Newsletter

Mayday, Mayday! Dolar AS Mau Jatuh

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
07 May 2021 06:00
Ilustrasi Mata Uang
Ilustrasi Dolar AS (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Untuk perdagangan hari ini, investor patut mencermati sejumlah sentimen. Pertama tentu perkembangan di Wall Street yang positif. Hijaunya Wall Street diharapkan menjadi penyemangat investor di Asia, termasuk Indonesia.

Sentimen kedua adalah perkembangan nilai tukar dolar AS. Sepertinya mata uang Negeri Paman Sam semakin tertekan, pada pukul 03:09 WIB, Dollar Index terpangkas hingga hampir 0,5%.

"Dolar AS mungkin akan menghadapi periode yang menyakitkan untuk beberapa waktu ke depan. Sebab, kini pasar yakin bahwa yield obligasi pemerintah AS sudah terkendali," kata Edward Moya, Senior Market Analyst di OANDA, sebagaimana diwartakan Reuters.

Kini investor menantikan data penciptaan lapangan kerja non-pertanian (non-fam payroll) dan tingkat pengangguran AS periode April 2021 yang akan dirilis malam nanti waktu Indonesia. Konsensus yang dihimpun Reuters memperkirakan ekonomi AS menciptakan 978.000 lapangan kerja bulan lalu, lebih tinggi ketimbang bulan sebelumnya yang sebanyak 916.000.

Namun, seperti telah disinggung sebelumnya, masih banyak rakyat Negeri Adidaya yang belum mendapat pekerjaan setelah terdepak akibat pandemi. Pada Maret-April 2020, saat AS memberlakukan lockdown untuk menekan penyebaran virus yang awalnya mewabah di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China tersebut, lapangan kerja menyusut hingga 21,04 juta.

Selepas itu, kondisi membaik dan lapangan pekerjaan terus tercipta. Namun sejak Mei 2020 hingga Maret 2021, lapangan kerja yang tercipta baru 13,95 juta. Artinya masih ada lebih dari 7 juta rakyat AS yang belum mendapatkan pekerjaan, masih menganggur.

Oleh karena itu, sulit berharap The Fed bakal menaikkan suku bunga acuan dalam waktu dekat. Perekonomian AS masih membutuhkan 'rangsangan' untuk tumbuh, salah satunya adalah dengan suku bunga rendah. Ini tentu bukan kabar baik buat dolar AS.

Jika pelemahan dolar AS berlanjut sepanjang hari ini, maka investor bakal 'kabur' dan memilih menempatkan dana di instrumen yang bisa memberikan cuan. Itu ada di negara-negara berkembang seperti Indonesia.

Apalagi hari ini Bank Indonesia (BI) akan mengumumkan angka cadangan devisa per akhir April 2021. Trading Economics memperkirakan angkanya akan berada di US$ 139 miliar. Jika terwujud, maka akan menjadi rekor tertinggi sepanjang sejarah Indonesia mereka.

Cadangan devisa yang kuat mencerminkan bahwa MH Thamrin punya 'amunisi' yang kuat untuk stabilisasi nilai tukar rupiah. Saat nilai tukar stabil, investor akan lebih merasa aman dan nyaman berinvestasi di Indonesia.

Jadi, siap-siap saja IHSG, obligasi pemerintah, dan rupiah bakal menguat hari ini. Dengan syarat dolar AS tidak bangkit di tengah jalan.

Halaman Selanjutnya --> Simak Agenda dan Rilis Data Hari Ini

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular