Newsletter

Wall Street Lagi Nggak Baik, IHSG Juga Bakal Bernasib Sama?

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
22 October 2020 06:00
Masih Dihantui Virus Corona, IHSG Merah. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan Indonesia kembali ditutup bervariatif pada perdagangan Selasa (20/10/2020) kemarin. Nilai tukar rupiah dan harga obligasi pemerintah sama-sama menguat, tetapi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah.

Kemarin, IHSG ditutup melemah tipis 0,07% di level 5.096,44, dimana investor asing melakukan aksi jual bersih sebanyak Rp 116 miliar di pasar reguler.

Bursa Asia mayoritas ditutup menguat pada perdagangan Rabu (21/10/2020) kemarin. Tercatat 4 indeks saham melemah dan 7 indeks saham menguat.

Nilai tukar rupiah menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu (21/10/2020), melanjutkan kinerja positif Selasa kemarin (20/10).

Penguatan rupiah terakselerasi hingga 0,35% ke Rp 14.599/US$. Sayangnya, laju penguatan tidak bisa dipertahankan, rupiah mengakhiri perdagangan di level Rp 14.610/US$, menguat 0,27% di pasar spot.

Mayoritas mata uang Asia menguat pada hari ini, memberikan gambaran dolar AS sedang lesu. Tercatat yen Jepang menjadi juara dengan penguatan 0,95%.

Kemudian harga obligasi pemerintah atau surat berharga negara (SBN) pada perdagangan kemarin kembali ditutup menguat, ditandai dengan imbal hasil (yield) yang turun, kecuali SBN berjangka pendek 1 tahun mengalami pelemahan harga dan kenaikan yield.

Sentimen positif dari kabar stimulus Amerika Serikat (AS) membuat pasar keuangan Indonesia ikut berdampak positif, namun tidak untuk IHSG.

Ketua DPR Nancy Pelosi dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin telah membuat "kemajuan yang bagus" selama negosiasi.

Namun ada "beberapa hal yang dihadapi" sebelum kesepakatan dicapai. Kedua tokoh tersebut akan bertemu lagi pada Rabu dan Meadows berharap ada "sejenis kesepakatan jelang akhir pekan." Negosiasi itu berlangsung untuk mengejar kesepakatan stimulus sebelum 3 November.

Selain itu, di kawasan Asia, Saham Cathay Pacific di Hong Kong melonjak 4,02% setelah mengumumkan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) 5.900 karyawannya sebagai bagian dari restrukturisasi. Anak usahanya, Cathay Dragon, diputuskan berhenti beroperasi.

Bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street, ditutup  melemah pada Rabu (21/10/2020), seiring dari kekhawatiran pelaku pasar akan sulitnya kesepakatan yang tercapai dari paket stimulus corona di AS   

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) melemah 0,35% atau 99,09 poin ke level 28.209,69, kemudian S&P 500 yang turun 0,23% atau 7,8 poin ke 3.435,34, dan Nasdaq Composite yang kaya akan teknologi anjlok 0,28% atau 31,8 poin ke 11.484,69.

Kepala Staf Gedung Putih Mark Meadows mengatakan bahwa saat ini masih ada sejumlah perbedaan antara Gedung Putih dan Kongres partai Demokrat, Presiden Republik Donald Trump "bersedia bersandar" mengerjakan kesepakatan.

Sebelum memulai pembicaraan dengan Menteri Keuangan Steven Mnuchin, Ketua DPR AS Nancy Pelosi mengatakan masih ada kesempatan untuk tercapainya kesepakatan meskipun ada perlawanan dari Senat Republik, walaupun dia mengakui itu mungkin tidak berlarut sampai setelah pemilihan presiden.

"Selama dia terus menggantung wortel di luar sana, maka masih ada kemungkinan bahwa sesuatu bisa dilakukan investor terus optimis," kata Michael James, direktur pelaksana perdagangan ekuitas di Wedbush Securities di Los Angeles, dikutip dari Reuters.

"Anda lebih suka memiliki eksposur yang lebih panjang daripada memiliki terlalu banyak uang tunai jika kesepakatan tercapai".

James mengatakan investor menabuh harapan kesepakatan dapat tercapai pada Kamis. "Semua orang akan duduk di pin dan jarum menunggu kabar berikutnya antara sekarang dan akhir perdagangan besok."

Setelah pasar ditutup, juru bicara Pelosi, Drew Hammill mengatakan "membawa kita lebih dekat untuk dapat meletakkan pena ke kertas untuk menulis undang-undang".

Selanjutnya, dari 11 sektor industri utama, Sembilan diantaranya ditutup lebih rendah dengan sektor energi memimpin persentase penurunan. Sedangkan sektor "media sosial" pada perdagangan kemarin merupakan sektor yang menguat paling tinggi

Saham aplikasi chatting Snapchat, Snap Inc ditutup naik 28% setelah melaporkan perkiraan pertumbuhan dan pendapatan pengguna, karena lebih banyak orang yang menggunakan untuk chatting dengan teman dan keluarga selama pandemi COVID-19.

Kabar ini juga mendorong saham media sosial lainnya menguat, yakni Facebook Inc. dan Twitter Inc. yang masing-masing naik 4% dan 8%. Perusahaan media sosial lainnya yang lebih kecil Pinterest Inc juga memperoleh hampir 9%.

Namun tidak untuk Netflix Inc, dimana saham dari perusahaan penyedia streaming tersebut turun 7%. Setelah persaingan sengit antar penyedia layanan streaming pertandingan sepak bola.

Dari 84 perusahaan di indeks S&P 500 yang telah melaporkan hasil kuartal ketiga, 85,7% diantaranya telah melebihi ekspektasi terkait laba perusahaan.

Investor juga sedang memantau debat kedua sekaligus terakhir antara calon petahana, Donald Trump dengan penantangnya, Joe Biden yang akan dilaksanakan pada Kamis malam atau pagi waktu Indonesia.

Saham pembuat mobil listrik, Tesla Inc. naik 4% pada perdagangan Rabu setelah melaporkan pendapatan di kuartal ketiga tahun 2020. melebihi perkiraan analis karena mencetak rekor pengiriman kendaraan.

Untuk perdagangan hari ini, investor patut menyimak sejumlah sentimen yang bisa menjadi penggerak pasar.

Pertama tentunya sentimen dari bursa Wall Street yang kembali dirundung kekhawatiran pelaku pasar, sehingga bursa Wall Street ditutup melemah.

Pelaku pasar khawatir jika kesepakatan stimulus corona AS tak tercapai sebelum pemilihan presiden (pilpres) 3 November.

Kepala Staf Gedung Putih Mark Meadows mengatakan bahwa saat ini masih ada sejumlah perbedaan antara Gedung Putih dan Kongres partai Demokrat, Presiden Republik Donald Trump "bersedia bersandar" mengerjakan kesepakatan.

Ketua DPR AS Nancy Pelosi yakin masih ada kesempatan untuk tercapainya kesepakatan meskipun ada perlawanan dari Senat Republik, walaupun dia mengakui itu mungkin tidak berlarut sampai setelah pemilihan presiden.

Kedua, yakni debat calon presiden AS kedua sekaligus terakhir antara petahana dari partai Republik, Trump dan penantangnya dari partai Demokrat, Biden yang akan dilaksanakan pada Kamis malam atau Pagi waktu Indonesia.

Ketiga, terkait dari rilis data klaim pengangguran dan data penjualan rumah di AS dan indeks keyakinan konsumen tahap awal di kawasan Eropa.

Berikut sejumlah agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini:

  1.       Rilis data klaim pengangguran AS (19:30)
  2.       Rilis data penjualan rumah AS (21:00 WIB)
  3.       Rilis data indeks keyakinan konsumen awal zona Eropa (21:00 WIB)

Berikut sejumlah indikator perekonomian nasional:

Indikator

Tingkat

Pertumbuhan ekonomi (kuartal II-2020 YoY)

-5,32%

Inflasi (September 2020 YoY)

1,42%

BI 7 Day Reverse Repo Rate (Oktober 2020)

4%

Defisit Anggaran (APBN 2020)

-6,34% PDB

Transaksi berjalan (kuartal II-2020)

-1,18% PDB

Neraca pembayaran (kuartal II-2020)

US$ 9,24 miliar

Cadangan devisa (September 2020)

US$ 135,15 miliar


TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular