Ekonom IQI Global: Fondasi Makro RI Semakin Kokoh & Kredibel

Zahwa Madjid, CNBC Indonesia
Selasa, 30/12/2025 06:55 WIB
Foto: Kota Jakarta, Bundaran HI (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ekonomi Indonesia pada tahun ini dinilai solid karena ditopang oleh disiplin makroekonomi, konsistensi kebijakan, dan ekspansi berbasis investasi.

Hal ini diungkapkan Chief Economist IQI Global Shan Saeed dalam catatan terbarunya untuk Indonesia. Dia menilai fondasi makro Indonesia semakin kokoh dan kredibel.


"Indonesia menunjukkan kombinasi yang jarang ditemukan di pasar berkembang besar, yakni disiplin fiskal, kredibilitas kebijakan moneter, dan strategi investasi jangka panjang yang jelas. Stabilitas makro kini menjadi keunggulan kompetitif Indonesia," ujar Shan Saeed, dikutip Selasa (30/12/2025).

Penilaian tersebut, katanya, sejalan dengan pandangan lembaga internasional yang menempatkan Indonesia sebagai salah satu ekonomi emerging market besar dengan ketahanan struktural terbaik. Efisiensi investasi, transmisi kebijakan, dan kredibilitas institusi dinilai terus membaik dibandingkan negara sejenis.

Dari sisi kepemimpinan, Shan menilai Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmen untuk memperkuat fondasi makroekonomi nasional. Penekanan pada kehati-hatian fiskal, kredibilitas moneter, serta strategi investasi jangka panjang memperkuat keyakinan terhadap prospek jangka menengah.

"Fokus pada stabilitas makro, didukung peningkatan partisipasi angkatan kerja perempuan, pengembangan kualitas sumber daya manusia, serta reformasi hilirisasi strategis, memposisikan Indonesia sebagai kekuatan ekonomi penting di ASEAN. Pendidikan perempuan dipandang sebagai katalis jangka panjang yang berpotensi membentuk ulang masa depan ekonomi nasional," papar Shan.

Dalam horizon 12 hingga 18 bulan ke depan, Indonesia menonjol sebagai negara di mana stabilitas makro berdaulat telah bertransformasi menjadi keunggulan strategis.

"Komitmen terhadap stabilitas dan kemajuan nasional tidak sekadar menjadi kebijakan, melainkan visi yang secara konsisten membentuk arah kemakmuran Indonesia ke depan," katanya.

Lebih lanjut, pertumbuhan produk domestik (PDB) bruto tetap terjaga di kisaran 5,0-5,1 persen, mencerminkan daya tahan konsumsi rumah tangga, momentum sektor jasa yang kuat, serta akselerasi pembentukan modal yang kian nyata.

Permintaan domestik berperan sebagai peredam guncangan, sementara investasi khususnya di sektor hilirisasi, infrastruktur, dan manufaktur menjadi pengungkit utama pertumbuhan. Investasi infrastruktur juga menunjukkan korelasi langsung dengan pertumbuhan PDB secara makro.

Arus investasi asing langsung tetap menjadi pilar penting ekspansi ekonomi. Realisasi FDI sepanjang 2025 diperkirakan melampaui US$55 miliar dengan pertumbuhan dua digit secara tahunan, memperkuat keyakinan investor terhadap agenda transformasi struktural Indonesia.

Modal asing semakin banyak mengalir ke hilirisasi mineral, rantai pasok kendaraan listrik, logistik, serta industri berbasis data, menandai pergeseran dari pertumbuhan berbasis volume menuju nilai tambah yang lebih tinggi. Perkembangan ini menjadi titik balik penting dalam lintasan pembangunan modern Indonesia.

Dari sisi eksternal, ketahanan neraca pembayaran tetap terjaga. Nilai ekspor secara tahun berjalan telah melampaui US$200 miliar, didukung komoditas unggulan, produk manufaktur, serta penguatan integrasi perdagangan kawasan. Surplus perdagangan yang berkelanjutan menjadi bantalan penting bagi stabilitas eksternal dan menjaga Indonesia tetap atraktif di mata investor global.

Pasca pemilu, posisi fiskal Indonesia dinilai tetap kredibel oleh pasar. Defisit anggaran dijaga jauh di bawah batas 3 persen terhadap PDB, sementara rasio utang pemerintah tetap moderat dibandingkan negara berkembang lainnya.

Koherensi kebijakan moneter turut memperkuat stabilitas makro. Bank Indonesia memprioritaskan pengendalian inflasi dan stabilitas pasar keuangan, sementara nilai tukar rupiah bergerak relatif stabil dalam kisaran satu digit rendah sepanjang tahun berjalan, didukung cadangan devisa yang kuat serta koordinasi kebijakan yang erat.


(haa/haa)
Saksikan video di bawah ini:

Strategi 'Indonesia Naik Kelas' Melalui Hilirisasi dan Industrialisasi