Newsdata
Isu Asuransi di RI: Masyarakat Tahu Tapi Belum Paham!

Jakarta, CNBC Indonesia - Seperti yang kita tahu bahwa pandemi covid-19 membuat banyak sekali sektor bisnis terpuruk. Meski demikian, bisnis asuransi masih menunjukkan kinerja yang cukup kuat.
Bahkan, bisnis asuransi jiwa di Indonesia masih dapat tumbuh hingga akhir tahun 2021. Ini mengindikasikan bahwa masyarakat kita kini mulai sadar akan pentingnya produk asuransi untuk kehidupan sehari-hari.
Otoritas Jasa kembali menyelenggarakan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) tahun 2022.
Hasil SNLIK 2022 menunjukkan indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia sebesar 49,68 persen, naik dibanding tahun 2019 yang hanya 38,03%. Sementara indeks inklusi keuangan tahun ini mencapai 85,10% meningkat dibanding periode SNLIK sebelumnya di tahun 2019 yaitu 76,19%.
Hal tersebut menunjukkan gap antara tingkat literasi dan tingkat inklusi semakin menurun, dari 38,16% di tahun 2019 menjadi 35,42% di tahun 2022.
Jika melihat secara rinci, mengacu pada data OJK, literasi keuangan di industri perasuransian tembus 15,8% pada 2016, lalu naik ke 19,4% pada 2019, dan kembali melesat menjadi 31,72% pada tahun berjalan 2022.
Sementara inklusi di industri perasuransian mencapai 12,01% pada 2016, naik menjadi 13,15% pada 2019 dan kembali meningkat 16,63% pada tahun berjalan 2022.
Berdasarkan data tersebut, ini memperlihatkan perkembangan yang cukup baik angka 31,72% ini cukup tinggi peningkatannya dari tahun 2019. Artinya memang masyarakat sudah cukup memiliki pengetahuan, skill, keyakinan yang mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang untuk mengambil keputusan dalam pengelolaan keuangannya terutama dalam hal asuransi ini.
Namun yang terpenting kita harus liat gap-nya, karena artinya masyarakat membeli produk asuransi dan juga memahami produk tersebut. Jika menilik data tahun2022 ini, gap-nya jauh yakni sebesar 15.09% dari tahun 2019 itu di angka 6,25% gap-nya.
Artinya masyarakat tahu betul produk asuransi tapi pertanyaan besarnya apakah mereka memahami produk keuangan yang mereka beli? inilah yang patut menjadi sorotan.
Gap ini harus diusahakan semakin mengecil. Kalau inklusi tinggi itu bagus, tapi kalau indeks inklusinya terlalu jauh dari indeks literasi ini akan berpotensi menjadi masalah.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(aum/aum)[Gambas:Video CNBC]