Urgensi Sertifikasi Higiene Industri

Totok Siswantara, CNBC Indonesia
08 October 2025 09:52
Totok Siswantara
Totok Siswantara
Totok Siswantara merupakan Pengkaji Transformasi Teknologi dan Industri. Ia merupakan lulusan Program Profesi Insinyur Institut Teknologi Indonesia Tangerang Selatan. Ia pun memiliki pengalaman bekerja di industri pesawat terbang, tepatnya di PT Dirgantara.. Selengkapnya
Logo K3
Foto: Logo K3

Catatan: Artikel ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi CNBCIndonesia.com

Sektor ketenagakerjaan mesti dibersihkan dari berbagai modus korupsi dan pungli. Ketentuan tentang sertifikasi higiene industri yang selama ini kondisinya seperti benang kusut perlu segera dibenahi. Penyelenggaraan pelatihan dan sertifikasi pekerja di daerah yang selama ini tidak jarang terjadi penyimpangan dan ajang pemerasan tidak boleh terjadi lagi.

Sungguh ironis angka kecelakaan kerja di Indonesia semakin tinggi, pada tahun 2024 tercatat jumlah kasus kecelakaan kerja mencapai 462.241 kasus dengan rincian sebanyak 91,65 persen termasuk peserta penerima upah. Tingginya angka kecelakaan kerja menunjukkan bahwa sistem keselamatan dan kesehatan kerja (K3) masih buruk.

Pengawasan dan tata kelola di bidang K3 diurus oleh Balai Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Balai ini merupakan salah satu lembaga yang berada di bawah naungan Direktorat Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Ditjen Binwasnaker & K3) Kemenaker. Selama ini kegiatan pelatihan untuk sertifikasi dan biaya pelatihan K3 dirasa memberatkan perusahaan dan pekerja yang bersangkutan.

Untuk mendapatkan Sertifikat K3 melalui Uji Kompetensi yang diselenggarakan Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), seseorang harus menjalani pelatihan K3. Pelatihan itu memakan waktu dan biaya cukup besar. Sertifikat keahlian tersebut ditempuh dalam waktu sekitar seminggu dengan membayar sekitar Rp 5,5 juta.

Perkembangan teknologi produksi mesti diikuti dengan kedisiplinan pekerja dan adanya sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) utamanya aspek higiene industri. Kedisiplinan tersebut diakselerasi oleh transformasi revolusi Industri 4.0. Di negara maju sudah terlihat jenis pekerjaan yang memiliki risiko tinggi mulai diambil alih oleh mesin. Namun begitu kebijakan ketenagakerjaan di Indonesia masih menekankan aspek padat karya.

Meskipun kebijakan padat karya namun perlu kedisiplinan higiene yang sesuai dengan transformasi dan kemajuan teknologi. Pelatihan ahli K3, contohnya dalam bidang Pesawat Uap dan Bejana Tekan (PUBT) bertujuan meningkat pengetahuan dan pembinaan untuk pelaksanaan pemeriksaan dan atau pengujian pesawat uap dan bejana tekan sesuai dengan regulasi pemerintah.

Materi pelatihan PUBT disesuaikan dengan perkembangan teknologi terkini. Perlu dicatat bahwa penerapan bejana tekan dari waktu ke waktu mengalami transformasi teknologi dan berkembang sangat cepat. Transformasi itu terjadi di beberapa proses industri barang dan jasa ataupun untuk sarana umum dan bahkan di beberapa rumah tangga.

Menurut catatan otoritas ketenagakerjaan, di bagian PUBT tingkat risiko kecelakaannya cukup tinggi sehingga membuat perusahaan harus mengantisipasi dan mitigasi. Kedisiplinan pekerja yang menangani instalasi PUBT juga perlu ditegakkan untuk menghindari kecelakaan kerja.

Adanya tenaga kerja dengan jumlah yang memadai yang memiliki sertifikat Ahli K3 PUBT adalah aspek penting dalam mendukung pencegahan kecelakaan kerja PUBT yang mungkin terjadi karena dapat meminimalkan faktor-faktor menyebabkan kecelakaan.

Perkembangan teknologi pesawat uap dan bejana tekan terus mengalami kemajuan dengan fokus untuk meningkatkan efisiensi dan keselamatan kerja. Kemajuan tersebut dengan cara penggunaan material yang lebih kuat, Selain itu juga sistem monitor yang lebih praktis,dan teknologi pembakaran yang kinerjanya lebih bagus.

Seperti misalnya pabrik smelter kini sudah banyak yang melakukan transformasi teknologi terkait boiler. Yakni menggunakan boiler listrik baru yang berbasis energi terbarukan. Hal ini untuk menggantikan boiler lama yang menggunakan bahan bakar HSFO. Boiler baru itu mendapat suplai listrik dari PLTA. Sehingga bisa dikatakan nol emisi. Sedangkan pada model sebelumnya menggunakan bahan bakar HSFO (high sulfur fuel oil).

Boiler merupakan salah satu alat penting dalam produksi nikel. Uap yang dihasilkan dari alat ini berguna untuk proses atomisasi di burner rotary dryer dan reduction kiln dan juga memanaskan sulfur yang digunakan pada proses reduction kiln serta berfungsi untuk memanaskan pipa bahan bakar.

Selain ramah lingkungan, kinerja boiler tersebut juga lebih efisien dan efektif dalam proses pengolahan bijih nikel. Mampu memproduksi uap dalam tempo hanya 10 menit dari kondisi warm, Sedangkan boiler model sebelumnya perlu beberapa jam. Di sisi lain, biaya operasional boiler baru ini lebih hemat atau ekonomis 33 kali dibanding model sebelumnya atau dapat menghemat sekitar 5 juta dollar AS per tahun.

Pelatihan dan Sertifikasi Higiene Industri biasanya terintegrasi dengan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) atau kawasan industri. Tenaga kerja selain mendapatkan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi dan mendapatkan upah kerja yang layak juga mesti mendapatkan jaminan higiene industri yang memadai. Sehingga dampak gangguan fisik dan psikis dari para pekerja akibat proses produksi dari lingkungan pabrik bisa diatasi bahkan dinetralisir hingga titik nol.

Secara hukum ketenagakerjaan, Undang Undang yang terkait dengan higiene perusahaan kesehatan sudah ada sejak lama, yakni UU 11/1962 mengatur mengenai hygiene untuk usaha umum dan usaha pemerintah dalam pendidikan, bimbingan, pengawasan, pemeriksaan higiene lingkungan, hasil produksi dan penggunaan alat yang dapat membahayakan kesehatan. Dalam perjalanan waktu, peraturan tersebut terus disempurnakan atau direvisi sesuai dengan kemajuan teknologi.

Secara teoritis higiene industri adalah ilmu yang mempelajari cara mengantisipasi, mengenali, mengevaluasi, dan mengendalikan kondisi tempat kerja yang dapat menyebabkan cedera atau penyakit pada pekerja. Ahli higiene industri menggunakan pemantauan lingkungan dan metode analisis untuk mendeteksi tingkat paparan pekerja dan menerapkan rekayasa, pengendalian praktik kerja, dan metode lain untuk mengendalikan potensi bahaya kesehatan.

Pada saat ini perlu transformasi higiene industri di berbagai tempat kerja dengan langkah pertama melakukan analisis tempat kerja. Analisis tempat kerja merupakan langkah awal yang penting yang membantu seorang ahli higiene industri menentukan pekerjaan dan stasiun atau ruang kerja mana yang menjadi sumber masalah potensial.

Selama analisis tempat kerja, ahli higiene industri mengukur dan mengidentifikasi paparan, tugas yang bermasalah, dan risiko. Analisis tempat kerja yang paling efektif mencakup semua pekerjaan, operasi, dan aktivitas kerja.

Ahli higiene industri memeriksa, meneliti, atau menganalisis bagaimana bahan kimia atau bahaya fisik tertentu di tempat kerja tersebut mempengaruhi kesehatan pekerja. Jika ditemukan situasi yang membahayakan kesehatan, ahli higiene industri merekomendasikan tindakan perbaikan yang tepat.

Bagi karyawan, pelatihan dan sertifikasi higiene industri mestinya bisa meningkatkan kompetensinya secara mendalam. Karyawan menjadi paham bahkan juga mengetahui hingga sejarah filosofi tentang PUBT.

Filosofi itu bermula pada tahun 1760, ketika James Watt, seorang berkebangsaan Inggris, telah berhasil memakai uap sebagai kekuatan pendorong. Dia adalah yang pertama membuat instalasi tenaga uap yang terdiri dari sebuah ketel uap dan mesin uap yang terpisah alat tersebut dinamakan Waggon Boiler, karena bentuknya seperti gerobak/wagon.

Baik boiler maupun alat lainnya memerlukan perhatian khusus dalam bidang K3. Hal tersebut dikarenakan pesawat uap memiliki potensi bahaya yang kompleks mulai dari yang paling ringan yaitu pajanan panas, bising lingkungan, hingga peledakan yang secara masif bisa meratakan plant usaha yang menggunakannya.

Untuk menghindari potensi bahaya tersebut biasanya dilakukan riksa uji secara berkala. Tidak luput juga dengan sertifikasi operator, teknisi, dan ahli yang dapat memahami cara mengoperasikan serta pemeliharaan pesawat uap dengan aman.


(miq/miq)