
Ngeri! Ada 32 Saham ARB Dalam Perdagangan Hari Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau masih terkoreksi cukup parah pada perdagangan sesi II Jumat (10/2/2023).
Per pukul 14:24 WIB, IHSG terkoreksi 0,79% ke posisi 6.842,7. IHSG pun sempat ambles lebih dari 1% pada perdagangan sesi I dan awal perdagangan sesi II hari ini.
Saat IHSG terkoreksi parah, setidaknya ada 32 saham yang ambles lebih dari 6% dan sudah menyentuh batas auto reject bawah (ARB).
Berikut saham-saham yang ambles parah dan sudah menyentuh ARB pada perdagangan sesi II hari ini.
Saham emiten mesin dan perkakas mesin pengerjaan logam yakni PT Isra Presisi Indonesia Tbk (ISAP) kembali menjadi saham yang paling parah koreksinya pada hari ini, yakni ambruk hingga 8,89% ke posisi Rp 41/saham.
Diketahui, saham ISAP sudah mencetak ARB selama tujuh hari beruntun. Bahkan pada perdagangan perdananya pada 9 Desember 2022, saham ISAP sendiri gagal mencetak auto reject atas (ARA) dan langsung mencetak ARB.
Mirisnya, dari perdagangan perdananya hingga kini, saham ISAP belum pernah sekalipun menyentuh batas ARA.
Berikutnya ada saham emiten produsen kosmetik yakni PT Estee Gold Feet Tbk (EURO) yang anjlok 7,89% ke posisi Rp 350/saham.
Tak hanya itu saja, beberapa saham yang menjadi 'langganan' ARB juga kembali masuk ke jajaran saham ARB, seperti saham PT Indonesia Prima Property Tbk (OMRE), saham PT Indah Prakasa Sentosa Tbk (INPS), dan lain-lainnya.
Bahkan, saham emiten konsumer big cap yakni PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) pada hari ini tak luput dari derasnya aksi jual (profit taking) oleh investor hingga membuat saham UNVR juga masuk ke jajaran saham ARB.
Sementara itu, beberapa saham teknologi, termasuk beberapa bank digital juga tercatat menyentuh ARB, seperti saham PT WIR Asia Tbk (WIRG), PT Bank Jago Tbk (ARTO), PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB), PT Venteny Fortuna International Tbk (VTNY), dan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO).
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd/chd)