
PDB Stagnan, Lapangan Kerja Tak Bermutu! RI Sulit Maju?

Jakarta, CNBC Indonesia - Menurut Ekonom Senior Faisal Basri mengatakan penciptaan lapangan kerja pada Era Jokowi dinilai kurang bermutu karena pekerja informal jumlahnya meningkat dan semakin mendominasi, walaupun tingkat pengangguran turun.
"Angka pengangguran turun, namun penciptaan lapangan kerjanya makin tidak bermutu karena yang meningkat itu di sektor pekerja informal per Februari lalu datanya sudah 60% lebih" Ujar Faisal Basri saat dikonfirmasi CNBC Indonesia, Jumat (5/5/2023)
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tingkat pengangguran memang cenderung turun sejak 2014 lalu, walaupun ada peningkatan pada 2021 lalu karena efek pandemi Covid-19.
Sayangnya penurunan tingkat pengangguran tidak disertai peningkatan kualitas pekerjaan karena lapangan pekerjaan di sektor informal makin melonjak. Menurut data BPS, hingga akhir 2022, rata-rata persentase lapangan kerja informal meningkat ke 47,45% dibandingkan pada akhir 2015 lalu sebanyak 45,97%.
Terbaru pada Februari 2023 pekerja informal sudah mendominasi sebanyak 83,34 juta orang atau setara 60,12% dari total pekerja. Sedangkan untuk pekerja sektor formal sebanyak 55,29 juta orang.
Lebih lanjut, Faisal Basri juga mengungkapkan pertumbuhan ekonomi cenderung jalan di tempat karena penyerapan kerja di sektor informal meningkat.
"Pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh, tapi hanya jalan ditempat rata-ratanya hanya 5%, targetnya kan 7% pada periode pertama dan 6% pada periode kedua tapi sampai triwulan pertama ini di 5,03%" Ungkap Faisal Basri (5/5/2023).
Pertumbuhan ekonomi yang cenderung stagnan disebabkan sumbangan sektor industri pengolahan atau manufaktur terhadap produk domestik bruto (PDB) semakin menurun. Tercatat hingga akhir 2022 hanya sebesar 18,34% dibandingkan pada kuartal I-2014 sebesar 21,26%.
"Padahal industri manufaktur itu penyumbang sepertiga dari penerimaan pajak. Jadi, penerimaan pajak cenderung turun, pengeluaran naik, defisit melebar, dan harus utang lebih banyak" Ungkap Faisal Basri lebih lanjut.
Dominasi pekerja di sektor informal dan pertumbuhan ekonomi yang cenderung stagnan ini menunjukkan penciptaan lapangan kerja yang kurang bermutu karena posisi pekerja informal jadi lebih rentan, kenapa begitu?
Pekerja informal seperti pekerja lepas (freelancer) atau buruh harian biasanya mendapatkan manfaat yang berbeda dari pekerja formal atau karyawan resmi di suatu perusahaan.
Jika karyawan biasanya mendapatkan gaji bulanan secara pasti, pekerja informal tidak mendapatkan periode yang tetap dalam penerimaan upah, bahkan jumlahnya relatif lebih rendah dari pekerja formal.
Bahkan, akses yang diberikan kepada pekerja informal relatif lebih sedikit ke manfaat seperti asuransi kesehatan, pensiun, cuti sakit, dan cuti tahunan dan lainnya. Hal ini bisa menyebabkan ketimpangan ekonomi yang jauh dan berdampak pada kesenjangan sosial semakin meningkat.
Selain itu, pekerja informal seringkali tidak dilindungi oleh hukum ketenagakerjaan yang akhirnya tidak mendapatkan jaminan sosial secara penuh. Kurangnya perlindungan sosial bisa berdampak pada kondisi sosial-ekonominya seperti risiko kecelakaan kerja meningkat, stabilitas keuangan berkurang, tingkat kemiskinan meningkat, dan berakhir tidak sejahtera.
Peningkatan jumlah pekerja informal juga bisa menyebabkan penurunan produktivitas karena biasanya pekerja informal cenderung memiliki keterampilan yang lebih rendah dan kurang akses ke pelatihan dan teknologi.
Itulah alasan kenapa pekerja informal sangat rentan terhadap kondisi ekonomi yang buruk. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah memberikan program perlindungan sosial yang secara khusus bisa memenuhi kebutuhan mereka.
Walaupun begitu, perlu adanya sinergi antara pemerintah dengan industri karena pekerjaan informal yang meningkat signifikan sejalan dengan pandemi Covid-19 sejak 2020 lalu.
Krisis tersebut malah membuat pekerjaan informal makin meningkat karena kondisi ekonomi yang sulit membuat perusahaan juga perlu melakukan efisiensi usahanya
Efisiensi usaha yang dilakukan banyak perusahaan bukan hanya memotong beban bahan baku saja tetapi hingga ke karyawan juga yang menyebabkan gaji berkurang atau bahkan kena PHK. Karyawan yang kena PHK ini tentu membutuhkan pekerjaan lagi untuk menyambung hidupnya dan seringkali pekerjaan yang didapatkan lagi adalah pekerjaan informal.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(pap/pap)