
Pasar 'Ramal' Impor Bakal Naik! Gimana Ini, Pak Jokowi...?

Apa yang membuat impor akhirnya tumbuh positif? Apakah permintaan domestik mulai menggeliat, atau hanya karena basis yang rendah tahun lalu (low base effect)?
Sepertinya dua-duanya. Melihat data Purchasing Managers' Index (PMI), dunia usaha mengaku mulai meningkatkan pembelian bahan baku untuk proses produksi di dalam negeri.
"Pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) masih mengganggu operasional perusahaan di Indonesia. Namun sektor manufaktur sepertinya tetap tegar (resilient), di mana produksi masih tumbuh. Penciptaan lapangan kerja juga semakin mengarah ke kondisi normal. Meski pandemi masih menjadi risiko, tetapi perusahaan optimistis terhadap prospek ke depan karena ada harapan pandemi bisa diakhiri," papar Andrew Harker, Economics Director IHS Markit, seperti dikutip dari keterangan tertulis.
IHS Markit mencatat produksi manufaktur Tanah Air naik empat bulan beruntun. Ini karena permintaan baru (new orders) meningkat sehingga dunia usaha merespons dengan menggenjot produksi.
"Perbaikan ini mendorong dunia usaha untuk meningkatkan pembelian bahan baku dan memperlambat laju pengurangan karyawan. Bahkan pembelian bahan baku meningkat ke laju tercepat sejak Mei 2019," sebut keterangan tertulis IHS Markit.
So, memang ada gejala bahwa permintaan domestik mulai bangkit sehingga impor (yang didominasi bahan baku) terangkat. Ini tentu menjadi sinyal positif bahwa pemulihan ekonomi Indonesia berada di jalur yang benar.
Tingginya impor bahan baku menunjukkan bahwa industri dalam negeri sudah siap memproduksi kebutuhan domestik. Jika produksi industri Tanah Air meningkat, maka impor barang konsumsi bisa ditekan, sesuatu yang dicita-citakan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Halaman Selanjutnya --> Basis 2020 Sangat Rendah
(aji/aji)