Iran Nyatakan Perang Skala Penuh Lawan AS-Israel Cs
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Iran Masoud Pezeshkian menyebut negaranya kini berada dalam kondisi perang berskala penuh melawan Amerika Serikat, Israel, dan Eropa, sebuah konflik yang menurutnya bahkan lebih berat dibandingkan perang Iran-Irak pada dekade 1980-an.
Pezeshkian menyampaikan pernyataan tersebut dalam sebuah wawancara yang dipublikasikan di situs resmi milik Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, pada akhir pekan lalu. Pernyataan itu muncul hanya dua hari sebelum Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dijadwalkan bertemu Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Washington pada Senin (29/12/2025), dengan isu Iran diperkirakan menjadi salah satu agenda utama pembahasan.
"Kami berada dalam perang skala penuh dengan Amerika Serikat, Israel, dan Eropa; mereka tidak ingin negara kami tetap stabil," kata Pezeshkian dalam wawancara tersebut, sebagaimana dikutip The Associated Press.
Menurut Presiden Iran, tekanan dan konflik yang dihadapi negaranya saat ini jauh lebih kompleks dibandingkan perang terbuka yang terjadi antara Iran dan Irak pada 1980-1988. Ia menilai strategi Barat terhadap Iran tidak hanya bersifat militer, tetapi juga melibatkan dimensi politik, ekonomi, dan keamanan yang saling terkait.
Pezeshkian mengatakan perang yang dilancarkan Barat terhadap Iran "lebih rumit dan lebih sulit" dibandingkan konflik delapan tahun dengan Irak, perang yang kala itu menewaskan lebih dari 1 juta orang dari kedua belah pihak. Perbandingan tersebut menegaskan betapa seriusnya ancaman yang dirasakan Teheran dalam konstelasi geopolitik saat ini.
Pernyataan Presiden Iran itu juga tidak terlepas dari eskalasi militer terbaru antara Iran dan Israel yang melibatkan Amerika Serikat. Pada Juni lalu, serangan udara Israel dan AS terhadap Iran selama 12 hari menewaskan hampir 1.100 warga Iran.
Di antara korban tersebut terdapat komandan militer senior serta ilmuwan nuklir, yang disebut Teheran sebagai pukulan besar terhadap keamanan nasional negara itu.
Sebagai balasan, Iran meluncurkan rentetan serangan rudal ke wilayah Israel. Serangan tersebut menewaskan 28 orang di Israel, memperlihatkan tingkat eskalasi yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam konfrontasi langsung kedua negara.
Pertemuan antara Trump dan Netanyahu di Amerika Serikat dipandang sebagai momen penting di tengah meningkatnya ketegangan kawasan. Dengan latar belakang serangan saling balas, korban jiwa di kedua pihak, serta retorika perang yang semakin tajam dari Teheran, posisi Iran diperkirakan akan menjadi sorotan utama dalam pembicaraan kedua pemimpin tersebut.
Hingga kini, belum ada tanggapan resmi dari Washington maupun Tel Aviv atas pernyataan Pezeshkian. Namun, situasi ini menegaskan bahwa konflik Iran dengan AS dan Israel tidak lagi terbatas pada perang proksi atau tekanan diplomatik, melainkan telah berkembang menjadi konfrontasi terbuka yang berisiko memicu ketidakstabilan lebih luas di kawasan Timur Tengah.
Â
(luc/luc)[Gambas:Video CNBC]