Market Commentary

7 Saham Big Cap Ini Bikin IHSG Malu-Malu Menguat

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
06 February 2023 10:18
Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau melemah pada perdagangan sesi I Senin (6/2/2023)

Per pukul 09:56 WIB, IHSG melemah 0,37% ke posisi 6.886,22. IHSG gagal bertahan di level psikologis 6.900 dan kembali diperdagangkan di level psikologis 6.800 pagi hari ini.

Beberapa saham menjadi penahan laju pergerakan indeks pada perdagangan sesi I hari ini, sehingga IHSG terkoreksi pagi hari ini.

Berikut saham-saham yang menjadi pemberat (laggard) IHSG hari ini.

EmitenKode SahamIndeks PoinHarga TerakhirPerubahan Harga
Bayan ResourcesBYAN-5,3518.675-1,71%
GoTo Gojek TokopediaGOTO-3,80121-2,42%
Merdeka Copper GoldMDKA-2,044.550-2,15%
Kalbe FarmaKLBF-1,982.130-2,29%
Telkom IndonesiaTLKM-1,223.860-0,52%
Bank Negara IndonesiaBBNI-1,449.200-1,08%
Sumber Alfaria TrijayaAMRT-0,972.970-0,67%

Sumber: Refinitiv & RTI

Saham emiten batu bara dengan kapitalisasi pasar di bursa terbesar ketiga yakni PT Bayan Resources Tbk (BYAN) menjadi pemberat terbesar pagi hari ini yakni mencapai 5,35 indeks poin.

Kemudian disusul PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) yang membebani IHSG sebesar 3,8 indeks poin dan ada juga PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) yang memperberat indeks sebesar 2,04 indeks poin.

IHSG pada pagi hari ini cenderung mengikuti bursa saham acuan global, yakni bursa Amerika Serikat (AS), Wall Street, yang ditutup tergelincir pada perdagangan akhir pekan lalu.

Pada perdagangan Jumat pekan lalu, indeks Dow Jones ditutup melemah 0,38%, S&P 500 ambles 1,04%, dan Nasdaq Composite ambruk 1,59%.

Tergelincirnya Wall Street terjadi setelah dirilisnya data tenaga kerja AS yang masih cukup kuat dan membuat pasar kembali pesimis karena inflasi berpotensi terus di level tinggi meski terus melandai dan membuat bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) berpotensi menahan suku bunga acuannya mendekati level 5%.

Secara mengejutkan perekonomian Negeri Paman Sam mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 517 ribu orang sepanjang Januari 2023, berdasarkan data dari Departemen Tenaga Kerja AS. Jumlah tersebut jauh lebih tinggi di atas survei Reuters sebanyak 185 ribu orang.

Kemudian, tingkat pengangguran yang diprediksi naik menjadi 3,6%, malah turun menjadi 3,4%. Rata-rata upah per jam masih tumbuh 4,4% (year-on-year/yoy), lebih tinggi dari prediksi 4,3%.

Di lain sisi, investor di dalam negeri cenderung wait and see jelang rilis data pertumbuhan ekonomi RI pada kuartal IV-2022.

Data pertumbuhan ekonomi atau produk domestik bruto (PDB) RI diprediksi kan mencapai 5,03% (year-on-year/yoy) menurut konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 12 institusi.

Adapun prediksi Reuters bahkan lebih rendah, yakni 4,84%. Jika realisasi kurang dari 5% atau bahkan di bawah polling Reuters, akan memberikan dampak negatif bagi pasar finansial Indonesia.

Namun, efeknya hanya akan terasa di awal pekan saja karena pelaku pasar saat ini berfokus pada pertumbuhan ekonomi tahun ini.

CNBC INDONESIA RESEARCH

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

(chd/chd)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation