CNBC Indonesia Research

Indonesia Tak Bisa "Party" Lagi, Harga Batu Bara Ambrol 42%!

Research - Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
06 February 2023 07:30
A worker operates a loader to transport coal at a port in Qingdao, Shandong province, China April 9, 2018. REUTERS/Stringer Foto: REUTERS/Stringer

Jakarta, CNBC Indonesia - Batu bara merupakan komoditas ekspor utama Indonesia. Kenaikan tajam harganya pada tahun lalu membuat neraca perdagangan mencetak surplus hingga 32 bulan beruntun. Indonesia pun "party" menikmati "durian runtuh" atau windfall.

Namun, di tahun ini ceritanya bisa berbeda. Sebab harga batu bara sepanjang tahun ini anjlok hingga lebih dari 42%. Pada Jumat (3/2/2023) batu bara menutup perdagangan di US$ 222,5/ton, melansir data Refinitiv.

Harganya terus merosot hingga kembali ke bawah level sebelum perang Rusia-Ukraina pecah. Seperti diketahui, perang kedua dimulai pada 24 Februari 2022 yang membuat harga batu bara melambung tinggi dan terus memecahkan rekor tertinggi sepanjang masa.

Pada 23 Februari 2022 harga batu bara berada di kisaran US$ 237/ton.

Sementara rekor terakhir tercipta pada 5 September 2022 di posisi US$ 463,75 per ton.Artinya, dari rekor tersebut hingga perdagangan Jumat lalu batu bara jeblok lebih dari 52%.

Saat batu bara mencatat rekor, surplus neraca perdagangan Indonesia pun melonjak. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) ekspor batu bara yang termasuk dalam bahan bakar mineral (HS 27) sebesar US$ 54,98 miliar sepanjang 2022. Nilai tersebut melesat 67,46% dibandingkan 2021, dan berkontribusi nyaris 20% terhadap total ekspor.

Dengan harga batu bara yang kini ambrol, jika terus berlanjut di tahun ini, nilai ekspor tersebut tentunya tidak akan sebesar tahun lalu. Pemerintah sebelumnya juga sudah memperingatkan akan penurunan windfall pada 2023.

Terpuruknya harga batu bara di awal tahun ini disebabkan beberapa faktor, diantaranya masih lemahnya permintaan, memadainya pasokan, serta anjloknya harga gas.

Cuaca semakin hangat di Eropa menyebabkan penggunaan energi untuk pemanas ruangan menjadi tidak besar. Permintaan komoditas energi pun terkena imbasnya.

Harga gas alam EU Dutch TTF (EUR) jatuh 4,2% ke posisi 57,04 euro per mega-watt hour (MWh) pada perdagangan kemarin.

Harga tersebut adalah yang terendah sejak September 2021 atau 15 bulan terakhir. Jebloknya harga gas alam turut menyeret harga batu bara yang menjadi sumber energi alternatif.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(pap/pap)

[Gambas:Video CNBC]