IPO PACK Mahal & Target Pasarnya Kecil, Lewat Aja deh..

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan produsen pembungkus untuk beragam keperluan pengemasan mulai dari makanan beku hingga roti, PT Solusi Kemasan Digital, berencana mengumpulkan dana publik dan akan segera melantai di bursa awal Februari ini dengan menggunakan ticker PACK.

Saat ini perusahaan tengah melakukan penawaran umum perdana (IPO) mulai dari 2 Februari hingga Senin 6 Februari mendatang. Perusahaan akan menghimpun dana Rp 49,89 miliar lewat penerbitan 308 juta saham baru (20,03%) yang ditawarkan di harga Rp 162 per saham.

Menyertai penerbitan saham baru, perusahaan juga secara bersamaan menerbitkan 61,6 juta waran seri I yang dapat ditebus enam bulan setelah efek terbit dan berlaku selama enam bulan setelahnya. Setiap pemegang 5 saham berhak memperoleh 1 waran yang kelak dapat ditebus di harga Rp 350. Apabila semua waran ditebus investor, maka perusahaan berpotensi memperoleh dana tambahan hingga Rp 21,6 miliar.

PACK menyebut akan menggunakan seluruh dana hasil IPO - setelah dikurangi biaya emis - untuk dua keperluan utama yakni belanja modal dan modal kerja. Sebanyak 21% hasil penawaran akan digunakan untuk capex pengembangan sistem informasi khususnya agar pengalaman berbelanja dapat lebih baik lewat optimalisasi UI/UX web portal.

Sementara itu dari sisi modal kerja, perusahaan akan mengalokasikan 60% dari total perolehan dana IPO untuk menangguhkan operasional seperti pembelian bahan baku produksi. Sementara 19% sisa dana IPO atau Rp 9,48 miliar akan digunakan untuk keperluan pemasaran dan promosi termasuk pengeluaran yang dialokasikan kepada "influencer marketing."

Berbasis di Bekasi dengan pabrik berdiri di Kawasan Industri Jababeka, PACK menyasar segala segmen bisnis yang memerlukan kemasan. Perusahaan juga mengklaim bisnisnya ramah kepada UMKM karena didukung dengan minimum order yang rendah, harga terjangkau dan memiliki dengan desain yang inovatif.

Kinerja Keuangan

Hingga akhir Juli 2022, perusahaan mencatatkan penjualan Rp 26,22 miliar tumbuh 41% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Margin laba bruto perusahaan tercatat turun tipis untuk periode terbaru menjadi 23% dari semula 25% karena meningkatnya biaya pokok penjualan.

Meski demikian perusahaan mampu mencatatkan laba Rp 706 juta hingga akhir Juli tahun lalu, berbalik arah dari kerugian Rp 1,97 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya. Untuk setahun penuh 2021 perusahaan mencatatkan pendapatan Rp 36,22 miliar dengan rugi bersih Rp 4,69 miliar. Perusahaan mencatat peningkatan pendapatan meningkatkan efisiensi bisnis secara menyeluruh.

Perusahaan tercatat kenaikan ekuitas 53% pada akhir Juli 2022 menjadi Rp 4,22 miliar, dengan aset senilai Rp 41,34 miliar dan liabilitas Rp 37,13 miliar. Hanya 17% aset perusahaan yang bersifat lancar, sedangkan jumlah kewajiban jangka pendek perusahaan nilainya dua kali lipat dari liabilitas jangka panjang.

Hingga akhir Juli, kas atau setara kas perusahaan hanya Rp 7 juta, dengan porsi terbesar aset lancar merupakan piutang usaha dan lainnya. Liabilitas jangka pendek perusahaan tercatat Rp 24,79 miliar.

Secara spesifik perusahaan sejatinya mencatatkan arus kas Rp 5,57 miliar dari aktivitas operasi, namun masih menggelontorkan banyak uang untuk ekspansi bisnis lewat pembelian alat dan pembayaran utang sehingga arus kas dari aktivitas pendanaan dan investasi tercatat negatif.

Liabilitas perusahaan tercatat 8,81 kali nilai ekuitas (debt to equity/DER) dan aset lancar hanya mampu memenuhi 28% kewajiban jangka pendek perusahaan (current ratio/rasio lancar). Semakin kecil DER dan semakin tinggi rasio lancar menandakan likuiditas melimpah, hal yang tidak dimiliki oleh PACK.

Catatan ini tentu akan berubah setelah penambahan modal dari IPO. Namun hingga dana tersebut belum masuk ke kas perusahaan, likuiditas PACK merupakan yang terburuk dibandingkan dengan emiten kemasan plastik lain di BEI dengan kapitalisasi pasar kurang dari Rp 1 triliun. Bahkan rasio lancar PACK lebih kecil dari catatan quick rasio perusahaan lainnya.

Perusahaan saat ini masih dalam fase ekspansi mengingat usia yang masih sangat belia dan baru didirikan tahun 2019 silam.

Valuasi Perusahaan

Apabila penawaran saham baru terserap semuanya, perusahaan akan memulai perdagangan di bursa dengan kapitalisasi pasar Rp 248,36 miliar, menambah jumlah emiten perusahaan plastik yang sebelumnya telah melantai, termasuk enam yang memiliki kapitalisasi pasar di bawah Rp 1 triliun.

Dengan penambahan ekuitas dari dana hasil IPO, nilai buku perusahaan tercatat Rp 35,19 per saham. Artinya harga saham IPO yang ditawari perusahaan divaluasi 4,6 kali nilai buku bukunya (PBV). Angka ini jauh lebih besar dari sejumlah perusahaan dengan bisnis yang serupa atau mirip di bursa efek. Selain itu perusahaan kompetitor PACK juga relatif memiliki profitabilitas tinggi, dengan sebagian bahkan membagikan dividen.

PACK menyebut Champion Pacific Indonesia (IGAR) sebagai salah satu kompetitor bisnis. IGAR diketahui memiliki PBV 0,81 kali dan sahamnya dihargai 5,35 kali laba per saham dasar (PER).

Industri kemasan memiliki ukuran pasar yang relatif kecil di RI atau hanya US$ 3,06 miliar (Rp 45,9 triliun) menurut data Indonesian Packaging Federation, PACK harus bersaing dengan banyak kompetitor, termasuk sejumlah pemain besar. Meski masih memiliki potensi dan sejumlah keuntungan kompetitif, khususnya dari sisi teknologi dan pemasaran, banyaknya keterbatasan yang diuraikan di atas, utamanya valuasi yang relatif mahal membuat saham ini tidak terlalu layak untuk dikoleksi.

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

CNBC INDONESIA RESEARCH