
Polling CNBC Indonesia
Konsensus Pasar: September Diramal Deflasi Nih!
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
30 September 2019 09:43

Juniman, Ekonom Maybank Indonesia, juga melihat ada penurunan harga sejumlah komoditas pangan seperti bawang bombai, bawang putih, cabai merah, cabai rawit, daging ayan ras, dan jeruk. Penurunan harga terjadi akibat pasokan yang memadai seiring musim panen dan impor.
"Namun harga beras masih naik karena musim kemarau di sejumlah sentra produksi. Kemudian, biaya masuk perguruan tinggi juga menjadi penyebab inflasi," sebut Juniman.
Helmi Arman, Ekonom Citi, menilai laju inflasi domestik yang masih terkendali akan membuat Bank Indonesia (BI) semakin nyaman dalam melonggarkan kebijakan moneter. Sejak awal tahun, BI sudah tiga kali menurunkan suku bunga acuan.
Helmi memperkirakan Gubernur Perry Warjiyo dan kolega bakal menurunkan suku bunga acuan sekali lagi. Penurunan 25 basis poin (bps) diperkirakan terjadi pada November. Kalau ini terwujud, maka BI 7 Day Reverse Repo Rate akan turun 100 bps sepanjang 2019 setelah tahun lalu melonjak 175 bps.
"BI menyatakan bahwa ke depan bauran kebijakan akan cenderung akomodatif, menyiratkan bahwa pelonggaran moneter belum selesai. Kami menghitung real policy rate di Indonesia masih 1,9 poin persentase di atas proyeksi inflasi dalam 12 bulan. Masih lebih tinggi ketimbang India yang 1,5 poin persentase lebih tinggi," jelas Helmi.
Dengan inflasi yang masih aman dan selisih suku bunga yang masih tinggi apalagi ada kebutuhan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, maka penurunan suku bunga acuan sepertinya memang bakal terjadi lagi. Penurunan suku bunga acuan diharapkan mampu menjadi penahan agar pertumbuhan ekonomi domestik tidak melambat selalu signifikan.
"Kebijakan BI sedikit banyak membantu menahan perlambatan ekonomi, tetapi tidak menjadi penentu. Dengan harga komoditas yang masih turun, dampak negatif terhadap perekonomian Indonesia masih akan terlihat. Rencana ekspansi korporasi akan terhambat dan bank pun menilai ada risiko dalam penyaluran kredit," papar Helmi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
"Namun harga beras masih naik karena musim kemarau di sejumlah sentra produksi. Kemudian, biaya masuk perguruan tinggi juga menjadi penyebab inflasi," sebut Juniman.
Helmi Arman, Ekonom Citi, menilai laju inflasi domestik yang masih terkendali akan membuat Bank Indonesia (BI) semakin nyaman dalam melonggarkan kebijakan moneter. Sejak awal tahun, BI sudah tiga kali menurunkan suku bunga acuan.
Helmi memperkirakan Gubernur Perry Warjiyo dan kolega bakal menurunkan suku bunga acuan sekali lagi. Penurunan 25 basis poin (bps) diperkirakan terjadi pada November. Kalau ini terwujud, maka BI 7 Day Reverse Repo Rate akan turun 100 bps sepanjang 2019 setelah tahun lalu melonjak 175 bps.
"BI menyatakan bahwa ke depan bauran kebijakan akan cenderung akomodatif, menyiratkan bahwa pelonggaran moneter belum selesai. Kami menghitung real policy rate di Indonesia masih 1,9 poin persentase di atas proyeksi inflasi dalam 12 bulan. Masih lebih tinggi ketimbang India yang 1,5 poin persentase lebih tinggi," jelas Helmi.
Dengan inflasi yang masih aman dan selisih suku bunga yang masih tinggi apalagi ada kebutuhan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, maka penurunan suku bunga acuan sepertinya memang bakal terjadi lagi. Penurunan suku bunga acuan diharapkan mampu menjadi penahan agar pertumbuhan ekonomi domestik tidak melambat selalu signifikan.
"Kebijakan BI sedikit banyak membantu menahan perlambatan ekonomi, tetapi tidak menjadi penentu. Dengan harga komoditas yang masih turun, dampak negatif terhadap perekonomian Indonesia masih akan terlihat. Rencana ekspansi korporasi akan terhambat dan bank pun menilai ada risiko dalam penyaluran kredit," papar Helmi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Most Popular