Arah Baru Hilirisasi: Inovasi, Kerja Sama, Keberlanjutan

Noor Sona Maesana Mushonnif, CNBC Indonesia
09 August 2025 05:20
Noor Sona Maesana Mushonnif
Noor Sona Maesana Mushonnif
Noor Sona Maesana Mushonnif adalah seorang pengusaha dan profesional yang saat ini menjabat sebagai Staf Khusus Menteri Investasi dan Hilirisasi / Kepala BKPM bidang Percepatan Hilirisasi dan Peningkatan Pengusaha Nasional. Ia juga dikenal sebagai pendiri .. Selengkapnya
Chairman of the Board Freeport McMoRan Richard C. Adkerson dan Presiden & CEO Freeport-McMoRan Kathleen Quirk bersama Presiden Direktur PTFI Tony Wenas melakukan tinjauan ke smelter tembaga PTFI di JIIPE, Gresik, Jawa Timur. (Dok. PTFI)
Foto: Smelter tembaga PT Freeport Indonesia di KEK JIIPE, Gresik, Jawa Timur. (Dokumentasi PT Freeport Indonesia)

Catatan: Artikel ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi CNBCIndonesia.com

Belakangan ini, istilah "hilirisasi" semakin sering terdengar di ruang publik. Banyak yang mengaitkannya dengan larangan ekspor bahan mentah, pembangunan pabrik smelter, atau kebijakan tambang.

Tapi saya percaya hilirisasi bukan hanya soal industri berat, hilirisasi adalah tentang nilai tambah, kemandirian ekonomi, penciptaan lapangan kerja dan arah masa depan bangsa.

Sebagai seseorang yang berasal dari dunia usaha dan kini dipercaya mendampingi Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal, saya melihat bahwa hilirisasi yang berkelanjutan hanya bisa terjadi bila ada ekosistem investasi yang sehat dan keberpihakan pada pengusaha lokal. Hilirisasi harus disertai dengan penambahan nilai yang bertahan lama dan berkelanjutan

Kunjungan saya ke berbagai kawasan industri menunjukkan bahwa membangun pabrik saja tidak cukup. Pertanyaannya: siapa yang memiliki nilai tambahnya? Apakah hanya perusahaan asing yang menikmati margin tinggi dari ekspor barang jadi, ataukah ada partisipasi aktif dari anak bangsa dalam supply chain?

Hilirisasi bukan hanya tentang menjual bahan baku dalam bentuk baru. Ia harus:
* membuka lapangan kerja lokal,
* melibatkan UKM dalam rantai pasok,
* dan mendorong pengusaha Indonesia naik kelas lewat kemitraan.

Investasi yang kita kejar bukan yang cepat, tapi yang tumbuh bersama ekosistem lokal. Pemerintah hari ini memiliki peran ganda: menarik investasi masuk, sekaligus memastikan bahwa investasi tersebut berdampak nyata bagi pembangunan nasional.

Sebagai bagian dari tim Kementerian Investasi, saya terlibat dalam mendorong kebijakan seperti:
* integrasi antara pelaku lokal dan asing,
* insentif untuk investor yang membina industri lokal,
* dan regulasi transparan untuk meminimalkan tumpang tindih perizinan.

Satu hal yang saya tekankan: kecepatan dan kepastian perizinan jauh lebih penting daripada sekadar angka komitmen investasi. Karena tanpa eksekusi yang jelas, angka hanyalah janji.

Menjembatani Dunia Bisnis dan Kebijakan
Saya pernah berdiri di posisi founder yang pitching ke investor, mengejar break-even point, dan menghadapi kegagalan karena partner tidak transparan. Kini, saya berdiri di sisi kebijakan, dan pengalaman itu membuat saya sadar satu hal:

Bahasa investor dan bahasa pemerintah sering berbeda. Dan tugas generasi muda di birokrasi seperti saya adalah menjembatani keduanya.

Kita perlu mindset baru dalam membangun hubungan dengan investor: bukan sekadar "jual proyek", tapi tumbuhkan kepercayaan jangka panjang.

Dari Nikel ke Digital, Dari Bahan Baku ke Inovasi Lokal
Hilirisasi tidak berhenti pada mineral dan logam. Kita juga harus bicara hilirisasi di sektor digital, pertanian, farmasi, bahkan sektor kreatif. Bentuk kolaborasi yang bisa terus kita dorong seperti:

* Startup health-tech lokal bisa masuk dalam rantai suplai BUMN farmasi,
* Petani lokal terhubung dengan buyer industri lewat platform digital milik anak negeri,
* Produk inovasi kampus bisa dikomersialisasikan lewat skema insentif hilirisasi riset.

Itulah hilirisasi yang berkelanjutan. Dan untuk mencapainya, kita butuh kolaborasi lintas sektor.

Indonesia bukan kekurangan sumber daya. Yang kita butuhkan adalah kemauan untuk mengelola, keberanian untuk membangun, dan konsistensi untuk menjaga arah.

Hilirisasi bukan proyek jangka pendek. Ini adalah jalan panjang menuju kemandirian ekonomi. Dan saya merasa terhormat bisa berjalan di jalan itu bersama para pemimpin muda, investor progresif, dan pelaku industri yang mau tumbuh bersama bangsa.


(miq/miq)