
Kisah Bandar-Bandar Kripto yang Uangnya 'Menguap' Triliunan

Jakarta, CNBCÂ Indonesia - Kehancuran kripto menyebabkan penurunan nilai hingga triliunan dolar pada tahun 2022. Tahun tersebut merupakan masa tersuram bagi miliarder yang berinvestasi di mata uang kripto.
Bahkan, permasalahan ini tidak sedikit yang berlanjut hingga ranah hukum akibat investor yang mencari kompensasi dari kerugiannya.
Selama satu tahun, total gabungan kerugian miliarder kripto terkemuka mencapai US$112,7 miliar. Mengutip dari Finbold, terdapat lima investor paling menonjol yang mengalami kerugian terbesar, berdasarkan data Statista per 1 Desember 2022.
Kerugian Kripto Terbesar Sepanjang Sejarah, Changpeng Zhao - Binance
Kerugian terbesar sepanjang sejarah kripto dialami oleh taipan pendiri dan CEO Binance, Changpeng Zhao (CZ) pada krisis kripto pada tahun 2022. Kekayaan bersih CZ mengalami penurunan sebesar US$ 82 miliar atau setara Rp 1.230 triliun.
Menariknya, Zhao sebagai penyandang individu terkaya di industri kripto memiliki total kekayaan bersih saat ini US$ 14,6 miliar. Sebelum keruntuhan pasar kripto, total asetnya bersihnya senilai US$ 96,5 miliar atau setara Rp1.446 triliun.
Skandal Sam Bankman-Fried - FTX
Kerugian selanjutnya dialami oleh pendiri dan mantan CEO FTX Sam Bankman-Fried yang harus merelakan asetnya raib hingga US$ 23 miliar atau setara Rp 345 triliun dalam tiga minggu sebelum ditangkap atas tuduhan konspirasi dan penipuan pada akhir 2022.
Bankman-Fried (12/12/2022) ditahan Bahama atas tuduhan jaringan penipuan, penipuan sekuritas, pencucian uang, dan konspirasi menipu Amerika Serikat.
FTX yang pernah menjadi mata uang kripto terbesar ke-4 dunia dilaporkan petisi kebangkrutan pada November 2022 yang disebabkan masalah likuiditas.
Usaha mengatasi permasalahan tersebut melalui pengajuan penjualan FTX pada pesaingnya, Binance. Namun, Binance memutuskan untuk tidak melanjutkan transaksi tersebut karena di luar kapasitas Binance.
Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC) menuduh Bankman-Fried Menyusun rencana penipuan investor. Tuduhan tersebut didasarkan pada mantan kepala FTX telah melakukan transfer aset klien ke institusi pengelolaan dana miliknya yang bernama Alameda Research.
Namun, Bankman-Fried terus membantah atas aktivitas illegal tersebut.
Kerugian besar dialami oleh kepala eksekutif dan salah satu pendiri Coinbase, Brian Armstrong yang kehilangan hingga US$ 4,7 miliar atau setara Rp 70,4 triliun.
Kerugian selanjutnya dialami oleh Gary Wang pendiri FTX yang kehilangan asetnya US$ 1,7 miliar atau setara Rp 25 triliun.
Terakhir, Chris Larsen pendiri dari Ripple mengalami penurunan asetnya hingga US$ 1,3 miliar atau setara Rp 19 triliun.
Meskipun nominal anjloknya kelima investor tersebut signifikan, mereka masih tetap menjadi pemain kripto terkaya.
(mza/mza)