
Polling CNBC Indonesia
Konsensus: Ekonomi RI Kuartal-I 2019 Diramal Tumbuh 5,19%
Hidayat Setiaji & Anthony Kevin, CNBC Indonesia
03 May 2019 17:55

Di sisi lain, investasi yang juga merupakan komponen penting dalam perekonomian Indonesia nampaknya sulit diandalkan untuk menopang pertumbuhan ekonomi. Sepanjang kuartal-I 2019, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat bahwa realisasi investasi hanya mencapai Rp 195,1 triliun, naik 5,3% jika dibandingkan capaian kuartal-I 2018 yang senilai 185,3 triliun. Pertumbuhan tersebut jauh di bawah capaian kuartal-I 2018 yang sebesar 11,8% YoY.
Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) tercatat senilai Rp 87,2 triliun pada 3 bulan pertama tahun ini, naik 14,1% YoY. Sementara itu, Penanaman Modal Asing (PMA) tercatat senilai Rp 107,9 triliun atau turun 0,9% YoY. Padahal pada kuartal-I 2018, PMA melesat hingga 12,3% secara tahunan.
Tekanan terhadap rupiah yang terjadi semenjak bulan Februari ditengarai menjadi faktor yang membuat investor asing menunda investasinya di tanah air. Dalam periode 7 Februari-29 Maret, rupiah melemah sebesar 2,28% di pasar spot, dari level Rp 13.917/dolar AS ke level Rp 14.235/dolar AS.
Rilis angka defisit transaksi berjalan/Current Account Deficit (CAD) periode kuartal-IV 2018 menjadi momok bagi rupiah kala itu. Sepanjang kuartal-IV 2018, CAD Indonesia tercatat senilai US$ 9,1 miliar atau 3,57% dari PDB, naik dari capaian kuartal-III 2018 yang sebesar 3,37% dari PDB. CAD pada kuartal-IV 2018 merupakan yang terparah sejak kuartal-II 2014.
Jika berbicara mengenai rupiah, transaksi berjalan memang merupakan hal yang sangat penting lantaran menggambarkan pasokan devisa yang tidak mudah berubah (dari aktivitas ekspor-impor barang dan jasa). Hal ini berbeda dengan pos transaksi modal dan finansial yang bisa cepat berubah karena datang dari aliran modal portfolio atau yang biasa disebut sebagai hot money.
Selain karena perlambatan di sisi investasi, perlambatan di sisi ekspor juga ditengarai menjadi faktor yang menahan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia di sepanjang 3 bulan pertama tahun ini.
“Pertumbuhan ekonomi mungkin melambat di kuartal-I 2019 seiring dengan perlambatan ekspor dan investasi,” papar Ekonom Citi Helmi Arman dalam email yang diterima CNBC Indonesia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/ank)
Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) tercatat senilai Rp 87,2 triliun pada 3 bulan pertama tahun ini, naik 14,1% YoY. Sementara itu, Penanaman Modal Asing (PMA) tercatat senilai Rp 107,9 triliun atau turun 0,9% YoY. Padahal pada kuartal-I 2018, PMA melesat hingga 12,3% secara tahunan.
Tekanan terhadap rupiah yang terjadi semenjak bulan Februari ditengarai menjadi faktor yang membuat investor asing menunda investasinya di tanah air. Dalam periode 7 Februari-29 Maret, rupiah melemah sebesar 2,28% di pasar spot, dari level Rp 13.917/dolar AS ke level Rp 14.235/dolar AS.
Rilis angka defisit transaksi berjalan/Current Account Deficit (CAD) periode kuartal-IV 2018 menjadi momok bagi rupiah kala itu. Sepanjang kuartal-IV 2018, CAD Indonesia tercatat senilai US$ 9,1 miliar atau 3,57% dari PDB, naik dari capaian kuartal-III 2018 yang sebesar 3,37% dari PDB. CAD pada kuartal-IV 2018 merupakan yang terparah sejak kuartal-II 2014.
Jika berbicara mengenai rupiah, transaksi berjalan memang merupakan hal yang sangat penting lantaran menggambarkan pasokan devisa yang tidak mudah berubah (dari aktivitas ekspor-impor barang dan jasa). Hal ini berbeda dengan pos transaksi modal dan finansial yang bisa cepat berubah karena datang dari aliran modal portfolio atau yang biasa disebut sebagai hot money.
Selain karena perlambatan di sisi investasi, perlambatan di sisi ekspor juga ditengarai menjadi faktor yang menahan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia di sepanjang 3 bulan pertama tahun ini.
“Pertumbuhan ekonomi mungkin melambat di kuartal-I 2019 seiring dengan perlambatan ekspor dan investasi,” papar Ekonom Citi Helmi Arman dalam email yang diterima CNBC Indonesia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/ank)
Pages
Most Popular