Big Stories 2025

Pemerintah Sulap Sampah Jadi Energi

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
Selasa, 30/12/2025 14:00 WIB
Foto: Petugas Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta menggunakan alat berat saat membersihkan sampah di Saringan Sampah TB Simatupang (SSTBS), Jakarta, Senin (3/3/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah resmi melakukan transformasi besar-besaran dalam pengelolaan sampah nasional. Di bawah arahan Presiden RI Prabowo Subianto, sampah yang selama ini menjadi sumber masalah lingkungan diubah menjadi sumber energi listrik melalui Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di berbagai kota besar.

Langkah strategis ini ditandai dengan diterbitkannya Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2025 tentang Penanganan Sampah Perkotaan Melalui Pengolahan Sampah Menjadi Energi Baru Terbarukan Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan. Aturan tersebut menjadi landasan hukum baru bagi percepatan proyek waste to energy di Indonesia.

Berita mengenai waste to energy ini menjadi salah satu yang banyak dibaca pada tahun 2025 ini. Dan masuk ke dalam "Big Stories 2025" CNBC Indonesia. Simak ulasan lengkapnya..


Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa terbitnya Perpres tersebut merupakan arahan dari Presiden Prabowo. Dalam skema ini, proyek PLTSa diprioritaskan dikelola oleh Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara).

"Waste to Energy, Perpres sudah keluar dan kami siap untuk melakukan proses selanjutnya. Itu nanti diprioritaskan untuk dikelola oleh Danantara," kata Bahlil di sela acara HIPMI-Danantara Business Forum 2025, di Jakarta, Minggu (28/12/2025).

Kementerian ESDM sendiri nantinya akan memproses semua perizinan terkait proyek PLTSa, termasuk perihal harga yang akan berlaku. Namun, pengelolaannya nanti akan tetap melalui Danantara.

"Nanti semua perizinan, termasuk Keputusan Menteri terkait dengan harga itu juga nanti di ESDM. Tetapi diprioritaskan untuk dikelola oleh Danantara," imbuhnya.

Eropa, Jepang & China Adu Kuat Teknologi Sampah Jadi Listrik RI

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung menyampaikan bahwa proyek pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa) banyak dilirik oleh sejumlah investor dari sejumlah negara.

Menurut dia, pihaknya bersama Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara saat ini tengah melakukan identifikasi mitra teknologi untuk memastikan proyek tersebut berjalan efisien. Setidaknya ada tiga negara yang tertarik untuk terlibat dalam proyek PLTSa ini.

"Untuk mitra teknologi PLTSa, kita kan juga sudah melakukan identifikasi. Jadi untuk identifikasi yang kita lakukan, ini berdasarkan vendor teknologi. Ini ada dari Jepang, itu ada dari Eropa, dan juga dari China," kata Yuliot ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jumat (7/11/2025).

Yuliot menjelaskan pemilihan mitra akan mempertimbangkan teknologi yang mampu menghasilkan energi paling efisien. Selain itu, memiliki mekanisme kerja sama yang memungkinkan listrik dari PLTSa diserap oleh PLN sebagai offtaker.

"Jadi kalau untuk vendor teknologi nanti mana yang bisa menghasilkan energi yang lebih efisien dari PLTSA. Dan juga nanti bagaimana ini proses untuk PLTSA ini juga bisa diambil offtakernya oleh PLN," ujarnya.

Lebih lanjut, Yuliot mengatakan bahwa implementasi dari Waste to Energy sudah cukup banyak dilakukan di berbagai negara. Beberapa diantaranya seperti Jepang dan China yang sudah melaksanakan pengelolaan PLTSa.

"Dan juga kita melihat dari sisi ekosistem teknologinya sendiri, bagaimana juga bisa transfer teknologi dilakukan oleh badan usaha ke perusahaan-perusahaan mitra di Indonesia, termasuk Danantara," katanya.

Sebelumnya, BPI Danantara menyebut antusiasme investor pada proyek pengelolaan sampah kota menjadi energi atau waste to energy cukup besar.

Chief Investment Officer Danantara Pandu Sjahrir mengatakan, ada lebih dari 100 perusahaan dari dalam negeri maupun asing, yang tergabung dalam 70 konsorsium menyatakan minat terhadap proyek waste to energy.

"Kita sudah mulai prosesnya dari dua minggu lalu. Ya alhamdulillah bagus sekali," ujarnya di Hotel JS Luwansa Jakarta, Kamis (15/10/2025).

Pandu optimistis pada masa depan proyek ini karena Peraturan Presiden yang memayungi program energi bersih itu sudah terbit. Langkah selanjutnya yaitu memilih pemain-pemain yang memiliki kapasitas dan kapabilitas yang tepat untuk sektor ini.

33 Kota di Seluruh RI

Proyek mengubah sampah menjadi energi atau waste to energy ini diperkirakan membutuhkan investasi sebesar Rp 91 triliun. Rencananya proyek ini akan dilaksanakan di 33 kota di seluruh Indonesia.

Tahap awal akan dilakukan di 10 kota besar terlebih dahulu seperti kota Tangerang, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Bali dan Makassar.

Proyek Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL) memiliki daya kapasitas yang mampu mengolah sebanyak 1.000 ton sampah per hari. Dalam pemilihan lokasi PSEL, akan dipertimbangkan sejumlah kriteria yang mana tidak hanya dari segi sampahnya, tapi juga dari kesediaan air, lahan, dan yang lain-lainnya.

"Ya, Insya Allah sih akhir tahun ini nanti kita sudah bisa launching," pungkasnya.

Asal tahu saja, Penanganan sampah perkotaan menjadi energi mempertimbangkan beberapa hal, termasuk kondisi timbunan sampah di Indonesia tahun 2023 yang mencapai 56,63 juta ton per tahun dengan capaian pengelolaan sampah nasional tahun 2023 hanya sebesar 39,01%. Sementara sisa sampah sebesar 60,99% hanya dikelola dengan sistem pembuangan terbuka (open dumping).

Sampah tersebut telah menimbulkan pencemaran atau kerusakan lingkungan serta gangguan kesehatan masyarakat sehingga mengakibatkan terjadinya kedaruratan sampah terutama di perkotaan.

Kedaruratan sampah dinilai perlu ditangani secara cepat khususnya pengolahan sampah dengan penggunaan teknologi ramah lingkungan.

Hasil pengolahan sampah dapat menjadi sumber energi terbarukan berupa listrik, bioenergi, bahan bakar minyak terbarukan, dan produk lainnya dengan menggunakan teknologi ramah lingkungan untuk mendukung ketahanan energi.

Hal tersebut selaras dengan pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2018 tentang Percepatan Pembangunan Instalasi Pengolah Sampah Menjadi Energi Listrik Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan yang tidak berjalan efektif.

Disclaimer: Big Stories merupakan kumpulan berita lama dari CNBC Indonesia yang telah dipublikasikan sebelumnya dan disajikan kembali karena menjadi berita terpopuler dan paling banyak diminati sepanjang tahun 2025. Informasi yang dimuat tidak selalu mencerminkan kondisi atau perkembangan terbaru. Pembaca disarankan untuk meninjau tanggal publikasi dan mencari referensi tambahan untuk mendapatkan informasi terkini

(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Prabowo Mau Olah Sampah Jadi Listrik, Modal & Teknologi Siap?