
Simak! Ini Untung Rugi Beli Emiten Pendatang Baru LQ45

6. SRTG (PT Saratoga Investama Sedaya Tbk) - Sektor Financial
Berbeda dari SIDO, kinerja SRTG pada kuartal III 2022 justru mengalami kenaikan.
Kuartal | EPS 2021 | EPS 2022 |
Q1 | 85 | 263 |
Q2 | 1041 | -19 |
Q3 | -89 | 283 |
Q4 | 798 | 0 |
Rasio SRTG bisa kita lilhat pada tabel dibawah ini:
Ratio | SRTG | Standar Sektoral |
Harga Closing per 26/01/2023 | 2470 | - |
BV | 4595.98 | - |
PBV | 0.54 | 1 |
PER | 3.51 | 12 |
GPM | - | >75% |
NPM | 521.25% | >5% |
ROE | 15.29% | >8.32% |
ROA | 14.31% | >5,98% |
DER | 6.84% | <100% |
Cash Ratio | 5.45% | >100% |
Pada rasio diatas, terlihat jelas bahwa secara BV (Book Value) SRTG masih dibilang murah karena harga sahamnya berada dibawah harga wajar bukunya. Hal ini yang menarik dari SRTG.
SRTG bergerak di bidang investasi, salah satunya ada investasi ke perusahaan batu bara yaitu ADRO, diketahui pada periode selama 2022 laba SRTG meningkat tajam karena didukung investasi pada sektor komoditas salah satunya batu bara. Kemudian SRTG juga ada investasi di MEDC (Medco) pengilangan minyak dimana kemarin harga minyak dunia juga naik di 2022 dari awal januari 2022 hingga juni tahun 2022. Dimana ada MPMX juga di bisnis otomotif, dimana sektor otomotif ini juga mengalami kenaikan pada 2022.
Rata-rata SRTG berinvestasi pada perusahaan cyclical atau bersiklus, dia juga ada investasi pada pertambangan emas, dimana kita tahu emas sedang naik-naiknya, emas sudah berada di lever US$ 1900 an, hal ini akan berpengaruh pada laba Q4 2022 dan Q1 2023 SRTG.
Bisnis SRTG merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang investasi. Perusahaan berinvestasi dalam tiga sektor; konsumen, infrastruktur, dan sumber daya alam. Portofolio investasi sumber daya alamnya termasuk perusahaan yang bergerak dalam industri batu bara, seperti PT Adaro Energy Tbk; perkebunan minyak kelapa sawit, seperti PT Provident Agro Tbk; eksplorasi gas dan minyak bumi, seperti Interra Resources Ltd, dan pertambangan tembaga dan emas, seperti Sihayo Gold Ltd.
Portofolio investasi infrastrukturnya mencakup perusahaan yang bergerak dalam penyewaan menara telekomunikasi, seperti PT Tower Bersama Infrastructure Tbk; industri pembangkit listrik, seperti PT Medco Power Indonesia; pengilangan minyak, seperti PT Tri Wahana Universal; layanan jalan tol dan konstruksi, seperti PT Nusa Raya Cipta Tbk, serta Seroja Investment Ltd. Portofolio investasi konsumennya mencakup perusahaan yang bergerak dalam industri otomotif, seperti PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk, dan properti, seperti PT Etika Karya Usaha.
Berdasarkan hasil pemaparan terhadap 6 emiten diatas, emiten-emiten tersebut memiliki kinerja yang tidak terlalu buruk bahkan bisa dibilang masih cukup baik sehingga layak mendarat di daftar indeks LQ45.
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(saw/pap)