Newsletter

Hawa di China Lagi Nggak Enak, Ada Aja Masalah...

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
16 September 2021 06:00
Ilustrasi Yuan (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Yuan (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Sentimen ketiga, masih terkait China, pelaku pasar sepertinya perlu terus memonitor perkembangan nasib Evergrande, raksasa properti di Negeri Tirai Bambu.

Bloomberg memberitakan, seperti dikutip dari Reuters, otoritas perumahan China telah memberitahukan kepada bank-bank bahwa Evergrande tidak akan mampu membayar bunga pinjaman yang jatuh tempo pada 20 September 2021 karena kesulitan likuiditas. Evergrande masih berupaya untuk menempuh jalur perpanjangan tenor pembayaran di sejumlah bank.

Evergrande disebut memiliki kewajiban mencapai US$ 305 miliar. Jika tidak ada solusi, maka bisa menjadi risiko sistemik di sektor keuangan China.

Lembaga pemeringkat S&P menurunkan peringkat utang Evergrande dari CC menjadi CCC dengan outlook negtif. Fitch, lembaga pemeringkat lainnya, juga menurunkan rating Evergrande dari CC menjadi CCC+.

Menurut Fitch, utang Evergrande kepada perbankan dan lembaga keuangan lainnya adalah CNY 572 miliar. Selain itu, bank juga memberi pinjaman kepada para supplier Evergrande senilai CNY 667 miliar.

Bank dengan eksposur tinggi terhadap Evergrande akan rentan terserang kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL). Inilah yang bakal menimbulkan risiko sistemik.

Ini menunjukkan bahwa Evergrande adalah perusahaan yang terlalu besar untuk bangkrut. Too big to fail.

Kejatuhan Evergrande akan menyeret banyak pihak, risikonya terlalu besar. Oleh karena itu, kemungkinan besar pemerintah China akan turun tangan untuk memberikan bailout kepada Evergrande agar tidak menimbulkan efek domino terhadap perekonomian China secara keseluruhan.

Halaman Selanjutnya --> Simak Agenda dan Rilis Data Hari Ini

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular