Newsletter

Semoga Kuartal II Membawa Kedamaian...

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
02 April 2018 05:55
Wall Street Bangkit, Saham Teknologi Tak Lagi Jadi Biang Kerok
Foto: Reuters
Dari Wall Street, tiga indeks utama menguat cukup signifikan pada perdagangan akhir pekan lalu. Dow Jones Industrial Average DJIA naik 1,07%, S&P 500 bertambah 1,38%, dan Nasdaq plus 1,64%. 

Saham-saham teknologi kembali menguat setelah sempat menjadi biang kerok koreksi. Harga saham Intel naik 5%, kemudian Cicso Systems menguat 2,95%, serta Amazon bertambah 1,1%.  

Wall Street juga terbantu rilis data yang kurang menggembirakan. Belanja konsumen din AS periode Februari hanya tumbuh marjinal 0,2%, tidak berubah dibandingkan bulan sebelumnya. Angka ini sejalan dengan ekspektasi pasar, tidak ada kejutan. 

Data Personal Consumption Expenditure (PCE) yang sering menjadi rujukan Bank Sentral AS The Federal Reserve/The Fed juga masih di angka 1,6%. Belum mencapai target The Fed yang sebesar 2%. 

Rilis data ini seakan memberi konfirmasi bahwa The Fed juga tidak akan memberi kejutan dengan menaikkan suku bunga empat kali sepanjang 2018. Pelaku pasar sudah memperhitungkan ada tiga kali kenaikan, dan sejauh ini tanda-tanda untuk lebih dari itu masih sangat lirih (meski tidak bisa dibilang tidak ada). 

Ini membuat setidaknya satu ketidakpastian berkurang. The Fed kemungkinan besar masih pada rencana awal yaitu kenaikan Federal Funds Rate sebanyak tiga kali selama 2018. Kenaikan pertama sudah dilakukan pada bulan lalu sehingga tersisa dua kali lagi, yang diperkirakan jatuh pada Juni dan Desember. 

Investor dibuat dag-dig-dug oleh pergerakan Wall Street sepanjang kuartal I ini. Mengawali 2018 dengan kuat, Wall Street kemudian mengalami periode berat hingga pernah terkoreksi sampai 4%.  

'Tabungan' penguatan sejak awal tahun pun semakin tergerus. Kini, DJIA sudah terkoreksi 2,49% sejak awal tahun. Sementara S&P 500 melemah 1,11%, tetapi Nasdaq masih surplus 2,89%. 

Badai bertubi-tubi menerpa bursa saham New York. Mulai dari isu suku bunga, perang dagang, hingga kebocoran data digital menjadi sentimen negatif. 

Selepas kuartal I yang penuh onak dan duri, investor kini menyongsong kuartal II dengan rasa was-was yang belum sepenuhnya berkurang. Pengetatan kebijakan moneter di AS dan sejumlah negara maju menjadi isu yang masih perlu diwaspadai. Belum lagi kebijakan proteksionis yang semakin kental pengaruhnya dalam perdagangan dunia.

Tantangannya masih cukup berat... (aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular