan Indonesia menjadi sangat strategis. Pasalnya, kawasan ASEAN akan memegang peran penting dalam perekonomian global di tengah kondisi dunia yang berada dalam masa krisis dengan banyaknya tantangan global.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian sekaligus Ketua Dewan Masyarakat Ekonomi ASEAN atau AECC (ASEAN Economic Community Council) Airlangga Hartarto mengatakan banyaknya tantangan pada tahun ini menjadi kesempatan besar bagi Indonesia untuk menjadi natural leader di kawasan.
Airlangga juga menjelaskan melalui Keketuaannya tahun ini, Indonesia memiliki visi untuk menjadikan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan dunia sesuai tema ASEAN Matters: Epicentrum of Growth.
Menurut Airlangga ada tiga hal yang perlu didorong untuk menjadikan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan yaitu mengembangkan ketahanan kawasan, memperkuat faktor-faktor pendukung, serta mendorong implementasi ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP).
 Foto: Presentasi Kemenko Perekonomian |
Ketahanan kawasan akan diwujudkan dalam bentuk aristektur kesehatan, ketahanan pangan, stabilitas keuangan, dan ketahanan energi.
Terkait ketahanan energi, program akan diarahkan untuk mendukung percepatan transisi energi.
ASEAN akan didorong sebagai hub kendaraan listrik global, serta penguatan upaya de-karbonisasi sektor transportasi.
Sementara itu, faktor pendukung yang akan diperkuat adalah sustainable Development Goals (SDGs), pasar keuangan dan inevstasi, transformasi digital, ekonomi kreatif, serta penanganan perubahan iklim.
"Tema dilatarbelakangi oleh modalitas yang mendukung pertumbuhan ekonomi ASEAN, seperti populasi usia produktif yang tinggi, pendapatan per kapita yang terus meningkat, serta perjanjian perdagangan dengan mitra dagang utama yang menjamin akses pasar dan kebutuhan dunia usaha," tutur Menko Airlangga, dalam keterangan resminya.
Ekonomi ASEAN sendiri sudah terbukti tangguh seperti tercermin pada 2021 di mana pandemi Covid-19 masih sangat berat.
ASEAN mampu menjadi kawasan dengan size ekonomi terbesar kelima di dunia pada 2021.
Merujuk data ASEANBriefing, nilai Produk Domestik Bruto (PDB) ASEAN pada 2021 mencapai US$ 3,3 triliun.
Jumlah tersebut hanya kalah dari AS (US$ 23, triliun), China (US$ 17,7 triliun), Jepang (US$ 4,9 triliun), dan Jerman (US$ 4,2 triliun).
Share nilai PDB ASEAN ke ekonomi global mencapai 3,5%, turun sedikit dibandingkan 3,6% pada 2019.
Dari 10 negara ASEAN, Indonesia menjadi penyumbang terbesar PDB terbesar dengan kontribusi 35,4% disusul dengan Thailand 15,1%.
Dari sisi perdagangan, nilai perdagangan di ASEAN terus meningkat. Nilai perdagangan ASEAN pada 2021 menembus US$ 3,34 miliar pada 2021.
Nilai tersebut setara dengan 12% dari total perdagangan dunia.Eksor tercatat US$ 1,71 miliar sementara ekspor sebesar US$ 1,63 miliar.
Boston Consulting Group (BCG) memperkirakan ekspor ASEAN akan melonjak hingga 90% hingga 2031. Angka tersebut sangat fantastis mengingat perdagangan global diperkirakan tumbuh di bawah 30%.
BCG juga memperkirakan ASEAN akan menjadi 40% penyuplai perdagangan global pada 2031.ASEAN akan menjadi pemasok produk pertanian, tambang, conumer goods, industri berat, layanan teknologi, otomotif, apparel, hingga semiconductor.
 Foto: Presentasi Kemenko Perekonomian |
Dari sisi investasi, ASEAN terus menjadi tujuan utama investor asing.
Nilai investasi asing yang masuk ke kawasan ASEAN pada 2021 menembus US$ 179 miliar atau 10,8% dari nilai investasi asing global.
Jumlah tersebut juga melonjak 46,8% dibandingkan pada 2020.
Singapura menjadi salah satu negara yang mampu menarik investasi asing dalam jumlah sangat besar yakni hampir US$ 100 miliar pada 2021.
Kawasan ASEAN juga diberkahi populasi muda yang besar. Jumlah populasi ASEAN pada 2021 mencapai 663, 9 juta atau sekitar 8,4% dari total populasi dunia.
Populasi ASEAN adalah yang terbesar ketiga di dunia. Dari jumlah populasi saat ini hanya 49,7 juta atau 7,5% dari populasi yang berusia 65 tahun ke atas. Artinya, penduduk non-produktif sangat kecil.
Demografi yang didominasi kaum muda serta upah tenaga kerja yang kompetitif juga menjadi keunggulan Asia Tenggara.
Faktor-faktor di atas akan menjadi modal penting bagi ASEAN untuk menjadi episentrum pertumbuhan global ke depan.
Inisiatif serta langkah terbosoan Indonesia sebagai pemegang Keketuaan ASEAN ditunggu tahun ini.
Selama tiga kali menjabat Keketuaan ASEAN (1976, 2003, 2011), Indonesia melahirkan banyak terobosan.
Indonesia pernah melakukan terobosan pada 2011 saat memegang Keketuaan ASEAN dengan mengusulkan Regional Partnership yang lebih luas di antara anggota ASEAN.
Terobosan tersebut kemudian diwujudkan dalam RCEP (Regional Comprehensive Economic Partnership).
Indonesia juga menjadi pendorong utama dari terbentuknya Pandemic Fund saat memegang Presidensi G-20 pada tahun lalu.
Merujuk data Bank Indonesia, beberapa hasil yang pernah disepakati saat KTT Keketuaan ASEAN di antaranya:
1. Bali Concord I
Menyepakati dibentuknya ASEAN Secretariat di Jakarta dengan Sekretaris pertama dari Indonesia serta Program Aksi yang mencakup kerja sama di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya dan penerangan, keamanan, dan peningkatan mekanisme ASEAN
2. Bali Concord II
Berkontribusi pada konsep komunitas ASEAN dengan tiga pilar.
3. Bali Concord III
Memberikan sumbangsih disepakatinya peta jalan Masyarakat ASEAN pada 2015 dengan 3 Pilar (termasuk Masyarakat Ekonomi ASEAN), serta peran kerja sama di bidang politik keamanan kawasan, dan pengembangan ekonomi (termasuk ekonomi Asia Pasifik/RCEP).
 Foto: Presentasi Kemenko Perekonomian |
Untuk Keketuaan ASEAN pada tahun ini, Indonesia sudah menyusun 16 priority economic deliverables (PED). Di antaranya adalah Kerangka Kerja Fasilitasi Jasa ASEAN, memajukan konektivitas pembayaran serta mempromosikan literasi dan inklusi keuangan digital, pengembangan ekosistem kendaraan listrik, serta pengembangan
Kerangka Ekonomi Biru ASEAN.
Ke-16 PED ini merupakan bagian besar dari fondasi yang kuat bagi visi jangka panjang ASEAN post-2025 dengan rentang 20 tahun atau disebut 2045 Vision.