
Alert! Saham Big Bank Ini Masih Potensi Cuan Bagger Kalau...

Jakarta, CNBC Indonesia - Salah satu hot issue di dunia perbankan Tanah Air pada 2022 adalah beredarnya rumor soal kemungkinan PT Bank Pan Indonesia Tbk (PNBN) yang akan diakuisisi oleh raksasa perbankan asal Jepang.
Awal mula rumor beredar menyebutkan bahwa Mitsubishi UFJ Financial Group (MUFG) tertarik untuk mengambil alih saham PNBN.
Sampai saat ini belum ada konfirmasi terkait kebenaran isu tersebut. Namun menariknya, rumor ketertarikan investor Jepang terhadap PNBN semakin meluas.
Setelah MUFG, raksasa keuangan Jepang lainnya yang juga dikabarkan melirik PNBN adalah Sumitomo Mitsui Financial Group dan yang terbaru adalah Mizuho Financial Group Inc.
Kendati rumor-rumor tersebut ditepis oleh pihak perseroan, spekulasi di kalangan pelaku pasar sudah merebak.
Sejak isu tersebut berhembus, harga saham PNBN langsung melonjak tinggi. Jika sebelumnya harga saham PNBN masih berada di bawah Rp 1.000/unit, tahun lalu sempat menyentuh level All Time High (ATH) di Rp 2.790/unit.
Di Indonesia, PNBN merupakan salah satu bank kakap dengan aset mencapai Rp 199,3 triliun. Dengan aset yang hampir menyentuh Rp 200 triliun, PNBN masuk ke dalam jajaran 10 bank dengan aset terbesar di Indonesia.
Salah satu yang menarik dan menjadi sorotan pelaku pasar terkait spekulasi atau rumor akan dilepasnya PNBN ke investor Jepang adalah valuasi saham PNBN di pasar sekunder.
Pada akhir pekan lalu, Jumat (6/1/2023), harga saham PNBN ditutup melemah 3,83% di Rp 1.255/unit atau ditransaksikan setara dengan 0,65 kali nilai bukunya (Price to Book Value/PBV).
Untuk ukuran bank yang besar, valuasi tersebut cenderung 'kemurahan'. Apabila mengacu pada 10 bank dengan aset terbesar di negeri ini nilai rata-rata PBV berada di 1,66 kali sedangkan nilai median PBV berada di 1.13 kali.
Bank | Aset (Rp triliun) | PBV |
BMRI | 1839.3 | 2.16 |
BBRI | 1684.6 | 2.36 |
BBCA | 1288.7 | 4.83 |
BBNI | 943.6 | 1.28 |
BBTN | 389.3 | 0.84 |
BNGA | 307 | 0.66 |
BRIS | 280 | 2.33 |
BNLI | 220.5 | 0.97 |
NISP | 220.4 | 0.5 |
PNBN | 199.3 | 0.65 |
Terlepas dari kebenaran seputar rumor yang masih simpang siur, apabila benar pada akhirnya PNBN akan dilepas ke investor baru, dan menggunakan nilai median PBV sebagai acuan transaksinya jelas saham PNBN dihargai Rp 2.172/unit.
Apabila yang digunakan adalah nilai rata-rata PBV untuk 10 bank dengan aset tebesar di negeri ini maka akan setara dengan sekitar Rp 3.200/unit. Namun jika yang digunakan adalah rule of thumb 2 kali nilai bukunya maka harganya akan setara dengan Rp 3.862/unit. Sedangkan jika mengacu kepada big bank terakhir yang dijual yakni PT Bank Permata Tbk (BNLI) di valuasi 1,62 kali buku maka harganya setara dengan Rp 3.107/unit.
Asal tahu saja saat ini, mayoritas saham PNBN dimiliki oleh PT Panin Financial Tbk (PNLF) yang menguasai 46,04%.
Sementara itu PNLF sendiri dikuasai oleh PT Paninvest Tbk (PNIN) dengan kepemilikan sebesar 67,86%. Sedangkan PNIN merupakan emiten yang pemegang saham mayoritasnya adalah PT Panin Corp sebesar 29,71%.
Semua emiten tersebut masuk ke dalam Grup Panin yang dimiliki oleh konglomerat asal RI bernama Mu'min Ali Gunawan.
Sejauh ini rumor terakhir yang berkembang adalah alotnya negosiasi transaksi jual beli saham. Konon kabarnya, pihak Mu'min Ali Gunawan bersikeras mematok harga penjualan di 2 kali PBV.
Namun sebenarnya, pemegang saham PNBN tidak hanya Grup Panin saja, melainkan ada juga PT Votraint No. 1103 Pty Ltd yang terafiliasi dengan ANZ Group yang memegang 38,82% saham bank dengan aset terbesar ke-10 di negeri ini tersebut.
ANZ juga menjadi Pemegang Saham Pengendali (PSP) PNBN setelah melakukan fit and proper test pada tahun 2019. Meski sudah lama penjadi pemegang saham PNBN, ANZ Group juga konon dikabarkan ingin hengkang dari PNBN.
Well, sejauh ini isu masih sebatas isu. Namun rumor ini menarik untuk dicermati. Apalagi jika benar PNBN akan dilepas ke raksasa keuangan Jepang. Sejauh ini, bank-bank Jepang memang agresif memburu aset-aset keuangan dalam negeri terutama bank.
Mereka bank-bank Jepang ini juga bukan investor yang main-main menggarap sektor perbankan di Indonesia.
Mereka merupakan tipe yang agresif dan ingin menjadi pemegang saham pengendali bank. Hal ini tercermin dari bagaimana MUFG yang pada akhirnya menguasai lebih dari 90% saham PT Bank Danamon Tbk (BDMN) dan Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC) yang juga menguasai 92,43% saham PT Bank BTPN Tbk (BTPN).
Jika benar akan ada satu raksasa besar asal Jepang yang menjadi pemegang saham mayoritas PNBN maka peluang cuan dari aksi korporasi ini sangatlah besar. Pertama dari sisi harga transaksi yang dipatok, kemudian adalah peluang adanya tender offer jika berubah pengendali dan ketiga dari aksi korporasi lanjutan mengingat adanya kebijakan Single Presence Policy. Sehingga apabila jika memang transaksi perubahan kepemilikan lancar, harga PNBN kemungkinan akan bergerak ke atas level Rp 3.000/unit dan berpotensi memberikan cuan bagger.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Sanggahan : Berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli atau menjual saham terkait. Keputusan investasi sepenuhnya ada pada diri Anda, dan CNBC Indonesia tidak bertanggungjawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(trp/trp)