Wawancara Eksklusif

Bos Chevron Cerita soal Masa Kejayaan Hingga Terminasi Rokan

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
06 August 2021 17:55
Albert Simanjuntak, Presdir PT Chevron Pacific Indonesia ditunjuk menjadi Managing Director Chevron IndoAsia Business Unit. (Dok: chevron)
Foto: Albert Simanjuntak, Presdir PT Chevron Pacific Indonesia ditunjuk menjadi Managing Director Chevron IndoAsia Business Unit. (Dok: chevron)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) di Blok Rokan, Riau akan berakhir dua hari lagi, tepatnya Minggu, 8 Agustus 2021. Mulai Senin, 9 Agustus 2021 pengelolaan Blok Rokan akan dilanjutkan oleh PT Pertamina Hulu Rokan (PHR), unit usaha PT Pertamina (Persero).

Mungkin, belum banyak orang yang mengetahui bahwa sesungguhnya Chevron telah berada di Indonesia hampir seabad lamanya, tepatnya 97 tahun lalu pada 1924. Namun kala itu memang bukan dengan nama Chevron, melainkan Standard Oil Company of California (Socal).

Tak ayal, bila Chevron merupakan salah satu "pemain tua" di industri migas di Indonesia.

Raksasa migas asal Amerika Serikat ini juga lah yang menjadi pendorong masa kejayaan industri migas di Tanah Air pada 1970-an. Tak tanggung-tanggung produksi minyak yang dihasilkan dari satu blok saja, yakni Blok Rokan, bisa mencapai 1 juta barel per hari (bph). Bandingkan dengan kondisi saat ini di mana produksi minyak dari seluruh blok yang ada di Tanah Air saja tidak sampai 1 juta bph.

Kini produksi minyak Blok Rokan masih menjadi terbesar kedua di Indonesia. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat produksi terangkut (lifting) minyak Blok Rokan pada semester I 2021 ini rata-rata mencapai 160.646 barel per hari (bph) atau 97,4% dari target di dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021 sebesar 165.000 bph.

Meski dalam hitungan hari perusahaan yang dulunya sempat dipegang oleh Caltex ini tak lagi mengelola blok ini, namun pengeboran sumur tetap terus dilakukan hingga kontrak berakhir pada 8 Agustus mendatang.

Pada pekan lalu, Chevron telah berhasil mengebor sumur ke-100 pada masa transisi sejak Desember 2020 lalu.

Lantas, bagaimana persiapan Chevron dalam pengalihan Blok Rokan ini? Apa saja kontribusi yang pernah diberikan Chevron bagi Indonesia selama 97 tahun ada di negeri ini?

CNBC Indonesia secara eksklusif telah mewawancarai Albert Simanjuntak, Managing Director Chevron IndoAsia Business Unit dan President Director PT CPI.

Dalam Program Energy Corner Squawk Box, Kamis (05/08/2021), Albert tak segan-segan menceritakan hal tersebut. Berikut petikan wawancara lengkap kami:

Director of Chevron IndoAsia Business Unit (IBU) and President Director of PT. Chevron Pacific Indonesia (PT CPI), Albert SimanjuntakFoto: Director of Chevron IndoAsia Business Unit (IBU) and President Director of PT. Chevron Pacific Indonesia (PT CPI), Albert Simanjuntak
Director of Chevron IndoAsia Business Unit (IBU) and President Director of PT. Chevron Pacific Indonesia (PT CPI), Albert Simanjuntak

Chevron sudah ada di Tanah Air sampai 97 tahun lamanya, nyaris satu abad, boleh diceritakan ke kami sekelumit sejarah prestasi dan inovasi apa saja yang telah dicapai?

Pertama-tama hampir satu abad Chevron di Indonesia tentu kami ucapkan puji syukur kepada tuhan YME dan pada seluruh pihak yang berkepentingan pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat dan juga pihak-pihak yang telah membantu kami di dalam menjalankan operasi kami di Indonesia.

Sekelumit tentang sejarah Chevron di Indonesia diawali dengan tibanya ahli geologi dari Standard Oil Company of California (Socal) pada tahun 1924, yang dilanjutnya dengan melakukan survei, jadi tim Socal selanjutnya bermitra dengan Texaco membentuk Caltex tahun 30-an.

Bersama-sama melakukan eksplorasi di daerah Sumatera Tengah yang sekarang di kenal Riau. Sukur alhamdulillah penemuan migas didapatkan di awal tahun 40-an yakni di Lapangan Sebanga, Duri, dan Minas. Upaya untuk mengeksplorasi dan memproduksi sempat terhenti karena adanya perang kemerdekaan dan akhirnya pada tahun 1953 lapangan Minas yang terbesar di Asia Tenggara berhasil diproduksikan.

Sejak itu Chevron yang dikenal sebagai Caltex Pacific Indonesia yang sekarang jadi Chevron Pacific Indonesia terus melakukan penambahan sumur-sumur produksi pencarian sumber cadangan baru dan mencapai produksi puncak di tahun '73 sebesar 1 juta barel per hari.

Dan hal ini tentu tidak lepas dari inovasi dan teknologi yang diterapkan oleh Chevron atau CPI. Salah satu teknologi yang diterapkan sejak tahun 1980-an adalah steam flood yang mana diterapkan di Duri Field bahkan Duri Field dikenal sebagai salah satu lapangan minyak yang diterapkan injeksi uap atau steam flood yang terbesar di dunia.

Dan kita sangat bangga salah satu keberhasilan kita capai adalah alih teknologi dari ahli-ahli dari Amerika yang sekarang sudah dikuasai oleh karyawan-karyawan nasional dan Duri Field sendiri mencapai puncak produksinya pada tahun '90-an 300 ribu bph.

Dan syukur sekali Chevron masih bisa melanjutkan operasi yang selamat andal dan lancar.

Apa yang membuat Chevron tertarik akan Indonesia ini, kilas balik lagi pada awalnya putuskan akan berinvestasi di Indonesia hingga akhirnya ditemukan lapangan-lapangan minyak raksasa dan sampai sekarang masih berjaya?

Satu tujuan Chevron di dalam menjelajah dunia mencari sumber-sumber minyak dan gas tak lain adalah menciptakan kehidupan lebih baik bagi umat manusia. Kemajuan peradaban tak akan tercapai tanpa energi yang dapat diandalkan dan terjangkau, serta melalui cara-cara yang lebih bersih untuk mendapatkannya.

Jadi, memenuhi kebutuhan energi yang terus berkembang jelas menuntut inovasi yang terus menerus tujuan tersebut hanya bisa diraih jika ada kombinasi keunggulan sumber daya manusia dan teknologi.

Sudah lama sekali Chevron ada di RI bahkan sejak Presiden Pertama RI Soekarno sampai Presiden sekarang. Tentu saja banyak penyesuaian yang dialami banyak ragam jenis kepemimpinan, bagaimana Chevron bisa bertahan dan melakukan penyesuaian, bahkan di tengah keberbedaan kepemimpinan-kepemimpinan tadi?

Saya tambahkan dikit, Chevron sudah berada di Indonesia bahkan sebelum Indonesia merdeka. Ini hal yang kami syukuri juga setelah merdeka Chevron terus melanjutkan perannya untuk menyediakan energi yang dapat diandalkan dan terjangkau dan sediakan sumber devisa bagi negara, turut serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan turut serta gerakkan roda ekonomi dan pembangunan Indonesia.

Di dalam menjalankan peran ini CPI senantiasa utamakan keselamatan perlindungan lingkungan dan kemitraan atau kerja sama dengan seluruh pemangku kepentingan, termasuk dengan pemerintah Indonesia.

Pemerintah daerah tokoh-tokoh masyarakat, penyedia barang dan jasa serta masyarakat di daerah operasi dengan semangat kemitraan ini CPI maju bersama-sama dengan pemangku kepentingan dan CPI juga menjaga dan menerapkan prinsip saling menghormati serta jaga kepatuhan peraturan dan perundangan di negara kita ini.

Sejauh mana kontribusi yang telah Chevron berikan terhadap produksi minyak nasional, kemudian membantu Indonesia juga mengurangi impor minyak mentah dan membantu juga penerimaan negara di RI?

Sejak CPI berhasil menemukan cadangan dan memproduksi migas di Sumatera Tengah atau Riau CPI terus menambah tingkat produksi, CPI menjadi salah satu tulang punggung produksi migas di Indonesia, sekaligus menjadi tulang punggung penerimaan negara dari migas.

Pada saat mencapai produksi puncak 1973 CPI bahkan produksi lebih dari 60% produksi migas minyak nasional, hingga saat ini CPI masih mampu menyumbangkan 23% dari total produksi minyak Indonesia.

Selain bagi negara, apa saja yang sudah dikontribusikan Chevron pada masyarakat dan daerah di mana CPI operasi?

Satu yang mau kami sampaikan, CPI tumbuh bersama dengan Pemda dan masyarakat di daerah operasi di daerah Riau keberadaan CPI menggerakkan roda ekonomi dan roda pembangunan melalui investasi yang signifikan dan juga melalui kegiatan operasi yang kami laksanakan.

Di dalam melaksanakan pengembangan lapangan migas, CPI juga membangun banyak infrastruktur, misalnya infrastruktur jalan yang panjangnya ribuan km dan infrastruktur ini juga dimanfaatkan pemerintah daerah dan masyarakat yang ada di daerah operasi kami. Ini kontribusi langsung yang dirasakan masyarakat.

CPI juga jalankan program tanggung jawab sosial, ada lima pilar di bidang ini, pertama pemberdayaan ekonomi masyarakat, kedua pendidikan, ketiga lingkungan hidup, keempat kesehatan, dan terakhir tanggap darurat bencana.

Saya berikan dua contoh pertama untuk pengembangan ekonomi masyarakat, kami terapkan program sejak tahun 2001 yang kita sebut local business development kita membangun kemampuan-kemampuan pengusaha kita didik kita latih untuk membuat perusahaan kecil dan lalu kita berikan pekerjaan untuk melaksanakan operasi yang risiko rendah.

Dan hingga saat ini kita sudah melatih ribuan pengusaha dan per tahun rata-rata berikan pekerjaan 5 tahun terakhir 220 pengusaha dan rata-rata kita salurkan investasi 100 miliar rupiah. Ini akan digunakan juga akan digunakan juga oleh PHR sebagai bagian dari pada alih kelola.

Contoh kedua di bidang pendidikan, kita membangun SMA yang pertama di Pekan Baru bersama-sama pemerintah daerah. Demikian juga kita menyalurkan beasiswa, baik untuk masyarakat dan perguruan tinggi, contoh masyarakat, termasuk juga masyarakat suku Sakai dan kita juga (bangun) Politeknik Caltex Riau yang hingga saat ini sudah salurkan ribuan orang.

Tentu kita akan terus melanjutkan program ini hingga bahkan sampai akhir masa kontrak kami 8 Agustus nanti.


Adanya alih kelola ke operator baru Pertamina, apa saja yang sudah dilakukan Chevron dan tingkat kesiapan seperti apa?

Pertama-tama yang harus selalu kita jaga adalah operasi yang sudah berlangsung selama ini untuk dijaga agar bisa selamat andal dan lancar. Dan kedua sesuai dengan persetujuan pemerintah CPI telah melakukan investasi untuk membor dan menambah sumur-sumur baru dan kita sudah melaksanakannya dan masih akan terus berlangsung bahkan sampai hari terakhir kontrak kita yakni tanggal 8 Agustus hari minggu ini.

Ketiga adalah kewajiban CPI operator Blok Rokan yang sekarang untuk menterminasi yang artinya CPI menyelesaikan dan melaporkan seluruh aset milik negara kepada pemerintah. Aset berupa aset fisik dan tanah. Demikian juga CPI mengembalikan seluruh data-data yang terkumpul kepada pemerintah. Lalu sebagai bagian dari alih kelola adalah untuk bekerja sama dengan SKK Migas dan Pertamina Hulu Rokan sebagai operator berikutnya agar alih kelola ini berjalan lancar.

CPI bekerja sama sangat erat menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan oleh PHR agar pada tanggal 9 PHR benar-benar siap dan melanjutkannya dengan tetap menjaga keselamatan, keandalan, dan lancar. Tentu kami sangat berterima kasih atas kerja sama yang luar biasa ini.

Apa saja kendala dalam proses alih kelola Blok Rokan ini dan bagaimana Chevron dan Pertamina bisa menyelesaikan kendala?

Kita sudah bekerja sama dengan pemerintah dan PHR juga sejak awal tahun 2019 untuk mempersiapakan dan melaksanakan terminasi dan alih kelola ini. Namun seperti kita semua alami, seluruh dunia dihantam pandemi Covid, Chevron juga CPI dalam hal ini termasuk kegiatan alih kelola juga mengalami tantangan yang luar biasa ini, sehingga kami harus melakukan penyesuaian-penyesuaian.

Salah satu kita harus melakukan pemeriksaan fisik aset-aset yang kami sebutkan ada sekitar 113 ribu aset yang menyebar di daerah Blok Rokan yang harus diperiksa bersama-sama dengan SKK Migas, Kementerian Keuangan, dan Kementerian ESDM, sementara kita juga harus menjaga setiap orang yang terlibat, Puji Tuhan semua berjalan dengan lancar.

Tantangan kedua adalah Blok Rokan sangat besar seperti aset yang kami sebutkan ada 113 ribu item dan sangat kompleks di situ diperlukan kerja sama dan kolaborasi dengan SKK Migas dan PHR agar semua proses transisi ini bisa berjalan dengan lancar dan kerja sama yang erat adalah kunci keberhasilan dan mudah-mudahan saat ini kami on track untuk bisa menyerahterimakan pada 8 Agustus nanti kepada pemerintah untuk selanjutnya diserahkan ke PHR sebagai operator selanjutnya.


Ini menjelang berakhirnya kontrak Chevron juga kebetulan baru saja menyelesaikan pengeboran sumur ke 100, bisa dijelaskan?

Keberhasilan membor 100 sumur ini hingga saat ini tidak lepas dari persetujuan pemerintah yang telah mengizinkan kami untuk melakukan pemboran di awal tahun ini atau tepatnya di akhir Desember 2020. Kami menyusul persetujuan pemerintah dalam tiga bulan relatif singkat kami berhasil memobilisasi rig-rig, kontrak-kontrak jasa dan material untuk memulai pemboran.

Kami mulai dengan satu rig ditambah dan hingga saat ini ada delapan rig yang operasi. Harapan kami bisa nambah satu rig lagi, sehingga menjadi sembilan sebelum serah terimakan kepada PHR selaku operator berikutnya dalam waktu relatif singkat ini sejak persetujuan untuk investasi kami dapatkan pencapaian ini merupakan yang sudah sangat baik.

Dan kami akan terus menambah jumlah sumur yang akan dibor hingga hari terakhir 8 Agustus nanti.


Program pengeboran tadi bagaimana Chevron dan Pertamina pastikan ketersediaan pasokan material pendukung program pengeboran?

Kita bersama-sama dengan SKK Migas dan PHR membangun satu rencana yang terintegrasi jadi untuk membor sumur baik dalam masa kontrak CPI dan dilanjutkan masa kontrak PHR kemudian CPI menambah jumlah rig dan membantu Pertamina mempersiapkan rig-rignya di lokasi yang kami siapkan sehingga pada tanggal 9 rig-rig Pertamina bisa langsung membor.

Mengenai material, juga pendekatannya, serupa kita bekerja sama dengan SKK Migas dan PHR untuk sebagian sumur-sumur yang akan dibor oleh PHR materialnya kami pesan dan kami siapkan dan selanjutnya akan digunakan oleh PHR.

Demikian juga kontrak-kontrak jasa yang dibutuhkan PHR kami bantu kami juga bekerjasama dengan PHR menyiapkannya. Dengan demikian, walaupun ada pergantian operator dari tanggal 8 Agustus ke 9 Agustus berjalan seamless, jadi seolah-olah operatornya tidak berganti.

Satu yang luar biasa perlu saya tekankan bahwa para karyawan yang saat ini operasikan Blok Rokan di bawah CPI juga adalah karyawan yang akan meneruskan operasi Blok Rokan di bawah PHR. Ini adalah kunci sukses kelancaran transisi ini juga.


Secara keseluruhan bagaimana proses transisi menurut sudut pandang Bapak?

Satu yang kami lihat untuk Rokan ini kerja sama seluruh pihak dari berbagai institusi pemerintah sangat baik dan kerja sama CPI dengan operator berikutnya sangat baik. Kerja sama dengan pemerintah daerah dan juga masyarakat di sekitar daerah operasi sangat baik, sehingga ini menjadi pekerjaan bersama menurut kami ini menjadi suatu teladan atau role model transisi blok yang berakhir masa kontraknya kepada operator berikutnya.

Mudah-mudahan. Tentu tidak ada yang sempurna, mudah-mudahan apa yang telah kami lakukan bersama-sama dengan pemerintah, masyarakat, PHR, bisa menjadi satu contoh untuk terus dikembangkan tentu ada yang bisa diperbaiki ke depan.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pertamina Bina UMK, Dukung Gerakan Bangga Buatan Indonesia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular