Emma Sri Kuncari
Emma Sri Kuncari

Emma Sri Kuncari merupakan seorang staf peneliti di Pusat Riset Ekologi dan Etnobiologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (sebelumnya LIPI), sejak tahun 2005. Fokus risetnya mengenai pemanfaatan tumbuhan, herbal, estetika, botani, dan hal terkait lainnya. Emma adalah sarjana lulusan Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (1995-2000) yang kemudian melanjutkan studi di Magister Herbal Fakultas Farmasi Universitas Indonesia (2010-2013). Sebelum bergabung dengan LIPI, Emma pernah bekerja sebagai staf quality system dan quality assurance pada sebuah perusahaan makanan di Kabupaten Indragiri Hilir Riau, dengan konsumen berskala nasional maupun internasional.

Profil Selengkapnya

Meneropong Tren Aromaterapi: Dari Potensi Hingga Daya Saing

Opini - Emma Sri Kuncari, CNBC Indonesia
08 March 2023 16:10
Aroma terapi. (Dok. Emma Sri Kuncari) Foto: Ilustrasi aromaterapi. (Dokumentasi Emma Sri Kuncari)

Tren aromaterapi meningkat signifikan sejalan dengan peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan dan kebugaran secara holistik. Popularitasnya semakin melejit karena manfaatnya yang melimpah ruah dan sesuai dengan lifestyle masyarakat saat ini.

Di media sosial sering kita lihat masyarakat dengan status ekonomi kelas atas seperti artis, youtuber, influencer, dan crazy rich menggunakan aromaterapi sebagai salah satu media healing-nya. Gaya hidup berkelas ini semakin membuat citra minyak esensial terangkat. Tentu saja masyarakat kelas menengah ke bawah tak mau ketinggalan akan lifestyle satu ini.

Namun tahukah Anda akan bahan utama yang digunakan dalam aromaterapi?

Minyak Esensial untuk Aromaterapi
Minyak esensial yang juga popular dengan sebutan minyak atsiri adalah bahan utama aromaterapi merupakan salah satu metode terapi dengan menggunakan media dasar berupa bahan-bahan yang beraroma. Minyak esensial ini berupa minyak volatile (mudah menguap/mudah terbang) yang dihasilkan dari penyulingan bagian-bagian tumbuhan aromatik seperti akar, batang, kulit batang, daun, bunga, buah, atau biji.

Tujuan utama aromaterapi adalah untuk meningkatkan kesehatan fisik maupun mental seseorang. Aplikasi minyak esensial pada terapi biasanya melalui cara inhalasi (dihirup) dan dapat pula dengan massage (sebagai minyak pijat), bukan dengan cara oral (ditelan). Senyawa volatile dari minyak esensial cepat berinteraksi dengan system saraf pusat saat dihirup melalui indra penciuman.

Sedangkan saat digunakan untuk memijat, minyak esensial bekerja menembus kulit untuk kemudian masuk ke dalam aliran darah dan memberikan efek bagi tubuh dengan merangsang sirkulasi darah. Di samping menjadikan relax, menenangkan otot dan saraf, memijat juga merupakan satu metode yang paling sensual dari aplikasi minyak esensial dalam aromaterapi.

Aroma terapi. (Dok. Emma Sri Kuncari)Foto: Aromaterapi. (Dok. Emma Sri Kuncari)

Potensi Minyak Esensial
Minyak esensial memiliki banyak potensi secara ekonomi. Minyak terbang ini telah digunakan sebagai bahan baku industri untuk bahan perasa (essence), perisa (flavor) dan wewangian (fragrance). Produk olahan minyak esensial juga dipergunakan untuk bahan baku industri jamu, obat herbal terstandar, dan fitofarmaka. Sering tanpa disadari, produk akhir olahan minyak esensial kerap digunakan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.

Industri kosmetik dan parfum menggunakan minyak esensial sebagai pewangi pada produk kosmetik seperti sabun mandi, shampoo, pasta gigi, obat kumur, lotion dan bahkan pengharum ruangan dan mobil. Industri makanan menggunakannya sebagai perisa untuk menambah cita rasa, sedangkan industri farmasi menggunakan minyak volatile ini sebagai pereda nyeri, antibakteri, dan anti infeksi.

Efek yang ditimbulkan dari minyak esensial adalah mengharumkan, memberi nuansa menyegarkan dan menenangkan. Wewangian ini biasa digunakan sebagai terapi pelengkap untuk meringankan berbagai gejala penyakit seperti cemas, stress, depresi, mual, muntah, gangguan pencernaan, sakit kepala, migren, insomnia, inflamasi, serta dapat berperan meningkatkan mood dan afrodisiak (mampu membangkitkan gairah). Beberapa contoh minyak esensial ini adalah:

a. Jahe (Zingiber officinale Roscoe)

Minyak esensial jahe dikenal sebagai minyak afrodisiak tertua. Kandungan sineol dalam jahe memberi efek stimulan dapat merangsang aktivitas saraf pusat dan membangkitkan libido. Salah satu caranya adalah dengan meningkatkan suhu tubuh terlebih dahulu menjadi hangat, sehingga aliran darah ke seluruh tubuh menjadi lebih lancar termasuk sirkulasi darah pada organ seksual.

b. Lada Hitam (Piper nigrum L. )

Minyak lada hitam bersifat pedas, manis dan hangat. Aromanya menenangkan dan merangsang. Kandungan senyawa boron, calamene, carvacrol, dan piperine dapat merangsang gairah seksual dan merangsang keluarnya hormon androgen dan estrogen.

c. Pala (Myristica fragrans Houtt.)
Pala merupakan salah satu rempah paling populer dari tumbuhan asli Indonesia. Memiliki aroma harum, hangat, dan pedas. Minyak atsiri biji pala dikenal bermanfaat afrodisiak. Caranya adalah dengan merangsang saraf di otak. Dapat digunakan untuk memperbaiki sistem reproduksi, mengatasi frigid dan impotensi, sebagai tonik, mengobati depresi, kecemasan, dan meningkatkan mood.

d. Cengkeh (Syzygium aromaticum (L.) Merr. & L.M. Perry)
Cengkeh telah digunakan selama berabad-abad untuk merangsang sistem saraf yang berperan dalam gairah seksual, meningkatkan kadar testosteron, dan mencegah ejakulasi dini. Kandungan sterol dan fenol cengkeh diduga berhubungan dengan efektifitas afrodisiak.

e. Cendana (Santalum album L.)
Dikenal sebagai salah satu kayu paling wangi dan paling mahal di muka bumi. Aroma minyak atsirinya yang membumi membuat perasaan menjadi lebih tenang, nyaman, dan damai. Minyak ini dapat mengatasi frigid dan impotensi, membantu melonggarkan otot-otot yang tegang, sekaligus menurunkan tekanan darah.

f. Gaharu (Aqualaria sp. & Gyrinops spp.)

Gaharu Indonesia sangat terkenal di dunia. Merupakan kayu asli Indonesia dengan harga termahal di dunia, yang menghasilkan minyak atsiri dengan harga termahal juga di dunia. Minyak atsiri gaharu banyak digunakan dalam pengobatan tradisional sebagai antialergi, antiradang, antinyeri, antikanker, antibakteri, antioksidan, pengusir nyamuk, obat pencahar, dan afrodisiak.

g. Kayu Manis (Cinnamomum burmanni (Nees. & T.Ness) Blume)
Minyak atsiri kayu manis memiliki manfaat sebagai antiseptik, antibiotik, analgesik, dan afrodisiak yang kuat. Bertindak dapat mengurangi dan mencegah ketegangan, kecemasan, dan kehilangan memori, memurnikan darah, sehingga dapat mencegah jerawat. Minyak ini juga digunakan sebagai tonik untuk otak, merangsang sirkulasi darah sehingga dapat memperkuat aktivitas otak.

h. Melati (Jasminum sambac (L.) Aiton)
Aroma bunga melati dianggap sebagai "parfum cinta", yang bersifat afrodisiak kuat. Minyak bunga melati beraroma tajam namun membuat nyaman. Minyak ini mampu merangsang sistem saraf simpatik, menyeimbangkan hormon, mengurangi depresi, dan dapat meningkatkan kewaspadaan. Minyak melati lebih banyak digunakan sebagai massage oil yang eksotis dan sensual.

i. Mawar (Rosa spp.)
Minyak bunga mawar memiliki sifat sebagai antidepresan, mengatasi keluhan menstruasi, dan membantu mengatasi penurunan gairah seksual. Minyak mawar merupakan salah satu minyak aromatik terbaik untuk aktivitas seksual terutama bagi wanita.

j. Kenanga (Cananga odorata (Lam.) Hook.f. Thomson)
Aroma minyak bunga kenanga yang lembut bersifat menenangkan, mampu menstabilkan emosi, gelisah, gugup, dan secara cepat dapat menyalakan gairah seksual.

i. Vanila (Vanilla planifolia Andrews)
Literatur medis kuno menyebutkan manfaat vanila sebagai afrodisiak dan pengobat demam. Aroma manis yang lembut dan ramah dari vanila memiliki efek euforia yang mampu menciptakan suasana sensual. Vanila juga mampu meningkatkan kadar katekolamin (termasuk epinefrin, yang lebih dikenal sebagai adrenalin), yang menimbulkan efek ketagihan.

Harapan akan Minyak Esensial
Nusantara yang kita cintai ini, mempunyai potensi akan ketersediaan bahan baku minyak esensial yang melimpah. Bahkan menjadi rumah bagi sekitar 40 jenis tumbuhan aromatik penghasil minyak atsiri, dari 99 jenis tumbuhan aromatik di dunia.

Hal ini merupakan potensi bagi peningkatan nilai tambah ekonomi, baik melalui penyediaan bahan baku tumbuhan aromatik itu sendiri, pemanenan, industri pengolahan, maupun pemasaran baik untuk konsumsi dalam negeri maupun luar negeri.

Pemerintah memiliki tanggung jawab untuk terus mendorong pengembangan sektor industri minyak esensial ini dari hulu sampai hilir agar bisa lebih berdaya saing dan terintegrasi. Di sektor hulu ada perkebunan dengan ratusan ribu petani atsiri yang menjadi pemasok bahan baku industri.

Sedangkan pada sektor hilir, terdapat pemain besar global yang mengoperasikan pabrik olahan minyak atsiri. Harapannya akan tercipta ekonomi yang harmonis dan dapat membangkitkan perekonomian rakyat melalui program kemitraan.

Upaya pengembangan minyak esensial agar bisa lebih berdaya saing antara lain dapat dilakukan melalui kegiatan kolaborasi riset dan inovasi, pengembangan formulasi produk, serta teknologi terkini dalam produksi, yang dapat mengikuti dinamika trend konsumen global. Selain juga perlu dukungan SDM yang kompeten dan marketing yang handal. Upaya ini harus pula diikuti dengan kepedulian terhadap lingkungan untuk proses yang berkelanjutan, yang mendukung konsep ekonomi sirkular.

Bagaimanapun juga aroma nusantara berhak mendapatkan kesempatan pertama dan utama untuk terus dikembangkan di negeri Indonesia tercinta ini. Masyarakat harus terus menerus dicerahkan wawasannya untuk tetap semangat melestarikan keanekaragaman hayati dan pengetahuan lokal ini.

Semoga tak hanya kita, nantinya anak cucu kita juga dapat menikmati anugerah Tuhan akan alam Indonesia ini.

(miq/miq)
Opini Terpopuler
    spinner loading
Artikel Terkait
Opinion Makers
    z
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading