Update Polling CNBC Indonesia

Mimpi Buruk Itu Jadi Nyata: Harga Sembako Beterbangan!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
30 November 2021 10:40
Ilustrasi penjual sembako. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi penjual sembako. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
  • Menambah proyeksi Standard Chartered

Jakarta, CNBC Indonesia - Perlahan tetapi pasti, laju inflasi Indonesia mulai terakselerasi. Indonesia tidak imun dari masalah yang menghantui dunia: kenaikan harga pangan.

Badan Pusat Statistik (BPS) dijadwalkan merilis data inflasi November 2021 pada 1 Desember 2021. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia menghasilkan angka median 0,31% untuk inflasi November 2021 dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm).

Sementara median proyeksi inflasi November 2021 dibandingkan November 2020 (year-on-year/yoy) adalah 1,7%. Kemudian 'ramalan' inflasi inti tahunan ada di 1,435%.

Jika ekspektasi ini terwujud, maka laju inflasi Tanah Air mengalami akselerasi. Pada Oktober 2021, inflasi bulanan adalah 0,12% dan tahunan di 1,66%. Sedangkan inflasi inti tahunan sebesar 1,33%.

Konsensus pasar tidak jauh dari angka proyeksi Bank Indonesia (BI). Dalam Survei Pemantauan Harga (SPH) sampai pekan IV, MH Thamrin memperkirakan inflasi November 2021 sebesar 0,34% mtm. Ini membuat inflasi tahunan berada di 1,72% dan inflasi tahun kalender (year-to-date/ytd) 1,27%.

"Penyumbang utama inflasi November 2021 sampai dengan minggu IV yaitu komoditas telur ayam ras sebesar 0,10% (mtm), minyak goreng sebesar 0,08% (mtm), cabai merah sebesar 0,06% (mtm), emas perhiasan sebesar 0,02% (mtm), sawi hijau, bayam, daging ayam ras, sabun detergen bubuk, angkutan udara dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,01% (mtm). Sementara itu, beberapa komoditas mengalami deflasi antara lain bawang merah dan tomat masing masing sebesar -0,02% (mtm) dan -0,01% (mtm)," sebut keterangan tertulis BI.

Halaman Selanjutnya --> Harga Sembako Makin Mahal

Sepertinya harga pangan alias sembako adalah ancaman yang nyata. Bukan cuma di Indonesia, tetapi di level dunia.

Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) setiap bulan merilis data indeks harga pangan. Pada Oktober 2021, indeks harga pangan berada di 133,2. Ini adalah rekor tertinggi sejak Juli 2011.

"Setelah naik tiga bulan beruntun, indeks harga pangan mencapai titik tertinggi sejak Juli 2021 pada Oktober 2021. Penyebabnya adalah kenaikan harga minyak nabati dan serealia," tulis laporan FAO.

Indeks harga minyak nabati pada Oktober 2021 mencapai 184,8. Melesat 16,3 poin dari bulan sebelumnya dan menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa.

"Kenaikan ini didorong oleh semakin kuatnya harga minyak sawit, kedelai, biji bunga matahari, dan rapeseed. Harga minyak sawit naik empat bulan beruntun hingga Oktober 2021 karena kekhawatiran kekurangan pasokan dari Malaysia," lanjut laporan FAO.

Kenaikan harga CPO membuat harga minyak goreng di Indonesia ikut melonjak. Mengutip catatan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis, harga rata-rata nasional minyak goreng kemasan bermerk 1 per 29 November 2021 adalah Rp 19.200/kg. Naik 7,56% dibandingkan posisi awal bulan ini.

Halaman Selanjutnya --> Tahun Depan, Inflasi Bakal Lebih Tinggi

Pelonggaran pembatasan sosial di Indonesia dan berbagai negara seiring pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covd-19) yang mereda membuat permintaan meningkat tajam. Di sisi lain, pasokan belum bisa mengikuti karena berbagai faktor, misalnya cuaca. Curah hujan tinggi karena la nina mengganggu pasokan berbagai bahan pangan.

"Percepatan laju inflasi adalah fenomena yang ditimbulkan oleh ketidakseimbangan antara pasokan dan permintaan. Harga komoditas pangan (dan energi) mencapai rekor tertinggi, dan tren ini sepertinya masih akan terjadi hingga 2022," sebut Tirta Citradi, Ekonom MNC Sekuritas, dalam risetnya.

Sepanjang 2021, Tirta menyebut inflasi memang masih di bawah 2%. Namun pada 2022 ada risiko inflasi bakal meninggi.

"Kami melihat ada beberapa faktor yang menyebabkan inflasi pada 2022. Kenaikan harga koditas, kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN), dan kenaikan tarif cukai rokok. Dengan latar belakang inflasi yang lebih tinggi, kami memperkirakan BI punya ruang untuk menaikkan suku bunga acuan sebanyak 50 basis poin (bps) tahun depan," paparnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji) Next Article Awas, Ada Horor Ngeri Setelah Covid-19! Harga Sembako Naik...

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular