FOTO

Penampakan Tambak Garam Raksasa Baru Milik RI, Lokasinya Tak Terduga

CNBC Indonesia/Martyasari Rizky, CNBC Indonesia
Rabu, 24/12/2025 09:15 WIB

KKP targetkan tambak garam raksasa K-SIGN di daerah ini mulai produksi Maret 2026. Progres fisik 85%, ditujukan hasilkan garam industri kemurnian 97%.

1/9 Direktur Jenderal Pengelolaan Kelautan KKP, Koswara  saat meninjau langsung lokasi Proyek Strategis Nasional (PSN) Kawasan Sentra Industri Garam Nasional (K-SIGN) di Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (23/12/2025). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan Kawasan Sentra Industri Garam Nasional (K-SIGN) di Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT) mulai memasuki tahap produksi pada Maret 2026. Target ini ditetapkan dengan mempertimbangkan berakhirnya musim hujan, sehingga proses produksi garam dapat berjalan optimal. (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)

2/9 Direktur Jenderal Pengelolaan Kelautan KKP, Koswara  saat meninjau langsung lokasi Proyek Strategis Nasional (PSN) Kawasan Sentra Industri Garam Nasional (K-SIGN) di Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (23/12/2025). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)

Direktur Jenderal Pengelolaan Kelautan KKP, Koswara menegaskan, K-SIGN dirancang sebagai fasilitas industri penghasil garam, bukan sekadar proyek pembangunan infrastruktur. (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)

3/9 Direktur Jenderal Pengelolaan Kelautan KKP, Koswara  saat meninjau langsung lokasi Proyek Strategis Nasional (PSN) Kawasan Sentra Industri Garam Nasional (K-SIGN) di Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (23/12/2025). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)

"Jadi, K-SIGN ini kan fasilitas produksi gitu ya. Jadi kita membangun bukan membuat infrastruktur saja, tapi membuat fasilitas industri yang nanti menghasilkan garam," kata Koswara kepada wartawan di Kantor Direksi KEET Kawasan Sentra Industri Garam Nasional (K-SIGN), Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (23/12/2025). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)

4/9 Direktur Jenderal Pengelolaan Kelautan KKP, Koswara  saat meninjau langsung lokasi Proyek Strategis Nasional (PSN) Kawasan Sentra Industri Garam Nasional (K-SIGN) di Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (23/12/2025). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)

Ia menjelaskan, dari sisi konstruksi fisik, progres pembangunan saat ini sudah melampaui 85%. Namun jika dilihat dari kesiapan fasilitas industri, yakni tahapan yang sudah menunjang proses produksi, progresnya baru mencapai 62%. (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)

5/9 Direktur Jenderal Pengelolaan Kelautan KKP, Koswara  saat meninjau langsung lokasi Proyek Strategis Nasional (PSN) Kawasan Sentra Industri Garam Nasional (K-SIGN) di Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (23/12/2025). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)

Menurut Koswara, progres industri dihitung dari kesiapan kolam yang sudah benar-benar bisa digunakan untuk produksi. Misalnya, dasar kolam yang telah padat dan tidak lagi menyerap air sehingga mampu meningkatkan salinitas ketika dialiri air laut. (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)

6/9 Direktur Jenderal Pengelolaan Kelautan KKP, Koswara  saat meninjau langsung lokasi Proyek Strategis Nasional (PSN) Kawasan Sentra Industri Garam Nasional (K-SIGN) di Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (23/12/2025). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)

Produksi Dimulai Maret, Koswara memastikan target awal produksi di Maret 2026 masih sesuai rencana. Namun, produksi yang dimaksud bukan berarti garam langsung bisa dipanen pada bulan tersebut. Ia menjelaskan, meski fasilitas selesai lebih cepat, produksi tetap belum bisa dilakukan jika masih memasuki musim hujan. (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)

7/9 Direktur Jenderal Pengelolaan Kelautan KKP, Koswara  saat meninjau langsung lokasi Proyek Strategis Nasional (PSN) Kawasan Sentra Industri Garam Nasional (K-SIGN) di Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (23/12/2025). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)

Proses produksi dimulai dengan pengairan kolam menggunakan air laut. Dari tahap awal hingga terbentuk kristal garam membutuhkan waktu sekitar 60 hari. Setelah siklus pertama selesai, panen berikutnya dapat dilakukan secara berkelanjutan tanpa harus menunggu waktu yang sama. (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)

8/9 Direktur Jenderal Pengelolaan Kelautan KKP, Koswara  saat meninjau langsung lokasi Proyek Strategis Nasional (PSN) Kawasan Sentra Industri Garam Nasional (K-SIGN) di Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (23/12/2025). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)

Ia menegaskan sistem produksi dirancang berlangsung terus-menerus selama musim panas. Lebih lanjut, KKP menargetkan garam yang dihasilkan dari K-SIGN langsung memenuhi standar garam industri dengan tingkat kemurnian tinggi. (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)

9/9 Direktur Jenderal Pengelolaan Kelautan KKP, Koswara  saat meninjau langsung lokasi Proyek Strategis Nasional (PSN) Kawasan Sentra Industri Garam Nasional (K-SIGN) di Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (23/12/2025). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)

"Garam industri. Kita target standarnya, kita jadi garam industri. Garam industri artinya, si NACL-nya itu murni. Kemurniannya 97%," tegasnya. (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)