Newsletter

IHSG Tertahan di Support Kuat, Peluang Rebound Terbuka

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
Selasa, 19/07/2022 06:10 WIB
Foto: Ilustrasi Bursa (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat tipis pada perdagangan Senin (18/7/2022). Meski demikian, bayang-bayang resesi membuat gerak indeks saham Tanah Air bergerak volatil bak roller coaster. Pada akhirnya indeks bursa saham acuan Tanah Air ditutup naik tipis 0,11%ke posisi6.659,253.

Nilai transaksi indeks kemarin hanya mencapai sekitar Rp 10 triliun dengan melibatkan 16 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,1 juta kali. Sebanyak 254 saham menguat, 245 saham melemah, dan 183 saham stagnan.

Kinerja positif tersebut membuat IHSG bertengger di peringkat 11 Asia, hanya unggul dari bursa VN-Index Vietnam yang melemah 0,23%. Indeks Hang Seng Hong Kong memimpin penguatan bursa Asia-Pasifik pada hari ini, yakni ditutup melejit 2,7% ke posisi 20.846,18.

Sisanya juga ditutup semringah hari ini. Indeks Shanghai Composite China melonjak 1,55% ke 3.278,1, ASX 200 Australia melompat 1,23% ke 6.687,1, Straits Times Singapura menguat 0,73% ke 3.121,76, KOSPI Korea Selatan terdongkrak 1,9% ke 2.375,25.

Awal pekan yang positif secara luas di Asia-Pasifik dipengaruhi oleh sentimen global. Reli terjadi karena investor melihat bahwa bank sentral Amerika Serikat (AS) tidak seagresif yang diperkirakan saat pengumuman inflasi Amerika Serikat pada Juni mencapai 9,1%.

Wall Street Journal (WSJ) melaporkan pada Minggu kemarin bahwa bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) berpotensi menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin (bps) pada pertemuannya di akhir bulan ini, daripada kenaikan 100 bps seperti yang diperkirakan beberapa analis.

Sementara itu, rupiah sukses menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS) setelah melemah selama enam pekan beruntun. Mata uang Garuda mengakhiri perdagangan di Rp 14.982/US$, menguat 0,05% di pasar spot.

Ada indikasi Bank Indonesia di pasar yang selalu menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Terlihat pada rupiah sukses terus bertahan di bawah level psikologis tersebut. Padahal di pasarnon-deliverable forward (NDF) rupiah beberapa kali di atas level tersebut, bahkan di semua tenor.

Harga mayoritas obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) ditutup melemah di mana investor menanti kebijakan suku bunga terbaru Bank Indonesia (BI).

Mayoritas investor kembali melepas SBN hari ini, ditandai dengan naiknya imbal hasil (yield) di hampir seluruh tenor. Hanya SBN tenor 25 tahun yang masih ramai diburu oleh investor, ditandai dengan turunnya yield dan menguatnya harga.Melansir data dari Refinitiv yield SBN tenor 25 tahun turun 1,2 basis poin (bps) ke posisi 7,59% hari ini. Yield SBN berjatuh tempo 10 tahun yang merupakan SBN acuan negara kembali menguat 2 bp ke 7,382%.


(ras/luc)
Pages