1 Tahun Perang Rusia-Ukraina

Diam-Diam Amerika Untung Besar Dari Perang Rusia-Ukraina

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
24 February 2023 08:25
A 3D-printed Facebook Like symbol is displayed in front of a U.S. flag in this illustration  taken, March 18, 2018. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration
Foto: REUTERS/Dado Ruvic
  • Perang Rusia-Ukraina kini sudah genap satu tahun dan belum ada tanda-tanda akan segera berakhir.
  • Harga energi yang meroket menjadi salah satu efek perang Rusia-Ukraina. 
  • Amerika Serikat mendapat keuntungan besar, ekspor minyak mentah dan LNG ke Eropa melesat di saat harga sedang tinggi-tingginya.

Jakarta, CNBC Indonesia - Perang Rusia-Ukraina pecah pada 24 Februari 2022 lalu, artinya hari ini sudah genap satu tahun. Belum ada tanda-tanda perang akan segera berakhir, malah semakin tereskalasi hingga muncul isu perang nuklir.

Lanskap perekonomian menjadi berubah drastis sejak perang meletus. Inflasi di berbagai negara yang mulai naik langsung meninggi akibat krisis energi. Harga minyak mentah, batu bara hingga gas alam meroket gila-gilaan.

Eropa yang paling dirugikan sebab sangat bergantung pada pasokan minyak mentah dan gas alam Rusia. Amerika Serikat pun menjadi penyelamat dengan pasokan minyak mentah dan gas alam cair (liquefied natural gas/LNG) melonjak drastis.

Volumenya meningkat plus harga yang sangat tinggi tentunya membuat Amerika Serikat untung besar.

cmeFoto: CME Group

Berdasarkan laporan CME Group, ekspor minyak West Texas Intermediate (WTI) ke Eropa menjadi 1,75 juta barel per hari, atau melesat 70% pada tahun lalu.

Secara total, ekspor Amerika Serikat juga mencetak rekor 3,6 juta barel per hari pada 2022.

Sementara rata-rata harga minyak WTI pada tahun lalu sekitar US$ 94/barel jauh lebih tinggi dari rata-rata 2021 US$ 68/barel.

Pada awal Maret 2022 WTI bahkan nyaris menyentuh US$ 130/barel, level tertinggi sejak 2008. Dengan ekspor yang melonjak plus harga yang tinggi, bisa dipastikan Amerika Serikat untung besar.

Itu baru dari minyak mentah, kenaikan ekspor LNG lebih besar lagi, lebih dari 100%. Energy Information Administration (EIA) melaporkan pada 2022 Amerika Serikat menjadi eksportir LNG terbesar di dunia, mengalahkan Qatar.

Sebanyak 70% dari total ekspor tersebut menuju ke benua biru. Sejak Amerika Serikat mengekspor ke LNG, sebagian besar ditujukan ke Asia, tetapi pada tahun lalu lebih besar ke Eropa.

Harga gas alam pun sangat tinggi pada tahun lalu. Lagi-lagi volume ekspor meningkat, plus harga yang sedang tinggi-tingginya sangat menguntungkan bagi Amerika Serikat.

Tidak hanya Amerika Serikat, negara-negara eksportir energi juga menikmati keuntungan yang besar, termasuk Rusia. Meski disanksi negara-negara Barat, tetapi dengan harga minyak mentah dan gas alam yang tinggi, Rusia tetap mendapat keuntungan yang sangat besar.

Fatih Birol, kepala International Energy Agency (IEA) mengatakan pada 2022 lalu industri minyak mentah dan gas alam mencetak rekor laba hingga US$ 4 triliun.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(pap/pap)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation