
Harga Emas Dunia Cetak Rekor, Ini "Jeroan" Emiten di IHSG

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia pecah rekor tertinggi pada perdagangan pagi ini. Emiten produsen emas pun menghijau setelah ada katalis positif tersebut.
Harga emas dunia menguat sepanjang kuartal pertama 2023, tercatat harga bullion menguat 7,87%. Hal ini tentu saja menguntungkan emiten emas dunia yang mengandalkan emas sebagai sumber pendapatannya.
Beberapa emiten pun membukukan pertumbuhan pendapatan dari kenaikan harga emas pada kuartal pertama 2023.
PT Aneka Tambang Tbk (ANTM)
Pada kuartal pertama 2023, ANTM berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp7,07 triliun dari segmen penjualan logam mulia dan permunian. Jumlah tersebut melonjak sebesar 18,8% dari periode yang sama pada 2022.
ANTMjadi salah satu produsen emas besar di Indonesia dengan produksi pada 2022 sebesar 40.767 troy onz. Sementara volume penjualan emas tercatat 1.124.215 troy onz, naik 19% dibandingkan 2021.
Selain emas, ANTM juga memiliki peran penting dalam proses hilirisasi produk baterai kendaraan listrik di Indonesia.
PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS)
Emiten dengan jumlah cadangan emas terbesar di Indonesia mencatatkan pertumbuhan pendapatan hamper dua kali lipat. Jumlah cadangannya hingga mencapai 24.000 ton.
Pada kuartal pertama 2023, BRMS mampu meraih pendapatan sebesar US$5,8 juta, melesat 95,7% dibandingkan posisi kuartal pertama 2022.
PT United Tractors Tbk (UNTR)
Berbeda dengan ANTM dan BRMS yang bisnis emasnya moncer, UNTR malah mencatatkan penurunan pendapatan.
Pada kuartal pertama 2023, pendapatan segmen emas UNTR tercatat RP1,7 triliun, turun dari kuartal pertama 2022 sebesar Rp1,99 triliun.
UNTR menjalani bisnis emas Melalui entitas anak yakni PT Agincourt Resources (PTAR), Perseroan mengelola bisnis penambangan emas. Di mana United Tractors memiliki saham sebesar 95% pada perusahaan tersebut. PTAR mengoperasikan tambang emas Martabe yang berlokasi di daerah Tapanuli Selatan provinsi Sumatera Utara dengan area operasi seluas 479 hektar.
Produksi emas yang didapatkan sepanjang 2022 dari PTAR adalah 259.157 oz emas dan mampu menjual 286,4 juta ons emas.
PT Archi Indonesia Tbk (ARCI)
ARCI membukukan penurunan pendapatan yang signifikan sepanjang tiga bulan pertama 2023. Pendapatan emiten turun menjadi US$56,51 juta dari US$80,13 juta pada kuartal pertama 2022.
Penurunan pendapatan dipengaruhi oleh segmen penambangan emas dimana penjualan bersih perusahaan turun sebesar US$31,21 juta.
Akan tetapi pendapatan dari segmen perdagangan dan pengolahan emas meroket menjadi US$51,7 juta per kuartal pertama 2023 dari sebelumnya hanya US$1,3 juta.
Pada 2022 ARCI mampu memproduksi 206,8 kilo oz emas dengan penjualan emas sebesar 213,8 kilo oz.
ARCI sendiri menjalankan bisnis pertambangan emas melalui dua entitas anak yang sepenuhnya dimiliki oleh perusahaan yakni PT Meares Soputan Mining (MSM) yang berdiri tahun 1986 dan PT Tambang Tondano Nusajaya (TTN) 1997.
Keduanya merupakan pemegang Kontrak Karya (KK) dari konsesi pertambangan seluas 40.000 hektar yang berlokasi di Sulawesi Utara, Indonesia.
Sementara emiten lain yang bergerak di bidang usaha emas baik sebagai produsen maupun pedagang olahan emas lainnya belum melaporkan keuangannya pada periode kuartal pertama 2023.
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]