Sectoral Insight

"Dewa" Investasi Patrick Walujo Juga Pegang Emiten Asuransi

Research - Tri Putra, CNBC Indonesia
31 January 2023 10:20
Patrick Walujo (CNBC Indonesia/Arina Yulistara) Foto: Patrick Walujo (CNBC Indonesia/Arina Yulistara)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan investasi milik Patrick Walujo yaitu Northstar Group terkenal sebagai investor awal Gojek. Namun yang jarang dibahas, firma investasi ini juga berinvestasi di perusahaan asuransi.

Salah satu portofolio investasi Northstar di industri asuransi adalah di PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU). Asal tahu saja TUGU merupakan salah satu entitas anak dari PT Pertamina (Persero) yang bergerak di sektor asuransi umum.

Perusahaan asuransi ini resmi melantai di BEI pada 28 Mei 2018 dengan melepas sebanyak 1.777.777.800 di harga Rp 3.850/unit. Northstar Group diketahui masuk ke TUGU lewa perusahaan cangkang yang berlokasi di Cayman Island dengan nama Salvitas sebanyak 15,75%.

Menariknya, Northstar Group membeli saham TUGU di harga yang terbilang sangat murah. Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Salvitas membeli pada harga Rp 2.050 atau 38,25% lebih murah dibandingkan dengan harga saham TUGU pada 15 November 2018, atau tanggal transaksi akuisisi.

Artinya harga beli TUGU 46,75% lebih murah dari saat harga IPO. Setelah hampir 5 tahun masuk ke TUGU, nama Salvitas hilang dan berganti nama UOB Kay Hian Pte Ltd yang menguasai 282,38 juta atau setara dengan 15,9% saham.

Meskipun harga beli saham TUGU oleh Northstar Group sudah terdiskon dari harga IPO, tetapi harga saham TUGU di pasar sekunder jauh di bawah harga IPO. Hingga penutupan perdagangan Senin (30/1/2023), harga saham TUGU terkoreksi 0,32% di Rp 1.555/unit.

Harga saham TUGU ditransaksikan 59,6% lebih rendah dari IPO. Bahkan jika menggunakan asumsi Northstar Group membeli di harga tak jauh dari Rp 2.050/unit dan menggunakan metode pencatatan marked to market, floating loss mencapai 24%.

Sebenarnya salah satu yang paling mencolok dari transaksi saham TUGU di pasar sekunder adalah volume yang kecil dan frekuensi yang rendah sehingga membuat TUGU menjadi saham yang tidak likuid ditransaksikan. Selain itu penurunan harga saham TUGU juga membuat valuasinya menjadi murah.

Bahkan apabila diasumsikan Book Value per Share (BVPS) TUGU pada akhir 2022 mencapai Rp 5.128, artinya saham TUGU ditransaksikan hanya di 0,3 kali Price to Book Value (PBV). Namun jika melongok pada emiten asuransi lain, tren saham yang undervalued ini sangat umum ditemukan mengingat saham-saham asuransi juga tidak likuid ditransaksikan.

Secara fundamental, TUGU memang konsisten selalu membukukan laba bersih sejak IPO, meski tidak selalu konsisten tumbuh.

Hingga periode 9 bulan tahun 2022, TUGU berhasil mencetak laba bersih sebesar Rp 235 miliar atau tumbuh 6,24% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu dari sisi top-line, pendapatan TUGU naik kurang lebih 10% dari Rp 2 triliun menjadi Rp 2,2 triliun pada September 2022.

Apabila dibandingkan dengan industri asuransi umum lainnya dari sisi kekuatan modal, TUGU memang diunggulkan. Hingga Juni 2022, Risk Based Capital (RBC) TUGU mencapai 406% di atas standar kecukupan yang disyaratkan OJK 120% dan di atas rata-rata industri yang hanya 322%.

CNBC INDONESIA RESEARCH

(trp/pap)

[Gambas:Video CNBC]