Market Commentary
Hingga Sesi I, Ada 13 Saham yang Sudah ARB Nih

Jakarta, CNBC Indonesia - Beberapa saham terpantau ambles dan sudah menyentuh batas auto reject bawah (ARB) saat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0,31% ke posisi 6.834,99 pada perdagangan sesi I Senin (27/2/2023).
Hingga pukul 11:30 WIB atau penutupan perdagangan sesi I hari ini, setidaknya ada 13 saham yang ambles dan sudah menyentuh ARB.
Berikut saham-saham yang ambles parah dan sudah menyentuh ARB pada perdagangan sesi I hari ini.
Emiten | Kode Saham | Harga Terakhir | Perubahan Harga |
Cisarua Mountain Dairy | CMRY | 4.420 | -6,95% |
Bangun Karya Perkasa Jaya | KRYA | 148 | -6,92% |
Duta Intidaya | DAYA | 190 | -6,86% |
Personel Alih Daya | PADA | 123 | -6,82% |
Jembo Cable Company | JECC | 4.240 | -6,81% |
Metro Realty | MTSM | 252 | -6,67% |
Alakasa Industrindo | ALKA | 368 | -6,60% |
Grand House Mulia | HOMI | 228 | -6,56% |
Wulandari Bangun Laksana | BSBK | 57 | -6,56% |
Indosterling Technomedia | TECH | 790 | -6,51% |
Radana Bhaskara Finance | HDFA | 174 | -6,45% |
Fortune Mate Indonesia | FMII | 580 | -6,45% |
Makmur Berkah Amanda | AMAN | 660 | -6,38% |
Sumber: Refinitiv
Saham emiten produsen dan pemasok olahan susu dan makanan yakni PT Cisarua Mountain Dairy Tbk (CMRY) menjadi yang paling parah koreksinya, yakni ambruk hingga 6,95% ke posisi Rp 4.420/saham dan sudah mencetak ARB hingga akhir sesi I hari ini.
Berikutnya ada saham emiten konstruksi yakni PT Bangun Karya Perkasa Jaya Tbk (KRYA) yang anjlok 6,92% ke posisi Rp 148/saham.
Tak hanya itu saja, beberapa saham IPO 2022 juga terpantau masuk ke jajaran saham ARB pada hari ini, seperti saham PT Personel Alih Daya Tbk (PADA), dan PT Wulandari Bangun Laksana Tbk (BSBK).
Belum diketahui secara jelas alasan ke-13 saham tersebut ambles dan sentuh ARB selain aksi profit taking investor. Namun, investor melihat beberapa saham tersebut masih cenderung volatil, di mana volatilitasnya masih cukup tinggi sehingga risikonya pun masih cukup besar.
Di lain sisi, investor juga cenderung wait and see menanti rilis data ekonomi dan agenda penting di global maupun di dalam negeri.
Di dalam negeri sendiri, investor menanti rilis data inflasi periode Februari 2023. Berdasarkan konsensus pasar dalam polling Trading Economics, inflasi di RI pada bulan lalu diprediksi turun menjadi 5,3% secara tahunan (year-on-year/yoy).
Sedangkan secara bulanan (month-to-month/mtm), inflasi RI bulan lalu diprediksi juga turun menjadi 0,3%, dari sebelumnya tumbuh 0,34% pada Januari lalu.
Adapun inflasi inti RI pada bulan lalu juga diprediksi melandai menjadi 3,2% (yoy), dari sebelumnya sebesar 3,27%.
Kemudian investor juga patut memantau rilis data aktivitas manufaktur Indonesia, yang tergambarkan pada Purchasing Manager's Index (PMI) periode Februari 2023.
Pasar memperkirakan sektor manufaktur di RI makin bergeliat yakni naik menjadi 51,8, dari sebelumnya pada Januari lalu di angka 51,3.
PMI menggunakan angka 50 sebagai ambang batas, di bawahnya adalah kontraksi sementara di atasnya ekspansi.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd/chd)[Gambas:Video CNBC]