Market Commentary

IHSG Bergairah, 6 Saham Big Cap Ini Jadi Pendorongnya

Research - Chandra Dwi, CNBC Indonesia
06 March 2023 10:05
Foto multiple exposure karyawan berswafoto di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (23/11/2022).  Jumlah investor pasar modal Indonesia bertambah signifikan dibandingkan 2021. Berdasarkan data KSEI per 3 November 2022, jumlah investor pasar modal yang mengacu pada Single Investor Identification (SID) telah mencapai 10.000.628 atau naik 33,53% dari 7.489.337 di akhir 2021.  (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto) Foto: Foto multiple exposure karyawan berswafoto di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (23/11/2022). IHSG ditutup menguat 0,33 persen atau 23,53 poin ke 7.054,12 pada akhir perdagangan, sebanyak 249 saham menguat, 255 saham melemah, dan 199 saham stagnan. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau menguat pada perdagangan sesi I Senin (6/3/2023), di tengah membaiknya ekonomi China dan masih kuatnya ekonomi di Amerika Serikat (AS).

Per pukul 09:25 WIB, IHSG menguat 0,42% ke posisi 6.842,49. IHSG bergerak direntang 6.813,92 - 6.856,57.

Setidaknya ada enam saham berkapitalisasi pasar besar (big cap) yang menjadi penopang penguatan IHSG pada perdagangan sesi I hari ini.

Berikut saham-saham yang membantu IHSG menguat.

EmitenKode SahamIndeks PoinHarga TerakhirPerubahan Harga
Bank Central AsiaBBCA5,348.5500,88%
Bank Rakyat IndonesiaBBRI4,954.7900,63%
Telkom IndonesiaTLKM4,913.9401,03%
Bank MandiriBMRI4,7810.1501,00%
GoTo Gojek TokopediaGOTO3,801250,81%
Sumber Alfaria TrijayaAMRT2,442.8302,17%

Sumber: Refinitiv & RTI

Saham emiten perbankan berkapitalisasi pasar paling jumbo di bursa yakni PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menjadi penopang indeks terbesar pada sesi I hari ini, yakni mencapai 5,34 indeks poin.

Tak hanya BBCA saja, saham perbankan jumbo lainnya turut membantu IHSG menguat, seperti saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang membantu sebesar 4,95 indeks poin dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) sebesar 4,78 indeks poin.

Selain saham perbankan jumbo, ada pula saham telekomunikasi BUMN yakni PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), saham teknologi super apps PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), dan saham emiten peritel Alfamart yakni PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT).

IHSG cenderung menguat di tengah terus membaiknya ekonomi China dan masih kuatnya ekonomi di AS. IHSG juga cenderung mengikuti pergerakan bursa Asia-Pasifik yang secara mayoritas menguat pagi hari ini dan bursa AS, Wall Street yang melesat lebih dari 1% pada Jumat pekan lalu.

Dari China, setelah Negeri Panda berjuang melawan pandemi Covid-19 selama tiga tahun, kini ekonominya mulai berangsur pulih.

Ekonomi China mampu 'mengaum' dan mencatatkan peningkatan tajam selama 2 bulan beruntun, yang mengisyaratkan bahwa ekonomi China akan bangkit lebih cepat dari yang diperkirakan setelah sempat terseret akibat pembatasan ketat Covid-19.

Sementara itu di AS. data ekonomi yang masih menunjukkan kekuatan yang seharusnya menjadi kabar baik, tetapi kali ini menjadi kabar buruk di masa akan datang karena akan mendorong bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) untuk menaikkan suku bunga lebih lanjut dan menjaganya tetap tinggi demi meredam inflasi.

Namun, sentimen pasar global mendapat dorongan setelah Presiden The Fed Atlanta, Raphael Bostic mengatakan bahwa dia mendukung The Fed yang dapat mempertahankan kenaikan suku bunga menjadi 25 bp daripada kenaikan setengah poin yang disukai oleh beberapa pejabat lainnya.

Tetapi, Gubernur The Fed Christopher J. Waller memberikan nada yang lebih keras dalam komentarnya kepada Koalisi Bank Ukuran Menengah Amerika, meningkatkan kemungkinan jika angka inflasi tidak turun.

Dia merujuk pada pembacaan terbaru dari indeks harga konsumen (IHK) dan laporan pengeluaran konsumsi pribadi yang cenderung kembali naik pada bulan lalu.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

(chd/chd)

[Gambas:Video CNBC]