Korban SVB Terus Bertambah, dari Startup sampai Petani
- Jatuhnya SVB membuat industri anggur di San Fransisco khawatir
- SVB merupakan mitra strategis s bagi industri wine di San Fransisco
- Dampak pandemi global dan jatuhnya SVB akan membuat milenial.
Jakarta, CNBC Indonesia -Kolapsnya Silicon Valley Bank (SVB) menjadi pukulan bari bagi petani anggur di utara San Francisco, Amerika Serikat (AS).
SVB merupakan mitra strategis dan pemberi pinjaman pemberi pinjaman utama bagi para petani anggur di San Fransisco. Bank milik SVB Financial Group tersebut telah meminjamkan lebih dari US$4 miliar atau sekitar Rp 60,3 triliun kepada industri anggur sejak 1990.
Silicon Valley Bank, adalah bank yang berpusat di California dan menawarkan layanan keuangan untuk perusahaan di sektor teknologi dan inovasi.
Namun, tidak hanya start-up yang menjadi klien penting SVB. Sejak 1990, divisi wine SVB telah menjadi pilar kritis bagi pengusaha anggur di wilayah utara San Fransisco.
Selain memberikan pinjaman lebih dari US$4 miliar kepada industri wine selama 30 tahun terakhir, SVB juga telah menerbitkan laporan tahunan State of the Wine Industry yang populer dan banyak dibaca.
Namun, pada 10 Maret 2023, Silicon Valley Bank mengalami keruntuhan.
Jasmine Hirsch, general manager dari Hirsch Vineyards di Sonoma, merasa terkejut saat mengetahui ada bank run sebesar senilai US$42 miliar dari SVB.
Dia menerima kabar tersebut dari anggota keluarganya di bidang keuangan. Bank run atau penarikan dana besar-besaran memang pada akhirnya membuat SVB kolaps dan diambil alih oleh otoritas federal.
"Kami tidak termasuk dalam grup chat VIP," kata Hirsch, dikutip dari The Financial Times.
Dia pun merasa heran den komentar-komentar bahwa para pelanggan SVB seharusnya melakukan lebih banyak due diligence terhadap bank tersebut.
Bagaimanapun Hirsch sangat percaya dengan sistem perbankan yang dimiliki SVB.
"Saya kemudian berpikiri, kapan terakhir kali kalian melihat neraca keuangan bank kalian?'". "Bayangin, kami adalah petani! Kami percaya bahwa bank kami akan tetap ada besok." Ucapnya.
(mae/mae)