CNBC Indonesia Research

Mirip RI, Politik Buat Negara Ini Gagal Jadi Host Piala Dunia

Research - Aulia Mutiara Hatia Putri, CNBC Indonesia
31 March 2023 07:20
Hugo Ekitike dari PSG mengontrol bola saat ia bermain melawan kombinasi XI tim Arab Saudi Al Nassr dan Al Hilal selama pertandingan sepak bola persahabatan, di Stadion Universitas King Saud, di Riyadh, Arab Saudi, Kamis, 19 Januari 2023. (AP Photo/Hussein Malla) Foto: Hugo Ekitike dari PSG mengontrol bola saat ia bermain melawan kombinasi XI tim Arab Saudi Al Nassr dan Al Hilal selama pertandingan sepak bola persahabatan, di Stadion Universitas King Saud, di Riyadh, Arab Saudi, Kamis, 19 Januari 2023. (AP/Hussein Malla)
  • Gagalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 menyisakan kekecewaan bagi kalangan masyarakat di Tanah Air.
  • Gesekan antara politik dan sepak bola kerap terjadi dan memang sulit untuk dipisahkan.
  • Indonesia tercatat sebagai negara ke-3 yang gagal menjadi tuan rumah gelaran bergengsi ini. Lantas siapa saja negara lain yang juga mengalami hal serupa sebelumnya?

Jakarta, CNBC Indonesia - Kabar tak menyenangkan kini datang dari dunia sepak bola Tanah Air. Indonesia resmi batal menjadi tuan rumah piala dunia U-20.

Keputusan ini dinyatakan oleh asosiasi sepak bola dunia, FIFA pada Rabu (29/3/2023) pasca pertemuan antara Presiden FIFA Gianni Infantino dan Ketua Umum PSSI Erick Thohir.

Sebenarnya isu pembatalan muncul saat FIFA membatalkan drawing Piala Dunia U-2023 di Denpasara Bali, 31 Maret mendatang. Pembatalan ini berkaitan erat dengan penolakan terhadap tim nasional (Timnas) Israel yang juga menjadi peserta.

Diketahui, Israel menjadi runner up Grup B Piala Eropa U-19 2022. Ini setelah Serbia tunduk 2-3 dari Austria pada 25 Juni 2022 lalu.

Setelahnya, Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) melalui jumpa pers pada 29 Juni 2022 menolak kedatangan Israel. Sejak saat itu, satu persatu kelompok masyarakat pun mulai berani menyatakan penolakan.

Menjelang acara itu, gelombang protes untuk menolak Israel bisa berlaga di Indonesia mulai bermunculan.

Tercatat ada 11 pihak yang tak mau Israel masuk ke Indonesia saat Piala Dunia U-20 2023.

Dari parpol ada Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partai Amanat Nasional, dan Partai Keadilan Sejahtera. Dua Gubernur, Ganjar Pranowo (Gubernur Jawa Tengah) dan I Wayan Koster (Gubernur Bali), yang mengutarakan penolakan.

Alasan Israel ditolak karena agresi yang dilakukan ke Palestina di Tepi Barat yang sudah berlangsung bertahun-tahun sampai saat ini. Israel juga tak mempunyai hubungan diplomatik dengan Indonesia, hingga urusan visa menjadi rumit.

Indonesia menjadi salah satu negara yang mendukung kemerdekaan Palestina, hingga penolakan kedatangan Israel terus membesar.

Hal itu tertuang dalam alinea pertama Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memberikan pernyataan resmi pada Selasa (28/3/2023). Kepala negara menyatakan kalau FIFA juga telah mengetahui adanya penolakan-penolakan terhadap keikutsertaan timnas Israel di Piala Dunia U-20.

Memang, beberapa hari sebelumnya kabar-kabar Indonesia bakal dicabut menjadi tuan rumah sudah terdengar.

Masyarakat di jagat media sosialpun tentu sudah heboh dengan hal ini. Namun, setidaknya masyarakat mengharap secercah harapan dari berangkatnya Ketua Umum PSSI Erick Tohir untuk menemui FIFA di Doha pada Rabu (29/3/2023).

Baru saja rasanya, Erick meminta doa masyarakat Indonesia. Ia berharap diplomasi dengan FIFA ini bisa memberi solusi atas situasi kurang baik soal Piala Dunia U-20 2023 terkait kehadiran Israel yang ditolak sejumlah pihak.

Tapi nasi sudah menjadi bubur. FIFA secara resmi memutuskan mencabut status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20.

Memang, keputusan ini merupakan kewenangan FIFA sebagai lembaga tertinggi sepak bola dunia dengan 211 anggota dari berbagai belahan dunia, tidak bisa ditolak lagi.

Apakah masyarakat Indonesia dan generasi muda atlet dan penggemar sepak bola akan terima? Mungkin iya, tapi ini penuh kekecewaan bagi mereka.

Kabar ini begitu memunculkan perasaan emosional di kalangan masyarakat. Campur aduk antara sedih, kecewa, dan marah mungkin sudah menjadi satu. Terlebih, Indonesia menjadinegara ketiga yang gagal akibat situasi politik.

Situasi politik memang kerap kali membuat sejumlah negara batal menyelenggarakan piala dunia. Selain Indonesia ada beberapa negara yang juga mengalami kegagalan serupa. Negara mana saja?

Yugoslavia Tahun 1993

Yogoslavia juga mengalami hal yang palit dalam dunia sepak bola. Padahal negara ini dikenal dengan penghasil wonderkid.

Namun, kabar tidak menyenangkan setelah pecahnya perang saudara di negara tersebut memaksa FIFA untuk memindahkan perhelatan bergengsi ini.

Saat itu, Australia yang mendapat kepercayaan untuk menggantikan Yugoslavia pada tahun 1993.

Iraq Tahun 2003

Politik lagi-lagi menjadikan dunia sepak bola berantakan. Pada tahun 2003, mimpi Irak untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 gagal terlaksana.

Padahal, sebelumnya FIFA begitu yakin bahwa Irak merupakan lokasi strategi untuk gelaran besar ini.

Namun sayangnya situasi politik di luar negeri akhirnya menghancurkan rencana ini dengan cepat.

Invasi Amerika Serikat (AS) 20 tahun lalu di Irak mau tak mau mengharuskan FIFA mengganti velue ke lokasi yang tak jauh yakni digantikan dengan Uni Emirat Arab.

Tak disangka, kejadian kembali terulang. Indonesia menjadi negara ke-3 yang gagal menjadi tuan rumah akibat situasi politik.

Namun ada beberapa negara juga mengalami hal yang serupa tapi bukan karena situasi politik, melainkan karena skandal ataupun peristiwa darurat yang membuat semuanya menjadi batal.

Batalnya negara-negara ini menjadi tuan rumah menjadi sejarah yang memalukan dalam dunia sepakbola, termasuk di Indonesia.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(aum/aum)

[Gambas:Video CNBC]