Market Commentary

Harga Batu Bara Lesu, Tapi Kok 13 Saham Batu Bara RI Party?

Research - Chandra Dwi, CNBC Indonesia
13 February 2023 09:53
eskcavator dan batu bara Foto: ist

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga mayoritas saham emiten batu bara terpantau menghijau pada perdagangan sesi I Senin (13/2/2023), meski harga batu bara acuan dunia masih cenderung lesu.

Hingga pukul 09:30 WIB, setidaknya ada lima saham batu bara yang melesat lebih dari 2% bahkan hingga lebih dari 3%.

Berikut pergerakan saham emiten batu bara pada perdagangan sesi I hari ini.

SahamKode SahamHarga TerakhirPerubahan
Indo Tambangraya MegahITMG35.2003,07%
Adaro Energy IndonesiaADRO2.8102,55%
Indika EnergyINDY2.2602,26%
Bumi ResourcesBUMI1402,19%
Adaro Minerals IndonesiaADMR1.4852,06%
Bukit AsamPTBA3.4201,48%
Atlas ResourcesARII2481,64%
MNC Energy InvestmentIATA981,03%
Golden Eagle EnergySMMT6250,81%
Mitrabara AdiperdanaMBAP6.2500,81%
Baramulti SuksessaranaBSSR3.9200,77%
Delta Dunia MakmurDOID2800,72%
Bayan ResourcesBYAN18.9250,40%

Sumber: RTI

Saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) memimpin penguatan saham batu bara pada perdagangan sesi I hari ini, yakni melonjak 3,07% ke posisi harga Rp 35.200/saham.

Selanjutnya di posisi kedua, terdapat saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) yang melompat 2,55% ke Rp 2.810/saham.

Saham ADRO pun sempat diburu oleh investor asing pada Jumat pekan lalu, di mana asing memburu saham ADRO mencapai Rp 36,2 miliar.

Selain itu, beberapa saham batu bara big cap juga terpantau bergairah, seperti PT Indika Energy Tbk (INDY), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), dan PT Bayan Resources Tbk (BYAN).

Cerahnya saham batu bara terjadi meski batu bara acuan dunia masih membentuk tren bearish atau harganya masih cenderung lesu.

Pada perdagangan Jumat pekan lalu, harga batu bara kontrak Maret di pasar ICE Newcastle memang ditutup melesat yakni 7,6% ke posisi US$ 206 per ton.

Namun secara keseluruhan, harga batu bara ambruk 7,42% pada pekan lalu. Artinya, harga batu bara sudah ambles dalam enam pekan terakhir. Rekor buruk tersebut adalah yang pertama kali sejak Agustus 2019.

Harga batu bara juga sempat terjun di bawah US$ 200 pada Kamis pekan lalu. Harga di bawah US$ 200 tersebut adalah yang pertama kali sejak awal Februari 2022 atau era sebelum perang Rusia-Ukraina.

Pekan ini, pergerakan harga batu bara diperkirakan masih berat. Melandainya permintaan dari Eropa, melemahnya harga gas menjadi faktor utama, serta skandal Adani Group. Namun, sentimen positif dari China berupa pemulihan ekonomi diharapkan bisa menopang pasir hitam.

Meski harga batu bara diprediksi masih lesu, tetapi saham batu bara diprediksi cenderung cerah dalam jangka pendek, karena adanya potensi pembagian dividen yang tinggi dan hal ini menjadi katalis positif bagi emiten-emiten batu bara.

Di tengah penurunan harga saham di awal tahun ini, sentimen soal pembagian dividen emiten batu bara yang kemungkinan berlangsung pada April-Juni mendatang bisa menyelamatkan 'keboncosan' investor.

Singkatnya, dalam jangka pendek harga saham batu bara seperti ADRO atau PTBA bisa rebound seiring investor memburu dividen. Walaupun, tidak menutup kemungkinan harga saham bisa kembali melorot pasca cum dividen.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

(chd/chd)

[Gambas:Video CNBC]