Special Interview

Perkenalkan Wulan Tilaar, Sang Penerus Bisnis Martha Tilaar

Lynda Hasibuan, CNBC Indonesia
09 September 2018 11:11
Tongkat estafet kepemimpinan Grup Martha Tilaar sekarang berada di tangan Wulan Tilaar.
Foto: Shalini
Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan kosmetika Grup Martha Tilaar sudah merupakan satu nama legenda di industri kecantikan Indonesia. Perusahaan ini pun terus berkembang, dari generasi ke generasi.

Putri dari Martha Tilaar, yakni Wulan Tilaar, kini terlibat dalam mengembangkan perusahaan.

Di usianya yang relatif muda, ternyata Wulan Tilaar sudah mulai dipercaya dan dipersiapkan untuk memegang tanggung jawab besar di beberapa perusahaan milik keluarga.

Wulan Tilaar juga dipilih sebagai ikon pengganti sang pendiri perusahaan yakni Martha Tilaar.

Ditemui di kantornya di kawasan KH Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Wulan begitu ramah menyambut kedatangan CNBC Indonesia. Kepemimpinan yang lemah lembut menggambarkan sosoknya yang bersahaja namun disegani.

Wulan Tilaar pun bercita-cita meneruskan usaha sang ibu hingga ke mancanegara. Tak sekedar itu CNBC pun berhasil mengupas tuntas perjalanan karir beliau hingga menjadi penerus bisnis orang tua. Berikut adalah tanya jawabnya :

Bisa diceritakan sedikit perjalanan karirnya?

Jadi dari mulai saya sekolah kebetulan saya sering ke tempat ini. Terus karena saya sekolahnya dekat sini jadi ibu saya dari kecil sudah memberikan pembekalan dengan melihat langsung seperti apa sih beauty school atau spa.

Tapi, kalau tadi ngomong perjalanan karir, secara profesional dimulai 1 januari 2005. Jadi kalau dihitung-hitung saya masih karyawan baru.

Terus saya mulai dari Art Division karena background saya designer dan advertising. Karena baru lulus, saya pikir saya mulai dengan apa yang saya bisa.

Ternyata di Art Division itu sudah settle semua dari Art director-nya, designer-nya, semua bagian-bagian sudah beres semua jadi saya merasa kurang tertantang karena saya cuma supervisi atau kalau ditanya dan perlu saran, jadi karena baru lulus itu ya jadi kurang menantang.

Jadi saya mau mencari pengalaman baru dari lingkungan saya kecil yang familiar yaitu di unit bisnis Martha Tilaar grup bagian services di Puspita Martha International Beauty School dan Martha Tilaar spa.

Baru 4 bulan kerja, saya mau ke divisi ini ternyata walaupun sudah dibiasakan dari kecil,yang namanya melakukan operasional dan observasi itu beda kan ya, beda banget.

Saya merasa tidak memiliki kompetensi yang pas, karena background saya berbeda dengan yang akan saya jalani. Tahun 2007, saya mulai sekolah di Puspita Martha mengambil program Cidesco [Comité International d'Esthétique et de Cosmétologie] untuk beauty aesthetics.

Jadi, [diajarkan] bagaimana menjadi seorang spa therapist dan beauty therapist. Sekolahnya lumayan diajarkan semua ritual yaitu diajarin cara belajar massage, menicure, pedicure, facial dan sebagainya.

Karena ini [Cidesco] adalah ujian international, jurinya dari luar negri jadi kita harus bisa perform sendiri. Ternyata itu menjadi titik balik saya yang pertama yaitu yang tadinya engga tahu secara teknis aturan beauty school, spa atau salon disitu saya tahu. Begitu saya lulus dari Cidesco, saya langsung terlibat di acara seminar, kongres, workshop yang membuka network saya.

Sedari kecil sudah dilibatkan di bisnis keluarga, apakah ada cita-cita atau impian lain? Apakah sempat ragu pilih melanjutkan bisnis keluarga atau merintis karir sendiri?

Khusus dari kecil saya sudah diarahkan berbeda generasi saya dengan generasi milenial sekarang yaitu di generasi saya, apa yang dikatakan orang tua itu pasti bagus deh tidak mungkin kejeblos. Saya tipenya yang penurut, jadi pas banget.

Keinginan saya ya ini,seperti yang dikatakan ibu saya yaitu ini adalah perusahaan keluarga yang sudah dibentuk dan ditata, kamu tinggal menjalani. Saya pikir, Oh that's it, tapi enggak segampang itu. Karena bagaimana menurunkan jiwa dari generasi pertama ke generasi kedua itu kita punya satu benang merah tapi punya sisi pandang yang berbeda-beda.

Apa pengalaman yang paling berarti (suka/ duka) dalam menjalankan karirnya?

Tentu ada. Tapi saya anggap sebagai pembelajaran saya. Setelah empat tahun menjadi Deputy General Manager yang membawahi empat anak perusahaan, yakni Martha Tilaar Salon & Day Spa, Puspita Martha International Beauty School, Cipta Busana Martha Tilaar, dan Art & Beauty Martha Tilaar, saya memiliki rencana untuk memperkenalkan tradisi dan kecantikan wanita Indonesia kepada dunia internasional.

Salah satu cara yang ditempuhnya adalah dengan merambah ke beberapa negara tetangga dan negara-negara di luar Asia. Saat memulai hal itu dan berkarya di perusaahaan, saya telah berhasil mensinergikan sekolah dan salon body spa dengan inti perusahaan Martha Tilaar.

[Gambas:Video CNBC]

Kiat-kiat apa saja atau strategi bisnis seperti apa yang diterapkan dalam bisnis? 

Kita merangkul banyak bloggers, beauty influencer. Kita juga melakukan inovasi-inovasi produk yang walaupun lokal brand tapi tetap menyesuaikan dan menciptakan kosmetik dengan tren-tren yang ada.

Pernah gagal tidak? Bagaimana cara bangkit dari kegagalan itu?

Iya pernah merasa gagal yaitu saat gagal memenuhi ekspektasi orang lain. Karena untuk menyenangkan orang lain itu sangat sulit dan bukan tugas tanggung jawab kita tapi bagaimana kita bertanggung jawab dengan panggilan hidup kita supaya kita bisa menyenangkan orang lain dan dengan apa yang saya miliki ini semoga bisa menjadi bermanfaat bagi diri sendiri serta orang lain.

Saat ini semakin banyak kosmetik Korea menjamur di Indonesia, bagaimana Martha Tilaar bisa bertahan dan bersaing dengan brand make up lain?

Persaingan kosmetik sekarang ini sangat luar biasa ya dan bagus sekali untuk pertumbuhan bagi lokal brand. Cara bersaing salah satunya sudah saya bilang tadi yaitu berinovasi dalam konsep-konsep kita.

Sebagai seorang wanita, Wulan juga tak melupakan begitu saja perannya sebagai ibu sekaligus istri. Lantas bagaimana Anda membagi waktu antara karir dan juga keluarga?

Prioritas saya ada 3 yaitu hubungan saya dengan Tuhan, keluarga dan pekerjaan saya. Ketiga ini semuanya akan tiba waktunya datang bersamaan dan semuanya penting.
Kalau hubungan dengan Tuhan itu personal, bisa dilakukan dimanapun kapanpun bagaimanapun itu kita tetap bisa lakukan.

Tapi prioritas saya saat ini untuk keluarga dan pekerjaan saya. Dan yang pasti selalu ada dukungan suami saya dibelakang saya selama ini.

Untuk Wulan pribadi, perawatan wajah dan tubuhnya apa saja dan budgetnya bisa habis berapa untuk perawatan. Apakah wajar kalau perempuan habis jutaan untuk perawatan?

Karena setiap hari make up jadi beberapa kali dalam sebulan saya facial untuk rejuvinating skincare, creambath karena sering dicatok dalam sebulan 2 kali, body massage sebulan sekali. Bujetnya yaitu facial sekitar Rp 1,5 juta, creambath sekitar Rp 500 ribu, body massage sekitar Rp 1 juta.

Ya ini wajar saja untuk perawatan karena itu adalah hak setiap orang. Jadi mengeluarkan angka sebanyak itu tidak akan sia-sia karena sudah dipersiapkan.
(ray) Next Article Wulan Tilaar, Generasi Kedua Imperium Kosmetik Martha Tilaar

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular