Market Commentary

Ada Larangan Ekspor Bauksit, Tapi Kok Saham ANTM Ngacir?

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
21 December 2022 13:13
Foto: Dok ANTAM
Foto: Dok ANTAM

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten pertambangan mineral yakni PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) terpantau melesat nyaris 2% pada perdagangan sesi I Rabu (21/12/2022), meski ada pelarangan ekspor bauksit.

Pada pukul 11:30 WIB, saham ANTM melesat 1,99% ke posisi harga Rp 2.050/unit.

Meski pelarangan ekspor bauksit sudah secara resmi dilarang, Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) resmi mengumumkan pelarangan ekspor mineral mentah berupa bijih bauksit, yang akan dimulai pada Juni 2023. Dengan ditutupnya keran ekspor bauksit ini, Indonesia dipastikan akan ketiban 'durian runtuh' lagi.

Sejatinya pelarangan ekspor bijih bauksit itu sudah tertuang dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara (Minerba).

"Mulai juni 2023 pemerintah akan memberlakukan pelarangan ekspor biji bauksit dan mendorong industri pengolahan dan pemurnian bauksit di dalam negeri," terang Presiden Jokowi, di Istana Negara, Rabu (21/12/2022).

Sebelumnya, Direktur Pengembangan Usaha ANTM, Dolok Robert Silaban sempat menilai rencana pemerintah menyetop keran ekspor bauksit pada tahun depan masih dalam bentuk wacana.

Namun, karena larangan tersebut sudah pasti, maka kebijakan tersebut hingga kini masih belum bisa dipastikan apakah akan mempengaruhi kinerja perusahaan ke depan.

Pihak ANTM juga belum menghitung secara pasti bagaimana rencana itu akan berpengaruh pada perusahaan.

"Kami belum sempat menghitungnya secara jelas. Nanti setelah kami hitung baru kami akan sampaikan," jelas Dolok saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (7/12/2022) lalu.

"Nanti kita lihat dulu itu terkait dengan beberapa sektor," ujarnya.

Namun sepertinya, karena ANTM sudah memiliki satu smelter atau refining alumina, maka sepertinya larangan tersebut tidak terlalu terpengaruh kepada keberlangsungan usaha ANTM.

Apalagi, ANTM juga tengah menggarap proyek Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat, di mana smelter ini dimiliki oleh PT Inalum dan ANTM.

Namun, smelter ini diproyeksikan mengalami pemunduran jadwal operasi karena adanya kendala. Proyek berkapasitas 1 juta ton ini semula ditargetkan rampung pada Juli 2023 mendatang.

Dari orderbook-nya, tercatat sudah ada 481.850 lot transaksi saham ANTM hingga penutupan perdagangan sesi I hari ini. Dari order bid atau beli, terdapat 15.350 lot antrian di harga Rp 2.040/saham. Sedangkan di order offer atau jual, ada 6.949 lot antrian di harga Rp 2.050/saham.

Sanggahan: Berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli atau menjual saham terkait. Keputusan investasi sepenuhnya ada pada diri anda, dan CNBC Indonesia tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

(chd/chd)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation