Newsdata

Lapor Pak Jokowi, Angka Anak Putus Sekolah Naik Lagi!

Research - Aulia Mutiara Hatia Putri, CNBC Indonesia
28 November 2022 14:55
Sejumlah siswa-siswi mengikuti Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 01 Pondok Labu, Jakarta Selatan, Senin (3/1/2022). Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta resmi menerapkan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dengan kapasitas 100 persen di seluruh sekolah mulai hari Senin (3/1). Relaksasi kebijakan ini sesuai dengan kondisi PPKM Level 1 yang diterapkan di Jakarta. Kepala bidang kesiswaan SD 01 Muhamad Nasir mengatakan, kebijakan tersebut merefleksikan Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri yang diputuskan pada 21 Desember 2021. SKB dengan Nomor Nomor 05/KB/2021, Nomor 1347 Tahun 2021, Nomor HK.01.08/MENKES/6678/2021, Nomor 443-5847 Tahun 2021 berisi tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19. Meski dibuka 100 persen, Sekolah mewajibkan semua warga sekolah untuk menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Terlebih lagi bagi mereka yang belum divaksinasi. Kebijakan PTM juga disambut baik bagi orang tua murid, Yulia salah satu orang tua murid kelas 2 mengatakan senang setelah dibuat PTM 100%. Foto: Sejumlah siswa-siswi mengikuti Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 01 Pondok Labu, Jakarta Selatan, Senin (3/1/2022). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pendidikan menjadi salah satu kunci dari arah pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) yaitu membangun SDM tangguh yang dinamis, produktif, terampil, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi didukung dengan kerjasama industri dan talenta global.

Badan Pusat Statistik (BPS) telah merilis Statistik Pendidikan 2022 sebagai salah satu potret pendidikan Indonesia menggambarkan kondisi pendidikan Indonesia berdasarkan hasil Susenas Maret 2022. Bagaimana hasilnya?

Dalam laporannya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka putus sekolah di Indonesia meningkat pada 2022 sejak 2019. Meskipun tercatat turun dari 2016 namun angka putus sekolah masih patut diperhatikan.

Nyatanya kondisi tersebut terjadi di seluruh jenjang pendidikan, mulai dari Sekolah Dasar (SD)/Sederajat, Sekolah Menengah Pertama (SMP)/ Sederajat, hingga Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Sederajat.

Secara rinci, angka putus sekolah di jenjang SMA mencapai 1,38% pada 2022. Ini menandakan terdapat 13 dari 1.000 penduduk yang putus sekolah di jenjang tersebut. Persentase tersebut menjadi yang terbesar dibandingkan jenjang pendidikan lainnya. Angkanya juga tercatat naik 0,26% poin dibandingkan pada tahun sebelumnya yang sebesar 1,12%.

Angka putus sekolah di jenjang SMP tercatat sebesar 1,06% pada 2022. Persentase tersebut juga meningkat 0,16% poin dari tahun lalu yang sebesar 0,90%.

Terakhir, angka putus sekolah di jenjang SD juga masih terbilang sebesar 0,13%. Persentasenya lebih tinggi 0,01% poin dibandingkan pada 2021 yang sebesar 0,12%.

Angka tersebut akan semakin tinggi seiring dengan semakin tinggi jenjang Pendidikan yang ditempuh. Jika jumlah tersebut terus dipertahankan, maka timbullah berbagai permasalahan baru seperti meningkatnya pengangguran, kriminalitas, kemiskinan dan kenakalan remaja.

Penyebab tingginya angka putus sekolah ini disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya kurangnya minat anak untuk sekolah, faktor ekonomi, faktor lingkungan, faktor komunikasi internal keluarga, faktor sosial hingga faktor kesehatan.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Artikel Selanjutnya

Tren Pengguna Internet Dunia Terus Meningkat, Bagaimana RI?


(aum/aum)
Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading