CNBC Indonesia Research

Atas Nama Cinta, Harga Emas Bakal Terbang Jelang Valentine?

Research - Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
03 February 2023 14:20
Gold bars are stacked in the safe deposit boxes room of the Pro Aurum gold house in Munich, Germany,  August 14, 2019. REUTERS/Michael Dalder Foto: Emas Batangan dan Koin dalam brankas Pro Aurum di Munich, Jerman pada 14 Agustus 2019. (REUTERS/Michael Dalder)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia jeblok nyaris 2% ke US$ 1.912/troy ons pada perdagangan Kamis (2/2/2023). Penurunan harian tersebut menjadi yang terbesar sejak 5 Juli 2022 lalu, tetapi itu terjadi setelah emas sebelumnya menyentuh level tertinggi sejak April 2022 US$ 1.969/troy ons.

Artinya, penurunan yang terjadi tersebut akibat aksi profit taking, terbukti pada Jumat (3/2/2023) siang harga emas naik lagi meski tipis 0,16% saja. Dengan kondisi saat ini, harga emas berpeluang terus menanjak ke depannya.

Tren kenaikan emas dunia dimulai sejak November lalu, dengan total kenaikan lebih dari 17%. Pemicu utamanya bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed yang diprediksi mengendurkan laju kenaikan suku bunganya, dan ternyata benar kejadian.

The Fed Kamis kemarin menaikkan suku bunga 25 basis poin menjadi 4,5% - 4.75%, lebih rendah dari proyeksi sebelumnya 50 basis poin. Emas pun melesat dan menyentuh level tertinggi dalam 10 bulan terakhir.

Selain itu, harga emas dunia mulai menanjak setelah China memborong puluhan ton.

World Gold Council (WGC) pada Jumat (6/1/2023) melaporkan bank sentral China (PBoC) memborong emas sebanyak 32 ton pada November 2022.

Pembelian emas oleh PBoC adalah yang pertama kali sejak September 2019 atau lebih dari tiga tahun lalu.

Kemudian pada akhir pekan lalu, PBoC mengumumkan pembelian emas sebesar 30 ton pada Desember 2022. Dengan demikian, dalam dua bulan PBoC memborong 62 ton emas.

Bicara soal demand, menjelang Hari Valentine kemungkinan juga akan mengalami peningkatan, khususnya emas perhiasan. Hal ini bisa saja mendongkrak harga emas dunia lebih lanjut.

Berdasarkan National Retail Federation (NRF), perhiasan menjadi salah satu hadiah favorit saat hari Valentine. Pada tahun 2019 lalu, NRF memberikan estimasi konsumen di AS akan membelanjakan sekitar US$ 20,7 miliar untuk hadiah Valentine.

Dari nilai tersebut, analis memperkirakan sebesar 18% atau sekitar US$ 3,9 miliar dibelanjakan untuk perhiasan. Itu baru di Amerika Serikat, belum di negara lainnya, sehingga permintaan emas untuk perhiasan berpeluang meningkat, dan tentunya bisa mendongkrak harga emas.

CNBC INDONESIA RESEARCH 

[email protected]

(pap/pap)

[Gambas:Video CNBC]