Fundamental Pundit
Emiten DILD Lo Kheng Hong Merugi, Utang Membengkak Pula

- Lo Kheng Hong koleksi DILD karena managementnya baik dan berpengalaman di bidang properti hampir 50 tahun
- Saham DILD benar-benar murah dengan PBV 0,34
- Pada laporan keuangan kuartal III 2022 DILD masih membukukan kerugian hal ini yang menyebabkan NPM dan PER DILD minus
Jakarta, CNBC Indonesia - Saham properti salah satu investor sukses Indonesia Lo Kheng Hong masih terlihat dalam tren penurunan. Hingga penutupan perdagangan Jumat (24/2/2023) saham PT Intiland Development Tbk (DILD) masih berada di harga Rp168.
Saham beredar di 10,37 milyar lembar dengan market cap Rp1,74 triliun. Diketahui DILD sudah listing di Bursa Efek Indonesia sejak 04 September 1991 dengan harga IPO Rp4.450.
Lalu seperti apa bisnis dari DILD? Mari bahas.
Bisnis
PT Intiland development Tbk (DILD) adalah perusahaan pengembang properti yang berfokus pada pengembangan, pengelolaan, dan investasi berbagai bisnis di sektor properti. Proyeknya meliputi pengembangan kawasan hunian segmen menengah atas, kawasan terpadu dan pengembangan bangunan vertikal, serta kawasan industri.
Proyeknya terfokus di Jakarta dan Surabaya. Portofolio Perseroan meliputi pengembangan kawasan mixed-use dan high rise, kawasan hunian untuk segmen pasar menengah atas, kawasan industri, dan properti investasi di seputaran wilayah Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi), serta di Surabaya dan sekitarnya. Lebih lanjut, Perseroan mengembangkan jaringan hotel dan mengelola lapangan golf serta fasilitas olahraga di sejumlah kota di Indonesia.
Jenis-jenis proyek PT Intiland development Tbk (DILD) :
- Rumah
- Apartment
- Perkantoran
- Ritel
- Industri
- Club
- Golf
- Dan banyak lagi
Lanjut mari cek valuasi DILD.
Valuasi
Dapat di lihat secara harga buku atau book value (BV) bahwa harga saham DILD begitu murah. Dimana harga sahamnya berada di Rp168 sedangkan BV nya pada harga Rp496. Dapat di lihat juga secara PBV masih di bawah 1 dengan 0,34.
Secara Gross Profit Margin (GPM) DILD memiliki margin yang cukup bagus di 39,44%. Hal ini menandakan selisih antara pendapatan dengan beban pokok penjualan keuntungannya berada di 39,44%.
Namun Net Profit Margin (NPM) DILD masih kurang baik berada di -4,74%. Hal ini diakibatkan oleh kerugian bersih pada laporan kuartal III 2022. Dimana DILD masih merugi Rp91,2 milyar. Kerugian diakibatkan turunnya margin pada kuartal III 2022 antara pendapatan dengan beban pokoknya. Penurunan margin disebabkan meningkatnya beban pokok pendapatan. Kemudian didorong juga kenaikan dari beban bunga, komponen pendanaan atas liabilitas kontrak dan ekuitas pada rugi bersih entitas asosiasi dan ventura bersama.
Kemudian secara Debt to Equity Ratio (DER) DILD cukup besar di angka 212,74%. Hal ini disebabkan meningkatnya hutang jangka pendek dari meningkatnya beban akrual, pendapatan diterima dimuka, liabilitas kontrak dan utang bank. Menariknya utang obligasi pada hutang jangka pendek di September 2022 hilang bersih dari 2021, tetapi utang obligasi per September 2022 pindah ke dalam hutang jangka panjang.
Lanjut secara Cash Ratio (CR) DILD berada di angka 19,16%. Hal ini terbilang cukup kecil likuiditasnya, jauh di bawah 100%. Sehingga kemampuan membayar hutang terhadap kas kurang efisien.
Lanjut melihat pertumbuhan pendapatan pada DILD.
Secara pendapatan justru semakin menanjak sejak 2018, bahkan di tahun Covid-19 pendapatan DILD justru meningkat dari periode 2019 ke 2020. Kenaikan pendapatan pada 2020 didukung oleh pengakuan yang lebih tinggi pada segmen mixed-use dan high-rise terutama dihasilkan dari penjualan Graha Golf, Rosebay, Spazio Tower, Praxis, 1Park Avenue, Sumatra36, Regatta dan Aeropolis. Untuk secara margin naik turunnya pun tidak begitu jauh.
Lanjut melihat dari pertumbuhan laba bersih DILD.
Namun untuk secara laba bersih memang jelas terlihat menurun. Penurunan laba bersih yang terjadi pada tahun 2020 diakibatkan oleh meningkatnya beban lain-lain. Begitu pula untuk tahun 2021 mengalami kerugian Rp30 miliar, diakibatkan juga meningkatnya beban lain-lain.
Jangan lupakan track record pada pembagian dividen DILD. Berikut adalah track record pembagian dividen selama 10 tahun ke belakang.
Dapat dilihat DILD terakhir membagikan dividen pada tahun 2019 sebesar Rp2 sebagai dividen tunai, dan pada tahun 2018 absen membagikan dividen, begitu juga pada tahun 2020 dan 2021.
Kompetitor
Secara book value (BV) dan PBV dimana DILD paling murah, di susul BSDE dan CTRA.
Untuk PER dalam sektor properti bisa terbilang murah jika di bawah PER 15. PER DILD minus sendiri karena kerugian bersih pada laporan kuartal III 2022. Dimana DILD masih merugi Rp91,2 milyar. Sedangkan PER yang terbilang murah jatuh pada PWON dan CTRA.
Prospek Bisnis
DILD menjadi salah satu saham koleksi investor sukses Indonesia Pak Lo Kheng Hong (LKH). Menurut LKH, ia membeli saham DILD selain melihat dari sisi positif laporan keuangannya, ia juga mengatakan bahwa management DILD di isi oleh orang-orang baik dan berpengalaman di bidang properti hampir 50 tahun. Hal tersebutlah yang membuat LKH tertarik berinvestasi di DILD.
Kemudian outlook properti 2023 menurut DILD sendiri dalam public expose 2022 mengatakan bahwa tren positif masih berada di sektor properti sehingga DILD masih optimis dan terus berusaha untuk mencapai target marketing sales yang telah ditetapkan.
Pada 2023 DILD berencana ekspansi dalam pengembangan-pengembangan baru di proyek-proyek perumahan yang sedang berjalan, baik di Jakarta, Tangerang, maupun Surabaya. Sedangkan untuk pengembangan proyek baru di segmen high-rise seperti apartemen dan perkantoran untuk sementara akan di tunda dulu.
Selain itu, Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) pada triwulan III 2022 tercatat sebesar 1,94% (yoy), lebih tinggi dibandingkan 1,66% (yoy) pada triwulan sebelumnya. Namun demikian, pada triwulan IV 2022, harga properti residensial primer diprakirakan mulai meningkat secara terbatas sebesar 1,65% (yoy). Hal inilah yang membuat pelaku bisnis di sektor properti optimis bertumbuh pada periode 2023.
![]() |
Lalu DILD masih layak koleksi atau tidak?
Pada hasil laporan keuangan kuartal III 2022 DILD masih membukukan kerugian hal ini yang menyebabkan NPM dan PER DILD minus, sehingga kinerja DILD masih belum dinilai baik. Mari tunggu hasil kuartal IV 2022 apakah DILD berhasil membukukan laba dan melanjutkan menjadi emiten yang turnaround dengan terus menumbuhkan laba. Sehingga hal ini pastinya akan berpengaruh baik pada kinerja harga sahamnya.
Meskipun pelaku bisnis optimis sektor properti akan terus bertumbuh di tahun 2023, namun hasil laporan keuangan sebuah emiten adalah bukti bahwa benar bertumbuh atau tidak.
Jadi untuk DILD belum menarik sebelum melihat hasil laporan keuangan tahunan 2022.
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
CNBCÂ INDONESIA RESEARCH
(saw/saw)[Gambas:Video CNBC]